"Kau?" ia mengagguk dengan semangat.

"bagaimana kalau begini. Jika aku berhasil masuk didaftar 100 besar teratas, aku akan mengembalikan fotonya."pintanya.

Hah yang benar saja. "Aku tidak yakin."

"Kenapa?"

"Kau harus tahu mana yang bisa kau lakukan dan tidak bisa kau lakukan. Philip Chesterfield."

"Field? Kau bilang apa?"

"Artinya sia-sia untuk menantang hal yang mustahil. Mustahil membuat cewek bodoh sepertimu mendapatkan pringkat di daftar 100 teratas."

"kalau begitu akan aku tunjukkan foto ini." Ancamnya.

Ugh..."Tunggu!"

Foto itu adalah satu-satunya aib yang membuatku berubah menjadi seperti ini. Mama sangat teropsesi memiliki anak perempuan. Sejak kecil mama mendandaniku seperti anak cewek. Awalnya aku merasa senang-sanang saja karena banyak yang memujiku cantik dan lucu. Tapi sejak masuk SD aku sadar bahwa itu adalah hal paling memalukan untuk anak laki-laki. Semua teman-temanku menertawakanku. Aku merubah diriku dengan menutup diri. Aku ingin dipandang sebagai laki-laki sejati, dan aku tidak ingin foto itu membuat usahaku selama ini, mejaga imageku dengan sangat baik hancur begitu saja.

"Baiklah..." aku menyerah. "Mulai hari ini aku akan membantumu sampai seminggu penuh."

"Baiklah." Katanya tertawa senang.

"Tapi aku tidak akan berbelas kasih, kau mengerti? Orang-orang di daftar teratas biasanya dari kelas a-b. kau tahu betapa sulitnya menempatkan anak dari kelas f kesana kan?"

Ia mengangguk penuh keyakinan. "Baiklah, sampai jumpa nanti malam." Pamitku malas sambil berlalu pergi.

***

Malam ini aku akan mengajari Kotoko belajar. semua Nampak terkejut ketika aku minta dua cemilan untuk kami nanti. Yuuki juga protes karena aku jarang mengajarinya. Kalau saja aku bisa bilang kalau aku sangat terpaksa dan semua gara-gara mama yang memberikan foto memalukan itu padannya. Tapi aku tidak akan bersikap baik.

Ketika menuju kamarnya lagi-lagi ia berskap konyol. Dia tidak segera masuk. Masa aku nyelonong masuk begitu saja. Ini kan kamarnya, bodoh. Kemudian ia merentangkan tangannya dan menunjukkan semua buku yang sudah ia siapkan diatas meja. Dia benar-benar cewek bodoh yang aneh.

"Kita mau mulai dari mana? Kau mau belajar yang mana dulu?"

"Kalau matematika?"

"Baiklah, ayo kita mulai."

Segera ia mencari buku matematikanya ditumpukan buku yang ia siapkan sendiri. Bodohnya, bukankah ia yang menatanya dan menyiapkannya. Ia tampak kebingungan mencari buku matematikanya. Aku sekali lihat saja bisa menemukannya. Ah... merepotkan.

"Bab apa saja yang akan di teskan?"

"Bab apa? Kan pelajarannya sama denganmu."

"Aku tidak tahu."

"Babnya... ah ini dia. pelajarannya sampai halaman 40."

Aku membuka buku matematikanya dan menelitinyya sebentar. Ternyata pelajaranku baru sampai bab ini. Cukup mudah. "Begitu ya?Nah kita pelajari..." dengan segera ia menyodorkan pensilnya. Aku menatap aneh pensil bersarungkan boneka miliknya. Sudalah...

Aku mulai memberi tanda pada materi dibukunya.

"Dari mana kau tahu?" tanyanya tiba-tiba.

"Ini point yang penting."

ITAZURA NA KISS : LOVE IN TOKYO (IRIE NAOKI)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum