3. Worst Fate

162 22 8
                                        

Jeno mendadak terlonjak hingga Dewa serigala itu terduduk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno mendadak terlonjak hingga Dewa serigala itu terduduk. Renjun merasa dejavu dengan penampakan di hadapannya, ia tersenyum simpul merasa lega telah membangunkan Jeno ke kesadaran aslinya. Namun, mata Renjun tiba-tiba terasa berat, beberapa kali kelopak matanya tanpa sengaja menutup. Sosok Jeno yang masih mengumpulkan kesadaran mulai samar-samar di mata Renjun.

Mungkin ini bayaranku sudah membuatnya khawatir, batinnya ikhlas.

Renjun pun akhirnya terjatuh di atas pangkuan Jeno. Sosok imortal rusa kini kehilangan kesadaran, membuat makhluk satunya lagi mau tak mau segera sadar.

"Renjun?"

"Renjun! Renjun!"

Jeno menggoyangkan tubuh Renjun yang terasa dingin. Namun, seolah-olah Renjun menggantikannya masuk ke dalam mimpi buruk yang panjang, sosok tersebut tidak menunjukkan respons apa pun. Matanya terpejam erat, tubuhnya lunglai, bias perak yang senantiasa menyinari wajah Renjun perlahan redup.

Cepat-cepat Jeno menarik Renjun ke dalam pelukan dan memegang tengkuknya. Dia mengirimkan magi miliknya, hal itu tentu saja berhasil membuat tubuh Renjun hangat, tetapi sesuatu menarik tangannya dari belakang leher sang imortal rusa.

"Renjun," panggil Jeno lirih.

Kepala Renjun menggeleng lemah. Matanya masih terpejam sembari membawa turun tangan Jeno dari tengkuk. "Kita kehabisan energi, kamu masih punya sedikit dan hemat itu untuk melawan Jin Yu palsu."

Badan Jeno terpaku saat ingatan terakhirnya kembali tentang Jin Yu yang bertindak aneh. Buru-buru Jeno menatap Renjun dengan mata membelalak. "Jin Yu, dia−"

"Bukan Jin Yu yang asli," potong Renjun segera.

"A-aku tidak ingat apa-apa setelah itu, yang kuingat hanya ingin menemuimu dan menyimpanmu di tempat aman," ungkap Jeno dengan kening berkerut.

Renjun menjatuhkan kepalanya di perpotongan leher Jeno. Terdengar helaan napas sebelum ia kembali berbicara.

"Sepertinya Morfeus mengirim sosok pemberi kecemasan untuk menjadi Jin Yu, sejak insiden panah dan sungai kegelapan, kecemasan menguasaimu."

"Maaf, aku gak sadar saat itu," ucap Renjun teredam kulit leher Jeno. Ia menyembunyikan wajahnya di leher Jeno sembari menyesali keteledorannya yang telah berujung petaka malam ini.

"Kita berdua gak sadar musuh sudah masuk." Jeno mengelus-elus punggung Renjun pelan. Dia mengirimkan diam-diam kekuatan maginya kepada Renjun walau sangat tipis. Untungnya, sosok di pelukannya tidak protes.

Jeno melihat ke sekeliling, banyak ujung rumput yang tampak bekas terbakar. Pasti karena api abadiku, batinnya merasa bersalah. Rumput-rumput yang tinggi itu kebanyakan menghitam dan tertebas sehingga menyisakan ruang kosong. Jauh dari keasrian padang rumput yang melambai-lambai ringan tertiup angin, tempat di sekitar mereka justru hampir rata dengan tanah.

✔ Dream Catcher [NoRen]Where stories live. Discover now