1. 404 ERROR: MATCH NOT FOUND

En başından başla
                                        

Bukan soal cinta.

Bukan soal kesepian.

Tapi soal... data.

Seharusnya, kalau ibunya benar-kalau memang ada seseorang di luar sana yang cocok untuknya-secara statistik, dia pasti bisa menemukannya, bukan?

Dengan cepat, ia membuka Play Store dan mengetik: aplikasi kencan terbaik 2025.

Hasilnya?

Ratusan aplikasi dengan berbagai janji.

"AI kami menjamin kecocokan 99%!"
"Swipe. Match. Jatuh cinta!"
"Ditemukan jodohmu dalam 7 hari atau uang kembali!"

Raka menghela napas, memilih salah satu aplikasi dengan rating tertinggi, lalu mulai mengisi profilnya.

Nama: Raka Rahardian.
Usia: 32 tahun.
Pekerjaan: Programmer AI.
Foto? Ia memilih satu dari galeri-foto lama, mungkin tiga tahun lalu, saat ia menghadiri konferensi teknologi.
Bio? Kosong.

Setelah selesai, ia menekan tombol Cari Kecocokan.

Layar ponselnya menampilkan animasi loading. Lima detik. Sepuluh detik. Lalu muncul pesan:

"ERROR: MATCH NOT FOUND."

Raka mengernyit. Ia mencoba aplikasi lain, mengisi data yang sama, lalu menekan tombol cari.

Hasilnya sama.

Aplikasi ketiga, keempat, kelima-tidak ada perubahan.

Sekarang, bukan hanya pesan ibunya yang mengganggunya. Ini sudah menyentuh ranah profesionalnya sebagai programmer.

Seharusnya, meski dengan data minimal, sistem tetap bisa memberikan hasil. Bahkan jika hasilnya buruk, tetap saja harus ada sesuatu.

Bukan... nihil.

Ia mengubah beberapa preferensi-usia lebih lebar, jarak lebih jauh, bahkan kriteria kepribadian yang lebih fleksibel.

Tapi hasilnya tetap sama.

"Ini tidak masuk akal..." gumamnya.

Terakhir, ia mencoba satu aplikasi yang mengklaim menggunakan AI revolusioner yang mampu membaca kompatibilitas emosional secara mendalam.

Loading...

Lebih lama kali ini.

Lalu muncul sesuatu di layar. Bukan pesan error, bukan juga daftar pasangan potensial.

Hanya satu baris kalimat:

"Anda belum siap."

Raka menatap layar ponselnya lama.

Ada sesuatu yang terasa... salah.

Bukan karena ia percaya pada algoritma cinta, tapi karena secara logis, sistem ini seharusnya tidak berfungsi seperti ini.

Atau mungkin... sistem ini tahu sesuatu yang tidak ia tahu?

Tidak mungkin. Ini hanya program. Tidak ada yang lebih akurat daripada realitas.

Dengan cepat, ia menutup aplikasi itu dan melemparkan ponsel ke meja.

Seharusnya dia tidak peduli. Seharusnya ini hanya percobaan iseng.

Tapi tetap saja... kenapa semua aplikasi ini memberikan jawaban yang sama?

Pagi itu, setelah sarapan seadanya dengan roti tawar dan kopi instan, Raka memutuskan untuk keluar.

Bukan untuk bersosialisasi-itu bukan kebiasaannya. Tapi pesan aneh dari aplikasi kencan semalam masih mengganggunya.

Ia butuh jawaban.

Soulmatesync: Married by AlgorithmHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin