04. Some Problems

1.8K 228 23
                                        

Jadwal Chika untuk berjaga di rumah sakit hari ini adalah pada sore nanti. Dan, selagi menunggu waktu tugasnya itu tiba, ia menjemput Asha terlebih dulu ke sekolah. Sekarang, anak dan Bunda tersebut sudah kembali berada di rumah mereka.

Di ruang tengah, Asha melepas tas sekolahnya, dan duduk di sofa. Wajahnya tampak keletihan, seragam yang dikenakannya pun tidak lagi serapi waktu sebelumnya berangkat ke sekolah.

"Kasian Ayang Bunda. Capek, ya?" tanya Chika seraya mengusap lembut wajah Asha.

Asha hanya bergumam, lalu menjatuhkan kepalanya di pangkuan sang Bunda dengan masih mengenakan seragam putih merahnya tersebut.

Kemudian hening sebentar, sebelum Chika kembali mengeluarkan suara. "Bunda tau Asha tuh berani banget," ujarnya, sembari terus mengusap kepala anaknya.

"Kayak Mama 'kan, Bun?" sahut Asha, yang membuat Chika terkekeh. "Iya, enggak kayak Bunda. Kemarin Asha berantem ya di sekolah?" tanya Chika kemudian.

Segera Asha kembali duduk, lalu menatap Bundanya sedikit takut. Namun, belum ia menjawab, Chika menyambung ucapannya. "Kenapa enggak cerita sama Bunda? Asha mau bohong sama Bunda?"

Asha menggeleng. "Bunda gak nanya Asha, jadi Asha enggak bohong."

Perempuan cantik tersebut mengernyitkan keningnya. "Bunda 'kan enggak tau Asha ngapain aja di sekolah selain belajar. Terus pas pagi Bu Yona bilang, katanya Asha berantem sama temen sekelas Asha. Bener?"

Anak kecil itu tampak menunduk. "Kemarin, ada yang gangguin Disa di kelas, terus Asha berantem sama dia."

"Disa? Asha berantem sama orang yang gangguin Disa?" tanya Chika lagi.

"Iya,"

Chika sedikit terbengong. Bukankah pagi tadi Asha bilang tidak menyukai Disa? Tapi sekarang, ia mendengar jika Asha berkelahi dengan seseorang yang menganggu Disa.

"Kenapa Asha enggak cerita sama Bunda? Bunda enggak akan marah kok kalau Asha jujur," kata Chika lagi.

"Iya, maaf, Bunda."

"Kenapa Asha dimarahin?"

Sontak Asha dan Chika menoleh, mendapati Shani yang entah sejak kapan sudah berdiri di dekat mereka. Lantas ia duduk di sebelah cucunya.

"Chika enggak marahin Asha kok, Ma. Chika cuma---"

"Christy belum pulang?" ujar Shani dengan menyela dan mengalihkan pembicaraan.

Perempuan cantik itu pun tersenyum tipis. "Belum," jawab Chika. "Mama mau minum apa? Biar Chika ambilin," lanjutnya.

Namun, Shani menggeleng. "Gak usah, nanti aja Mama ambil sendiri."

"Asha kok belum ganti baju? Ayo Oma anter ke kamar," ujar Shani setelahnya.

Asha mengangguk, berdiri dan mengambil tas sekolahnya. Keduanya terlihat beranjak, meninggalkan Chika yang hanya bisa menghela napasnya. Bersamaan dengan itu pula, Christy pulang, dan tiba di rumah.

"Anak kamu tuh, berantem," ujar Chika saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar.

"Terus?"

"Terus apa?" tanya Chika.

"Terus Asha menang gak?" celetuk Christy yang kemudian mendapatkan tamparan dari Chika di pundaknya. Ia terkekeh. "Lagian, gak mungkin Asha tiba-tiba berantem. Pasti ada penyebabnya 'kan?"

"Gak tau. Males aku sama kamu," ketus Chika. "Pasti Asha kayak gitu diajarin kamu."

"Emang Asha berantemnya gara-gara apa?" balas Christy dengan sisa kekehannya.

ONLY YOURS (END)Where stories live. Discover now