Aksa memaki kemacetan di depannya. Padahal tinggal 200 meter lagi menuju ke mal yang sudah dia sepakati dengan Ghea. Namun dia malah stuck di sini lebih dari 30 menit gara-gara ada pengendara tolol yang memotong jalan seenaknya dan membuat jalur dua arah ini terkunci total. Apa iya, gue harus tinggalin mobil dan jalan kaki menuju mal hanya agar tidak terlambat ketemu Ghea? Aksa tidak mau upayanya memburu Ghea selama berminggu-minggu ini gagal total.
Lo emang gila, Aksa! Ngapain juga lo effort segini besarnya hanya buat seorang PSK seperti Ghea? Please. Padahal nggak harus Ghea juga kali. Aksa mengutuk dirinya sendiri atas apa yang dia alami dan lakukan setelah menelepon Ghea untuk pertama kali. Karena yang model Ghea juga banyak berceceran kalau dia mau. Bisa dia dapatkan dengan lebih mudah pula. Cewek-cewek yang bisa di-booking sesuka hati kalau niatnya cuma buat buang hajat dan memuaskan nafsu.
Tapi kenapa lo malah kejar-kejar Ghea yang sok kecakepan dan jual mahal? Yang jutek sombong bahkan sejak awal lo call dia? Apa Ghea lupa kalau nomer ponselnya itu memang buat jualan, harusnya juga memenuhi standar customer service dong! Bukan malah memberi jawaban menyebalkan begitu.
Seolah tak cukup dengan menjutekinya, pelacur sialan itu juga membuatnya malu dengan memberi label pria hidung belang mesum di nomor kontak resminya. Yang membuatnya jadi bahan tertawaan beberapa calon klien yang dia hubungi. Memang konyol sekali ketika dia tak sengaja menghubungi Ghea dengan nomor resmi, bukan second account-nya. Aksa memaki-maki kebodohannya.
Kebodohannya ternyata belum berakhir ketika alih-alih memilih hotel sebagai tempat pertemuan mereka, dia malah mengundang Ghea di apartemen pribadinya.
"Ghe,di apartemen pribadi Om, kok. Bukan di hotel."
Tuhan! Aksa masih malu dengan ulahnya sendiri yang benar-benar tolol tak tertolong lagi. Bahkan hingga kini dia masih mempertanyakan apa yang sebenarnya merasukinya. Aksa manusia logis yang tidak percaya segala santet, dukun, atau pelet, yang katanya digunakan oleh perempuan-perempuan seperti Ghea untuk menarik pelanggan. Namun sekarang dia seperti mempertanyakan kewarasannya sendiri. Karena entah kenapa saat mendengar jawaban sengak serta kesan tidak minat dari Ghea saat dia meneleponnya, membuat adrenalinnya terpompa maksimal. Dan keinginan menaklukkan begitu tak tertahankan.
Kini Aksa mengembuskan napas lega saat kemacetan mulai terurai. Dan secara pelan namun pasti dia bisa mulai bergerak dengan bebas mendekati mal tempatnya bertemu. Saat melirik jam tangan Omega seri Dark Side of The Moon kebanggaannya, Aksa baru merasa lega karena dia tidak akan terlambat. Masih ada waktu 30 menit dari yang mereka sepakati. Dan seolah keberuntungan sedang berpihak kepadanya, prosesnya memarkir Audi A6-nya pun berjalan mulus. Sehingga dalam waktu singkat dia sudah berada di restoran tempat Ghea sudah menunggu.
Ghea bilang dia berada di meja ketiga dari arah pintu masuk. Aksa pun mengarahkan pandangannya ke tempat yang dimaksud. Dan mendapati sosok perempuan muda berpenampilan cantik dengan selera fesyen tinggi.
Tidak mungkin! Sangkalnya. Kalau benar itu Ghea, dia terlihat terlalu berkelas untuk seorang PSK. Aksa sadar kalau pertemuan pertama mereka sangat singkat serta tidak membekas. Namun dia jadi meragukan pandangan matanya sendiri. Benarkan ini perempuan yang sama dengan yang dia temui di tempat pameran? Atau digantikan oleh orang lain?
Menepis rasa ragu, Aksa bergerak mendekat. "Ghea—"
Panggilannya terputus di ujung lidah karena perempuan itu ternyata menoleh mencarinya. Berarti benar dia.
"Ini beneran kamu?" akhirnya Aksa tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Bahkan matanya sedikit melebar untuk meneliti perempuan di hadapannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Iya, Om," jawab Ghea. Matanya yang memiliki bentuk klasik itu membelalak sejenak, sebelum mengedip dan akhirnya memancarkan sinar keragu-raguan. "Om—"
YOU ARE READING
Call Me
RomanceKisah tentang Ghea Anjani, perempuan berusia 23 tahun yang pernah terjebak dalam dunia malam. Dan Aksa Daud, 35 tahun, pria yang pernah menjadi klien semalam Ghea, yang ternyata merasa tak cukup hanya dengan hubungan sekali saja. Call Me adalah kisa...
