Meet Up

15K 376 4
                                    

Bayangkan saja gambar diatas itu sosok Harry Simpshon

*
*
*

#Harry

Aku menghentakkan tanganku di atas meja kerja ku. Cukup keras. Yeah, aku sangat kesal hari ini. Berkas-berkas penting perusahaan ini hilang dan pegawai ku harus membuat ulang berkas yang hilang itu.

"Lalu siapa yang akan menjadi asisten baru ku? Apa kau punya rekomendasi mark?"

"Of course sir, aku punya teman dan aku lihat dia cukup pandai dalam berbisnis seperti ini, jika boleh aku akan menghubungi nya" mark berbicara seraya membungkuk hormat.

"Alright, jika dia mau segera datangkan dia padaku, sekarang kau boleh keluar" aku kembali duduk di bangku kerja ku lalu mengacak-acak rambutku kasar. "Shit!"

Okey, biarkan aku perkenalkan diriku pada kalian daripada harus memikirkan masalah tadi. Namaku Harry Simpshon dan aku berasal dari keluarga besar Simpshon. Ayahku telah meninggal 2 tahun lalu dan aku disini tentunya bekerja menggantikan posisi ayah ku dulu. Sebagai pemilik perusahaan Properti Simpshon.

Aku putra sulung dari keluarga ku dan tentu saja hanya aku yang berhak atas tahta perusahaan ini. Aktivitas ku sehari-hari adalah having fun dan sangat player namun sampai sekarang aku tak punya pacar. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa pria setampan dan sangat tajir seperti aku masih menyandang status single.

Bisa dibilang.. aku bosan.. dengan wanita-wanita murahan yang mau ditiduri hanya karna uangku. Cih! Kenapa wanita hanya menginginkan uang!

Selain mengembangkan bisnis properti ku aku juga sering melakukan aktivitas gelap.

Like a... having sex with bitches...

Aku selalu menghambur-hamburkan uang. Kenapa? Toh, aku seorang kaya raya! Hahaha... semua orang berpikir bahwa aku terlalu sombong but.. semua yang kulakukan jauh di atas kemampuan kalian!

Well.. seperti nya cukup sudah aku membuka aib ku sendiri dan aku harus kembali mengontrol pegawai-pegawaiku.

*
*
*

#normal

Luckas atau biasa dipanggil Luck kini tengah memilih jas yang akan ia pakai besok. Ia harus terlihat rapi saat pergi melamar kerja. Sebenarnya bukan melamar, tapi lebih tepatnya menerima ajakan temannya untuk bekerja di perusahaan ternama.

"Alright, pretty good" gumam nya sambil mengambil jas berwarna coklat tua.

Lalu luck pergi ke kasir dan membayar belanjaan nya lalu pergi pulang. Hari ini cukup melelahkan bagi nya.

Tak lama, handphone luck bergetar dan ia pun mengangkat telepon nya.

"Luck, besok kau datang pagi um.. ah.. sekitar jam 7.00 am okay?"

"Okay, mark"

Sambungan telepon terputus.

*
*
*

Sinar mentari yang begitu terang kini menembus pintu kaca apartemen luck dan menerpa wajah tampan nya. Ia pun terbangun dan menyipitkan mata nya. Setelah menggeliat sebentar dan menguap selebar-lebarnya. Tunggu... hari ini adalah hari... oh, shit!

Luck segera bergegas dari ranjang nya dan pergi membasuh tubuh nya dengan secepat kilat. Beberapa menit setelah itu ia segera memakai pakaian yang ia beli kemarin.

"Oke, this is good, right?" Gumam nya sambil mematuki dirinya di depan cermin. Kemudian dengan langkah cepat ia keluar dari apartemen nya. Ini adalah hari pertama nya bekerja, dan ia tak mau memberikan kesan jelek pada atasannya nanti.

#Harry

Aku menghela nafas kasar beberapa kali. Pria itu benar-benar membuatku bosan. Sudah setengah jam aku menunggu calon asisten ku.

"Maaf tuan Harry, mungkin Luck akan datang sebentar lagi" mark membungkuk tanpa melihat ku yang tengah mendengus kesal.

"Apalagi yang bisa dilakukan? Sela-" baru saja akan meyelesaikan kata-kataku seseorang telah mengetuk pintu ruangan ku. Sial!

"Come in!"

Setelah ku persilahkan masuk seorang pria tampan dan memiliki senyuman yang bisa dibilang menarik. Pria itu mendekat pada mejaku dan membungkuk 45° lalu kembali tersenyum.

"Maaf saya datang terlambat pak" ucap nya setelah selesai membungkuk. Sesekali pria itu melirik pada mark dengan pandangan yang seolah mengatakan 'maaf aku terlambat' lalu kembali melihat ke arah ku. "Saya permisi pak" ucap mark lalu pergi setelah anggukanku.

"Baiklah, perkenalkan dirimu"

"Nama saya Luckas Pattempson, kau bisa memanggil ku Luck. Sebelumnya aku bekerja di pabrik sabun yang berada agak jauh dari sini dan pendidikn terakhir ku S2." Jelas nya sambil menatap ku dengan tegang. Lalu ia memberikan map berisi data-data pendidikannya.

"Baiklah" setelah selesai melihat data-data nya aku beranjak berdiri mendekati luck yang menunduk sopan.

"Kau diterima"

*
*
*

Fiuhhhh akhirnyaa selesai jugaa partt 2 nya..

Aduhh bahasaku jelek bgt ya? Maklum yaa masihh belajaarr hehe :D

Tolongg votee dan komen nyaa yaa jika ada kekurangannya guyss :D

Shit, I Love Him!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang