Sepulang dari kantor, Jaemin langsung memasuki kamarnya.
Duduk di kursi meja privatnya, dengan punggung yang bersandar nyaman, dan sepasang mata yang menatap langit langit kamar.
Seketika, bayang bayang itu kembali muncul. Membuat Jaemin merasa heran dengan dirinya.
Kok bisa?
Kok bisa dirinya ini selalu memikirkan renjun.
Oh no, Jaemin malu.
Ini kali pertamanya dia memikirkan seseorang sampai selarut ini.
Jika boleh mengaku, Jaemin memang mulai menaruh perasaan pada renjun.
Sejak pertama kali dirinya berjumpa renjun, kala di dapur itu, atensi Jaemin mulai tertuju padanya. Lucu saja, kok bisa-bisanya ada makhluk mungil manis di mansionnya ini. Dia berlagak ingin menjadi Asisten Rumah Tangga disini, dengan semangat yang menggebu, dia mengenalkan diri dengan penuh keantusiasan, seakan lupa jika beberapa menit yang lalu, dia sempat merengek mengeluh ingin pulang dengan air mata yang bercucuran.
Jika mengingat itu, tawa kecil Jaemin terdengar kembali. Kok bisa ya, satu memori kecil itu saja bisa membuat dirinya tiba-tiba terbawa suasana.
Jaemin memejamkan matanya, dengan senyuman yang terulas di kedua sudut bibirnya.
Wajah itu, tubuh mungil itu, senyum manis itu, tingkah konyol itu, dan semua yang ada di sosok manis itu.. Jaemin suka.
Renjun itu.. Akhir akhir ini mampu membuat jantungnya berdebar saat berada di dekatnya. Membuat hatinya menghangat, juga membuat sesuatu yang ada di dalam dirinya merasa sensasi aneh.
Mungkin.. ini kali ya, yang namanya jatuh cinta.
Tapi.. entahlah, Jaemin belum sepenuhnya memastikan.
Tapi.. yang jelas, saat pertama kali melihatnya, ia memiliki ketertarikan pada renjun.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, membuat Jaemin refleks membuka matanya. Posisinya yang masih setengah tiduran di kursi privatnya itu pun menjadi menegak.
Jaemin menoleh pada pintu yang terbuka lebar menampakkan seseorang yang akan menghampirinya.
Doyoung, dia dengan pakaian modis nya juga dengan tas branded di tangan kirinya tak lupa dengan kaca mata yang masih bertengger apik di hidung mancungnya, langsung tergerak menutup pintu saat mendapati anak bungsunya sudah berada di dalam kamar.
Setelahnya Doyoung berjalan anggun menghampiri anaknya. Eh tidak, dia kembali berjalan untuk mendaratkan pantat kebasnya di ranjang besar Jaemin.
Doyoung mendesah lega. Ouhh.. Cukup lelah juga ya, bertemu teman teman sosialitanya. Meski ini sering dia lakukan, tapi tetap saja, ini sangat sangat menguras energi.
Jaemin hanya membiarkan Mommy nya itu beristirahat sejenak.
Sampai beberapa menit kemudian, Jaemin dibuat terkejut saat Mommy itu memekik kencang.
"Jaemin~ anak tampannya Mommy~!! Sini sayang, sini duduk sama Mommy!"
Jaemin menoleh ke belakang. Alisnya terangkat satu. Masih heran saja sih dengan orang yang menjadi ibunya itu. Datang tadi lemah letih lesu, tapi sekarang, wajahnya sudah berbinar saja. Memang aneh.
Dengan kedua sudut bibirnya yang masih terangkat tinggi, Doyoung menepuk-nepuk tempat di sebelah dirinya. Mengisyaratkan Jaemin agar menurut duduk disampingnya.
Sampai Jaemin sudah duduk di sampingnya, Doyoung pun menaik turunkan alisnya.
Oh, ayolah.. Ini saat yang ia tunggu tunggu.
YOU ARE READING
My Tuan Muda [Jaemren]
RomanceAkibat Sang Mama yang menuntutnya untuk segera mempunyai Suami, Renjun berniat kabur dari rumah, merantau ke Kota besar untuk mencari ketenangan. Tanpa diduga, disaat misinya yang ingin mencari tempat bekerja, Renjun justru bertemu Tuan Muda Tampan...
![My Tuan Muda [Jaemren]](https://img.wattpad.com/cover/388393044-64-k154755.jpg)