Prolog Reader

3.9K 295 0
                                        

Prolognya saya tulis secara dramatis dulu ya :v

Kegelapan adalah sesuatu yang biasa bagi mereka yang memiliki penglihatan. Ia datang saat malam tiba, dan pergi ketika fajar menyingsing. Namun, bagi sebagian orang, kegelapan bukanlah sekadar tamu yang singgah—melainkan teman abadi yang tidak pernah pergi.

Buta. Satu kata yang terdengar sederhana, tetapi menyimpan begitu banyak ketakutan. Bagi mereka yang terlahir dalam cahaya, kehilangan penglihatan bagaikan dicabut dari dunia yang penuh warna dan dilemparkan ke dalam kehampaan. Tidak ada bentuk, tidak ada bayangan, hanya kekosongan pekat yang menelan segalanya. Dunia ini bukan lagi tempat yang bisa dijelajahi dengan mata, melainkan harus dirasakan, didengar, dan disentuh dengan kehati-hatian yang luar biasa.

Namun, apakah kegelapan berarti akhir dari segalanya?

Tidak.

Keterbatasan ini memang menakutkan, tetapi bukan alasan untuk menyerah. Saat satu indera direnggut, yang lain menjadi lebih tajam. Pendengaran menangkap bisikan angin, penciuman mengenali aroma yang tak pernah diperhatikan sebelumnya, dan jemari menjadi mata yang membaca dunia lewat sentuhan. Dunia tetap ada, hanya dalam bentuk yang berbeda.

Mereka yang terkurung dalam kegelapan mungkin kehilangan cahaya, tetapi bukan kehilangan tujuan. Sebab cahaya sejati tidak selalu datang dari mata—kadang ia bersinar dalam keberanian untuk melangkah, meskipun tanpa melihat.

WEE!!! x Blind ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang