TIFFANY

30.3K 651 13
                                    

When Gadis Meet Duda

-Tiffany Azalia Darmawan-
Drrrt....Drrrtt...Drrttt
Sudah 10 kali ponselku berdering, dan sudah 10 kali pula aku tidak menjawabnya. Aku menatap layar ponselku malas kemudian menghela nafasku kasar. orang ini benar-benar cari mati rupanya!! Dengan perasaan kesal, kulangkahkan kakiku keluar kelas, lalu mengangkat telfon orang ini.

"Hallo-"

"HEY!! BISA NGGA LO NGGA NELFON GUE SEKARANG, HAH?!? GUE LAGI SIBUK!!!" potongku dengan sedikit berteriak yang membuat orang-orang disekitarku menatapku heran.

"hey, tenang dulu. Bisakah kau sedikit lembut kepada kakakmu ini,hah!! Apa mau kau ku hukum tidak memegang ponsel seharian, HAH!!'' ehh kenapa jadi dia yang membentakku??

"hehehe, maaf maaf, heheehe,emangnya ada masalah apalagi lo??''

"dengerin, gilang sekarang berantem lagi ama tuh anak cewek, trus gue di panggil kesekolahnya-''

''lah, trus masalahnya ama gue apaan?'' potongku

''makanya dengerin dulu, fan!! Aduhh ni anak emang. Gini, gue mau minta tolong ama lo. Lo kesekolahnya Gilang, ye??''

''HAH!!" teriakku yang membuat -lagi-lagi- orang di sekitar ku menatapku heran. Demi apa gitu yah, kesekolah Gilang? Emang gue emaknye??

"kenapa harus gue? Emang lo lagi apa sih? Sampe ngga bisa hadirin urusan anak lo sendiri??''

''hehe gue lagi ada rapat penting, beb. Dan kalo gue tinggalin, perusahaan ayah bakalan hancur. Makanya lo kesana ye? SEKARANG!! Kalo engga, gue bakalan larang lo kerja paruh waktu lagi, mau? Lagian, masa lo ngga sayang ama ponakan lo sendiri?'' dan itu sukses buat hati gue yang awalnya nolak, sekarang nerima tawaran itu.

Baiklah, sepertinya aku harus memperkenalkan diri. Namaku Tiffany Azalia Darmawan, siswa SMA kelas 3 yang hidup tanpa pernah melihat wajah ibunya sekalipun. Iya, ibuku meninggal ketika melahirkan ku. Miris, bukan? Banyak teman-teman Ayahku bilang kalo wajahku sangat mirip dengan ibu. Semakin besar pertumbuhanku, semakin jelas terlihat kemiripan antara ibu dan aku. Ayahku? Meninggal 3 tahun lalu. Sudahlah, jangan bercerita tentang mereka. Hatiku sangat sakit harus menerima kenyataan pahit itu.

Orang menyebalkan tadi adalah kakakku. Edra Ardiningrum Darmawan. Sepeninggal Ayah, dia mengambil alih perusahan Ayah. Dia sangat tampan dan tinggi. Istrinya meninggal satu tahun setelah Gilang -anak kak Edra- lahir. Kak Edra sangat mencintai istrinya. Sepeninggal istrinya, Hidupnya sangat berantakan waktu itu. Bahkan ia menyalahkan Gilang tentang kematian istrinya. Saking cintanya, ia bahkan mau bunuh Gilang waktu itu. Jika bukan karena aku, Gilang sekarang sudah berada di liang lahat. Tapi, sekarang semuanya telah berbeda. Kak Edra udah sayang sama Gilang, dan dia belum berminat mencari ibu baru buat Gilang. Kalian berminat? Telfon saja aku.

Kalian pasti bertanya-tanya, untuk apa aku bekerja paruh waktu jika kakakku bisa menghidupiku?. Dengarkan baik-baik. karena aku tak mau menyusahkan kakakku. Aku mau mendapatkan apa yang aku mau dari hasil keringatku sendiri. Dan aku adalah seorang gadis yang sangat menyukai pekerjaan. Entah kenapa jika aku melakukan suatu pekerjaan, badanku terasa rileks, segar, dan masalah yang biasa menghambat pikiranku, HILANG SEKETIKA!!. Dan soal Gilang, aku sangat menyayangi anak itu, melebihi rasa sayangku kepada Ayahnya. Aku fikir aku senasib sama Gilang, gara-gara kita, ibu-ibu kita meninggal dunia. Gilang masih beruntung, masih bisa melihat wajah ibunya walaupun hanya sebentar, sementara aku?? Please, jangan bicara ke arah situ, aku akan menangis darah karena terus-terusan menyalahi diriku sendiri.

Setelah menutup telfonnya, aku bergegas masuk ke kelas lalu membereskan beberapa buku yang berada di atas meja. Sambil melangkahkan kaki, aku mengambil ponselku lalu menghubungi Gilang.

"Hallo."

"...."

"Ayahmu tidak bisa datang, sayang. Jadi sebagai gantinya, tante yang akan kesekolahmu''

"..."

''Haha. Baiklah, anak nakal. Tunggu tante disana"

PIP!

When Gadis Meet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang