Semakin ia mendekat semakin tirai tersebut menghadang kedatangannya. Tak ada respon dari bayangan yang begitu mencekam dirinya.
"K—kau?!"
Ia terperangah, napasnya tercekat di tenggorokan saat pandangannya tertuju pada sosok di hadapannya. Sesosok makhluk halus yang begitu cantik, wajahnya pucat bak porselen, tetapi gaunnya kusam dan penuh serpihan darah kering. Rambut panjangnya tergerai, bergerak pelan seiring angin yang entah dari mana datangnya.
Namun, yang paling mengerikan adalah satu tangannya yang hilang, menyisakan kehampaan yang seolah menyerap cahaya di sekitarnya. Ia ingin berbicara, ingin bertanya, tetapi kata-kata menguap di ujung lidahnya. Apakah ini nyata? Apakah yang ia lihat benar-benar ada, atau hanya permainan pikirannya semata? Jika itu hantu, mengapa wajahnya begitu rupawan, begitu memesona hingga sulit baginya untuk mengalihkan pandangan?
Ia tak salah, hantu itu begitu nyata di hadapannya.
Hingga ia tak tahu harus berbuat apa, seketika pandangannya mulai kabur dan menghitam seperti diselimuti oleh malam yang panjang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eungh?!"
Rasanya dadanya begitu sesak, apa yang baru saja terjadi? Tunggu? Ini sudah sore?
Ia bangun dengan kepala yang berat rasanya, begitu sakit jika ia melihat kejadian tadi siang yang begitu mencekam.
"Tunggu?"
"AHHHH?!"
Dirinya terpental begitu saja hendak menutup mukanya dengan selimut, ia melihat sekitar kamarnya yang begitu rapi dan sebagian sticky notesnya yang sudah kembali rapi menempel di jendelanya.
"Hai!"
"S—siapa kau?!"
"Aku harap kau tidak takut melihat tampangku yang mengerikan seperti ini."
"A—apa maksudmu?"
"Aku... Daisy. Aku datang hanya untuk mencari tanganku."
"Jadi—?!"
"Ya."
Chio tak percaya apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini nyata. Ia menampar pipinya hingga ia sendiri yang merasa kesakitan. Apa maksud dari semuanya? Apakah memang ia memiliki indera ke enam? Dari mananya? Sejak kecil ia tak bisa melihat hal-hal yang tergolong mistis. Apa dia sedang mengalami dimensia? Gangguan jiwa? Atau bahkan halusinasi?
Sungguh perasaan yang aneh muncul dalam dirinya, ia memandangi hantu kecil tersebut dengan seksama, setiap inci wajah yang negitu nyaris sempurna. Hanya hantu tersebut yang ia akui adalah sosok rupawan yang begitu indah datang dalam pandangannya.
Hantu tersebut menatapnya juga, ia tersenyum tipis.
"Aku tak seharusnya bisa melihatmu nona hantu."
Lagi dan lagi senyuman cantik nan tipis itu menatap Chio yang sedang kebingungan. Chio juga tak merasakan adanya ketakutan dalam dirinya saat ini.
"Aku akan selalu disini hingga bagian tubuhku lengkap.
Dan... aku datang memilihmu untuk membantuku."
"Aku?!"
"Iya."
"Kenapa harus aku?"
"Entah."
Chio terkejut, ketika hantu itu memegang tangannya, rasanya nyata, ia seperti manusia biasa. Akan tetapi suhu yang aneh, tak sama seperti manusia biasanya. Hingga aroma anyir darah dan jasmine yang menyengat.
"Apa maksud dari semua ini?"
"Aku tak mengerti, mungkin saja Tuhan mengirimku kembali ke bumi hanya untuk mencari bagian tubuhku yang hilang."
"Apa?!"
"Perlahan kau akan mengerti hal itu."
Hantu itu berjalan menuju sofa kecil dan merebahkan tubuhnya disana. Chio hanya menatap hal tersebut masih dengan tak percaya apakah ini nyata.
"Apa-apaan semua ini?!"
"Tidurlah, aku tak akan mengganggumu Tuan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָGenre: Horror Romance
ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָPlaylist:
𝄞 Those Eyes - New Weast
𓂃 ࣪˖ ִֶָCW:
• Fiction! • Suicide • Kinda harsh word • 100% pure my own idea!
D's Note: 大家好! selamat datang di buku pertamaku! hope u like it, jika kalian merasa nyaman dan tertarik sama buku ini jangan lupa Follow, Vote, dan Komen. Terimakasih>< (+) Semoga Chio ikut debut, kalo ga debut aku stress nih