Liver

7.2K 472 45
                                    

Di sebuah kamar bernuansa putih dan abu-abu, seorang pemuda sedang termenung tiduran di sofa, dengan remot di tangan kanan dan tangan kirinya menopang kepala.

Kenapa ya, udah beberapa hari ini Yui nggak ngikutin aku? Mungkinkah dia udah nyerah ngejar cinta aku?
Syukurlah... aku bebas, tapi... kenapa aku merasa ada yang aneh saat dia nggak ada?
Apa karna dia selalu ganggu aku dimana pun aku berada? Atau... apa mungkin sebenernya aku suka dia? Nggak, nggak! Itu nggak mungkin!

"Woi...!" kaget Alka membangunkan Bieas dari lamunannya, sontak saja itu membuat Bieas terlonjak kaget.

"Apaan sih lo!" kesal Bieas bangkit dari tidurannya dan duduk.

"Lagi ngelamunin siapa? Pasti Yui, ya?" Alka duduk di sebelah Bieas.

Bieas menatap malas  pamannya, yang hanya lebih tua satu tahun diatasnya. "Gue ngelamunin Yui?"

Alka mengangguk sambil mengambil cemilan di atas meja.

"Ngayal lo!" kelit Bieas. Dia mengganti-ganti saluran tv asal.

"Ngaku aja. Nggak dosa kok."

Bieas diam tak menjawab perkataan Alka. Dia malas kalau harus berdebat dengan Alka, yang selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan Yui.

"Air, tengok Yui, yuk!"

"Dia sakit?" Bieas menatap serius Alka.

Alka mengangguk.

Bieas kembali menatap layar  TV. "Baru tau kalo kereta api bisa sakit."

"Kereta api?" Alka mengerutkan dahinya.

"Dia sakit apa?" tanya Bieas mengalihkan pertanyaan Alka. Dia malas kalau harus menjelaskan tentang asal muasal panggilan gadis kereta api pada Alka.

"Liver."

Jawaban Alka membuat Bieas yabg sedang mengunyah kacang tersedak karena terkejut.

"Jangan bercanda Om!" Bieas meminta kepastian.

"Gue gak suka lo manggil gue om. Berasa tua gue."

Bieas tertawa. "Lah... emang lo om gue dan lo lebih tua dari gue."

Alka melempar Bieas dengan kacang.

"Om Alka...!" tiba-tiba seorang gadis kecil berusia 5 tahun datang berlari dan memeluk Alka. "Om, aku kangen," ucapnya tanpa melepaskan pelukannya.

"Om juga kangen sama princess." Alka mencium gemas pipi adik Bieas yang chubby itu.

"Om, aku pengen es krim. Beli yuk?"

"Ayuk...." Alka berdiri sambil menggendong Airbie.

"Wait!"  cegah Bieas ikut berdiri.

"Kakak mau ikut kita?" tanya Airbie.

Bieas menggeleng. "Yui sakit apa?"

Alka tersenyum. "Liver alias sakit hati karna lo tolak terus."

Bieas kembali duduk dan memindahkan channel tv.

"Lo mau jenguk dia?"

"Nggak ah. Nanti over PD tuh cewek dan makin ngejar-ngejar gue."

"Ayo Om, kita beli es krim," ajak AirBie yang tak sabar karena Alka malah mengobrol dengan kakaknya.

"Terserah lo," ucap Alka pada Bieas. "Let's go princess!" Alka dan Airbie meninggalkan Bieas yang sebenarnya ingin bertemu dengan Yui, tapi takut itu malah akan memberi harapan yang lebih besar pada Yui.

👫

Siang ini matahari tak menampakkan cahayanya yang terik, langit terlihat mendung dan sepertinya akan turun hujan.

Setelah memesan lime juice dan mie goreng udang, Yui langsung menuju meja favoritnya, pojok kantin yang langsung menghadap ke lapangan basket. Di sana sudah ada Alka yang sedang meminum chapucino.

"Bieas mana?" tanya Yui sambil duduk di depan Alka.

"Di ruang pelatih basket."

"Ngapain ke sana?"

Alka mengangkat bahu.

"Ini pesanannya," ucap pelayan. Dia meletakkan mie goreng dan jus lemon di meja.

"Makasih Mbak."

"Permisi," pamit pelayan itu pergi.

"Aku nyusul Bieas dulu ya." Yui bangkit dari duduknya.

"Ini gimana?" Alka menunjuk makanan Yui.

"Buat kamu aja."

"Okay... thanks."

Yui tersenyum. "Bayarin ya coz belum aku bayar."

Alka tersedak mie goreng karena ucapan Yui. "Damn!"

Yui hanya tertawa sambil berjalan meninggalkan kantin menuju ruangan pelatih basket yang ada di gedung sebelah barat.

Setelah beberapa menit berjalan, tibalah Yui di depan ruangan pak Bimo, pelatih basket, tapi ternyata Bieas sudah lima menit yang lalu meninggalkan ruangan itu.

"Makasih Pak," ucap Yui pada pak Bimo sebelum pergi dari ruangan itu.

Yui kemudian berjalan ke arah lapangan basket, tapi tetap tak menemukan Bieas di sana. Yui mulai kelelahan dan bingung harus mencari Bieas kemana lagi.

Sepuluh menit lagi, ada mata kuliah bahasa Inggris dan Yui harus masuk kelas. Dia berjalan tergesa dan tak sengaja dia menabrak seseorang di koridor.

"Aduh...," ringis Yui, yang kesakitan menabrak dada bidang seseorang.

"Maaf," ucap orang itu. "Kamu nggak apa-apa?"

Yui mendongak karena mendengar suara orang yang sangat dirindukannya beberapa hari ini. "Bieas," ucapnya senang sambil memeluknya. "Ah... aku kangen banget sama kamu."

Bieas melepaskan rangkulan Yui. Dia memegang pundak Yui. "Kamu udah sembuh?"

Yui mengangguk. Dia sangat senang karena Bieas peduli padanya.

"Maaf, aku gak jenguk kamu."

"Nggak apa-apa yang penting kamu mau jadi soulmate aku. Sekarang kamu mau kan jadi soulmate aku?"

Gubrakkk...!!!

Nih... cewek manusia apa beneran kereta api sih? Kok nggak mundur-mundur juga. Dasar gadis kereta api!

"Maaf... sebaiknya kamu sakit aja lagi!" tolak Bieas. Dia berjalan meninggalkan Yui yang mengharapkan cintanya dibalas oleh Bieas.

Aku nggak akan nyerah... karna aku yakin suatu hari nanti, kamu akan cinta sama aku.

Yui tersenyum menatap langit yang sudah basah oleh hujan.

Smoga suatu hari nanti...

👫

Bandung, 16 Juli 2017

YubikiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang