#2

6.6K 228 5
                                    

Keesokannya Rick menemui Jack di ruangannya, mereka kembali berdiskusi tentang rencana selanjutnya.

"Jangan pernah ke diskotik lagi, begitu bangun tidur kepalaku sangat pusing. Aku lupa mengatakan padamu kalau aku tak pernah minum," ujar Jack dengan kedua tangan terlipat di meja.

Rick mengangkat bahunya, "Ya, aku juga kapok mengajakmu ke sana. Kau sangat merepotkan, ganas, dan bertingkah saat mabuk. Kau nyaris memperkosaku tadi malam."

Jack menatap Rick dengan sorot memperingati, "Selama di lingkungan sekolah, kau harus memanggilku Bapak." Lalu Jack teringat perkataan Rick yang terakhir. "Memperkosa??"

"Ya, kalau Bapak tidak kuhentikan, pasti semalam kita sudah bercinta di lantai dansa." Rick mengucapkannya dengan enteng.

"Oh Tuhan, maafkan aku, Rick. Aku berjanji tak akan melakukannya lagi," sumpah Jack dengan sungkan.

"Ya sudahlah, tidak masalah. Nanti sore jam lima kita ketemuan di taman ya, kita akan mencari cewek baik. Aku tahu Bapak sudah mendepak Vina."

Rick kemudian mengangkat tangan sekilas dan melangkah pergi.

***

Sore harinya di taman

"Aloha, Jack." Rick kembali menyapa Jack yang duduk di atas batu besar dengan pukulan keras. Ia tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.

Jack terjatuh dari tempat duduknya dan mendelik ke arah Rick. "Rick, apa kau harus menyapa dengan cara seperti itu? Kau sangat kurang ajar, padahal aku gurumu!" cecar Jack dengan berkacak pinggang.

Rick tiba-tiba menyodorkan sebungkus kue cokelat, Jack menerimanya sambil tersenyum mengejek. "Kau tahu aku bukan gadis-gadis yang kau ajak kencan dan menyukai cokelat."

Dengan gemas Rick menyambar cokelat tersebut, tetapi cengkeraman Jack sangat kuat menahan kue tersebut. "Kalau nggak mau, kembalikan padaku."

Jack tersenyum minta maaf dan segera memakan kue pemberian muridnya.

Selera Rick yang sangat tinggi membuat mereka harus menunggu lama, sampai-sampai hujan deras turun dan membasahi mereka berdua. "Ayo ke rumahku," ajak Jack.

Rick hanya menurut dan menyetir mobil menuju rumah Jack.

Mereka berdua selesai mandi dan mengeringkan badan, Jack menatap tubuh atas Rick yang telanjang. Dengan cepat ia mengambil handuk dan mengeringkan rambut muridnya, mereka pun duduk di ranjang berhadap-hadapan.

Meski rambut Rick masih agak basah, Jack berhenti mengelapinya. Suasana malam hari yang romantis mulai memengaruhinya, ia menyentuh pipi, bibir, leher, dan beberapa bagian atas tubuh Rick. Cowok maskulin itu hanya bergelenyar di bawah sentuhannya, membuatnya merasa gemas.

Akhirnya Jack kembali mencium bibir Rick, kali ini ia menciumnya dengan lembut dan sarat akan perasaan. Rick membalas ciumannya dan malam itu tak terasa telah habis...

Rick terbangun dalam dekapan Jack. Posisinya sekarang bagai suami-isteri yang baru saja bercinta, dengan kepala Rick bersandar di dada Jack, lalu tangan Jack yang melingkari punggungnya, belum lagi mereka hanya mengenakan sehelai handuk untuk menutupi pinggul hingga tubuh bagian bawah.

"Pagi," sapa Jack sembari mengecup puncak kepala Rick.

Baru kali ini Rick tak merasa bersalah karena kedapatan bergelung di tubuh kekar seorang pria. "Pagi, Jack."

"Sejujurnya tadi malam sangat luar biasa, kan?" tanya Jack dengan gembira.

"Mungkin, karena menurutku kau sangat hangat bahkan jauh lebih hangat dari tubuh wanita manapun."

Jack tergelak, "Aku jadi penasaran sudah berapa kali kau tidur dengan wanita."

Rick langsung menyahut, "Aku tak menghitungnya, tapi untuk pria hanya satu kali, denganmu, itupun tanpa percintaan."

Jack sangat senang dengan kenyataan itu, "Bagus. Ayo, kau harus bersiap-siap untuk sekolah."

Rick bangun dari tempat tidur dan handuknya langsung terlepas jatuh, dengan cepat ia menariknya lagi. "Apa kau yang melepas handukku semalam??!"

Jack hanya tergelak tanpa menjawab, Rick langsung menyimpulkan bahwa jawabannya "Iya!"

***

Ketika Rick pulang ke rumah untuk mandi, ganti seragam dan meringkas buku-bukunya, ibunya mengomel-omel.

"Ke mana saja kamu tadi malam? Kenapa tidak pulang?"

"Tadi malam Rick nginap di rumah teman, saking tugasnya belum selesai terus ketiduran." Rick menjawab dengan santai.

"Lain kali jangan diulangi, Mama sampai bingung mencarimu, pakai HP dinon-aktifkan segala."

Rick lekas menyela gerutuan ibunya, "Iya, Ma. Rick nggak akan mengulangi lagi. Dagh Ma." Dengan lekas ia mencium pipi ibunya dan pergi.

***

Makin hari mereka makin dekat, perasaan Rick perlahan-lahan tumbuh. Namun di hati kecilnya ia merasa tak tenang, ia merasa hina. Bisa-bisanya ia mencintai sesama pria. Sebelum terlambat dan ia telanjur jatuh cinta pada Jack, ia harus menjauhi pria muda itu.

"Jack," sapanya ketika ia memasuki ruangan tempat Jack berada.

Jack yang tengah mengetik di laptopnya langsung menatapnya, "Ada apa, Rick? Ngomong-ngomong panggil aku Bapak, kita masih berada di lingkungan sekolah."

"Umm, maaf Pak. Saya kebiasaan memanggil nama Bapak langsung soalnya," balasnya sambil meringis.

Jack menutup laptopnya dan tersenyum ramah, "Ayo duduk, Rick. Sebenarnya aku sangat senang kau datang."

Rick hanya meringis, ia nampak kesakitan.

Gurunya itu tak sadar bahwa Rick mulai bertingkah aneh, muridnya mulai gelisah. Dan Jack malah mengeluarkan sebuah kotak yang elegan, pasti isinya jauh lebih mahal. Lalu Jack membukanya dan sebuah arloji keperakan telah tersimpan dengan rapi di sana.

"Ketika melihat jam tangan ini aku teringat padamu, makanya aku membelikan ini untukmu. Daripada aku memberikan cincin, itu pasti akan sangat konyol." Jack bercerita dengan mata menerawang dan bahagia.

Rick akan menjadi orang paling kejam saat ini apabila ia membuat Jack patah hati, dan sayangnya ia harus melakukannya. Maka Rick hanya menarik napas dengan berat, "Pak, harusnya Bapak nggak perlu melakukan ini."

"Nggak apa, ini adalah bukti kalau aku serius denganmu."

Lalu Jack mengambil arloji tersebut dan hendak menyematkannya ke tangan Rick. Tanpa sengaja Rick menolaknya, membuat Jack langsung memandangnya aneh.

"Kau nggak suka modelnya?" tanya Jack heran.

"Bukan! Jam itu sangat bagus, sungguh. Tapi aku nggak bisa menerimanya."

"Kenapa..." Pertanyaan Jack menggantung karena Rick langsung menghambur keluar ruangan.

==================================================================================

Maafkan karena aku update nya sangat lama... ><

Akhir-akhir ini moodku hilang dan sering kesel sendiri karena berbagai hal. hehe.

Semoga kalian suka ya dan cukup menginspirasi.

Tinggalkan jejak di cerita ini dengan cara memberi vote ya... :D

Kalau mau meninggalkan komentar juga boleh. ;D

Trim's... :')

With love,

EmmaLini.

Chosen by LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang