Part Awal

19.5K 501 6
                                    

Pagi itu cuaca terlihat sangat cerah, suara burung-burung yang bertebangan di pinggir pantai menambah meriah nya suasana di sebuah perkampungan nelayan di kota itu. Matahari perlahan mulai menunjukan wajah nya, suasana dingin pun perlahan berganti menjadi hangat. Tak lama berselang terlihat para penduduk yang tinggal di sekitar TPI mulai mendatangi nelayan yang merapat, dan pada akhirnya rutinitas jual beli pun mulai terjadi di kawasan itu.

Di balik hiruk-pikuk keramaian pasar dadakan di TPI itu, terlihat sebuah rumah yang tak jauh dari pasar tersebut, Rumah itu sangat berbeda dari rumah-rumah yang lain, di saat semua orang bersemangat dan menciptakan suasana ceria di pagi hari, namun berbeda dengan rumah itu yang telihat tak terurus dan sangat tak bersosialisasi. Rumah yang sedikit reot itu di tempati oleh seorang anak laki-laki yang berumur 16 tahun yang bernama Jo dan seorang wanita yang tak lain ibunya Jo. Mereka hanya tinggal berdua di rumah itu. Warga di sekitar rumah itu sudah cukup terbiasa dengan kedua orang itu, yang terlihat hidup sendiri meski tinggal di keramaian.

Sedikit demi sedikit sinar matahari masuk melalui celah-celah cendela yang terlihat sedikit rusak. Perlahan Jo mulai bangun dari tempat tidur nya, dan dengan segera menuju kamar mandi.sembari menggosok giginya, Jo menatap tajam ke arah cermin yang berada tepat di depannya.

''Gak ada yang bisa aku lakukan saat ini.'' Gumamnya.

Tak lama berselang ibunya pun mulai bangun.

''Astaga aku terlambat, Jo kenapa gak bangunin ibu!!"

Dengan segera ibunya menuju kamar mandi dan menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan keras.

''Jo cepat sedikit, Ibu ada janji hari ini.''

Dengan seketika Jo pun keluar dari kamar mandi dan menatap tajam pada ibunya, namun perlahan Jo berlalu dengan cepat.

**

Jam menunjukan pukul 07:05. Terlihat Jo sedang sibuk merapikan buku-buku sekolahnya

'Hari ini akan sama saja, gak akan ada yang berubah dari semuanya.' Jo bergumam dalam hatinya.

Tak berapa lama ibunya keluar dari kamar mandi dan mulai berdandan di kamarnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan dari pintu depan.

''Jo tolong buka pintunya, ibu sedang sibuk.'' dengan wajah datar.

Jo membuka pintu itu dan terlihat seorang laki-laki yang berumur sekitar 25 tahun berdiri tegap di hadapan Jo. Ia tersenyum manis.

''Perkenalkan nama saya Bimo, saya kesini untuk memberikan parcel ini, ibunya ada dik?" tanya lelaki itu dengan sangat ramah.

Jo hanya diam dan masuk ke dalam rumah meninggalkan Bimo di depan rumah sendirian.

''Ibu, dia mencarimu.''

Ibunya segera berdiri.

''Kenapa kamu gak menyuruhnya masuk?"

Dengan sangat sigap Ibunya segera keluar dan menghampiri Bimo yang berdiri dengan kebingungan di depan rumah Jo.

''Oh, nak Bimo. Wah ini parcel dari tuan Bram ya, terimakasih yah nak Bimo sudah repot-repot nganter kemari.''

Bimo tersenyum manis namun sesekali ia mencuri-curi pandang untuk melihat kedalam rumah.

''Ah gak merepotkan bu, sudah tugas saya kok. Parcel nya sudah ibu terima, kalo begitu sampai ketemu di lain waktu bu, saya permisi dulu.'' Bimo pamit dan berlalu menuju mobilnya.

***

Sementara itu di pusat kota, terlihat mobil Bimo memasuki gerbang utama rumah kediaman tuan Bram. Setibanya di kediaman keluarga tuan Bram, Bimo di kejutkan dengan ulah Gery yang tak lain anak satu-satu nya dari keluarga yang super kaya tersebut. Dengan tiba-tiba ia menarik tangan Bimo menuju ke kamarnya.

When Love Walked In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang