Part 1

5.6K 167 0
                                    

Sinar sang surya menerobos sebuah kamar seorang cowok yang sedang tertidur. Jam weker di kamar itu sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Dan cowok itu belum juga terbangun. Padahal, hari ini adalah hari pertamanya masuk SMA dan memakai seragam baru yaitu putih abu-abu.

Seorang wanita cantik kira-kira berumur empat puluh tahunan sedang memasang tampang kesal dan marah. Marah terhadap anak laki-lakinya itu yang menurutnya sudah dewasa namun belum bisa bangun sendiri. Wanita itu mendengus kesal. Ia berpikir kalo-kalo ia gagal menjadi seorang Ibu.

Sering kali ia iri kepada teman-temannya yang anak laki-laki mereka pada rajin-rajin dan nggak malas seperti anaknya itu. Hhuuhh... Wanita itu siap dengan serangannya. Walau yah serangan itu berakibat buruk. Yaitu kasur basah gara-gara air yang ia hendak siram ke anak laki-lakinya.

WUUUSSSS... ( anggap bunyi air )

Detik pertama, objek dari wanita itu diam. Detik kedua, ketiga dan keempat diam juga. Namun pada detik selanjutnya.....

"ARRGGGHHH!!! SETAAANNN!!" Umpat cowok itu. Ia langsung terbangun dan menegakkan punggungnya. Cowok itu mengerjap-ngerjapkan mata.

Devy, wanita tadi yang adalah Ibu dari cowok itu tersenyum puas. Sementara anaknya cemberut bukan main.

"Jam berapa sekarang?" Tanya cowok itu yang akrab di panggil Rio.

Devy menatap sinis anaknya. "Dasar laki-laki pemalas! Mama heran deh sama kamu. Kenapa belakang-belakangan ini sikapmu berubah? Hah?"

Rio nggak langsung bicara. Ia diam dulu sambil berusaha mengumpulkan nyawa-nyawanya yang hilang entah kemana. Setelah itu ia tersenyum manis. Sangat manis yang membuat siapapun bakal bahagia dan nggak bisa tidur semaleman.

"Ini kan hidup-hidup Rio juga. Terserah Rio mau bangun jam berapa. Sekarang, jam bera..."

"CEPAT MANDI ATAU HARI PERTAMAMU BAKAL MEMBUAT KESAN BURUK!!" Bentak Devy garang dan Rio cepat-cepat pergi dari kamarnya. Ia nggak mau melihat wajah garang Ibunya.

Sementara Rio mandi, Devy berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada suami dan kedua anak perempuannya, bernama Acha dan Cindai. Acha duduk di kelas dua SMP dan Cindai duduk di bangku kelas lima SD.

"Kak Rio dimana? Masih bangun juga?" Tanya Acha.

"Tau tuh! Mama sudah kesal dengan kelakuannya belakang-belakangan ini. Mama heran, hal apa yang bisa mengubah sikapnya itu?"

Semua sependapat dengan Devy. Memang, belakang-belakangan ini Rio berubah. Sedikit susah di atur dan semua keinginannya harus di turuti. Mana Rio dulu? Mana Rio yang ramah, baik, hormat kepada orang tua dan dewasa?

"Iya Ma. Cindai juga bingung. Perasaan dulu Kak Rio nggak kayak gini. Ada apa ya Ma? Apa dia diputusin pacar terus jadi kayak gini?"

"Huuusss! Selama ini Kak Rio nggak pernah pacaran. Dia itu anti cewek! Ingat, ANTI CEWEK! Nggak mungkin kan Kak Rio berubah gara-gara cewek?" Kata Acha.

Sepertinya Cindai nggak setuju dengan omongan Acha. "Mana begitu... Buktinya, kemarin Cindai liat Kak Rio bawa cewek ke rumah! Artinya dia udah nggak anti lagi sama cewek."

Benar juga! Eh, tunggu! Semenjak Rio nggak anti cewek lagi, mulai dari itulah Rio berubah. Hmmm.. Sepertinya, ada sebuah misteri yang harus dipecahkan nih.

Namun, Acha nggak mau kalah dengan adiknya. "Iya, gue tau. Tapi Kak Rio nggak pernah sedih gara-gara ditinggal pacarnya. Dan.. Status kak Rio sekarang itu jomblo! Walau kak Rio udah nggak anti lagi sama cewek, dia belum pernah pacaran kok."

"Tapi kak..."

Perdebatan mereka dilerai oleh Ilham, suami Devy. Acha maupun Cindai terdiam. Nggak bisa apa sehari aja mereka damai? Setiap kali mereka ketemu, wajib hukumnya mereka berdebat dan nggak ada yang mau ngalah.

Forever Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang