Elsa sudah berangkat sejak tadi pagi, dan sekarang suasana rumah semakin sunyi. Hanya ada aku dan juga Whiskey. Jam menunjukan pukul tiga sore, aku segera meraih hoodieku lalu keluar dengan moses. Hari ini aku mencoba mencari pekerjaan sampingan lain. Ku lajukan Moses menuju karnaval kemarin. Setibanya disana, mataku menjelajah mencari tahu apakah ada lowongan pekerjaan paruh waktu untukku. "Hey bung, apa yang sedang kau lakukan disore hari yang cerah ini?" tanya seseorang tiba-tiba. Aku menyipit memandangi orang ini karena sinar matahari yang menyilaukan mataku. Ia memakai pakaian badut dan sekarang sedang duduk disampingku "Hanya melamun," jawabku asal. Laki-laki ini terbahak. Ia menaruh kepala badut berbentuk beruang itu dikakinya lalu melepas sarung tangannya "Namaku Samuel, ku harap kau tidak keberatan aku duduk disini. Menjadi badut sangat melelahkan," ocehnya disertai uluran tangan. Aku membalas jabatan tangannya seraya terseyum kecil "Pukul berapa kau selesai bekerja? Dan namaku Greyson,"

Samuel terkekeh lagi, membuatku heran mengapa ia lebih sering tertawa. "Aku bekerja paruh waktu. Sebenarnya aku ingin bekerja fulltime, tapi aku harus membantu Ibu ku di restorannya,"

"Oh begitu. Apa masih ada lowongan pekerjaan paruh waktu?"

"Untuk Siapa?" Aku menyengir kecil "Untuk ku," lagi ia tertawa. Namun, kali ini tawanya lebih besar dari sebelumnya, "Kau bergurau, bung? Tidak ada orang yang ingin menjadi badut apalagi laki-laki tampan sepertimu,"

Aku mengendikan kedua bahuku "Well, aku butuh uang," Sam menghentikan tawanya. Kali ini wajahnya terlihat serius, "Jika kau ingin menjadi badut, kau bisa menggantikan waktuku," ia menghentikan kalimatnya lalu melihat kearah arlojinya, "Waktuku sudah selesai, ayo ikut aku. Akan ku kenalkan dengan atasanku," Aku mengangguk setuju lalu beranjak dari kursi untuk mengikutinya masuk kearea karnaval. Sam membawaku kepada seorang wanita tua gemuk yang sedang sibuk memakan gulali. Ia menurunkan letak kacamatanya ketika melihatku.

"Nelin, kita punya karyawan baru. Kenalkan namanya Greyson, ia akan menggantikan waktuku sampai karnaval selesai,"

"Well...well kau membawa pria tampan untuk menjadi badut? Lucu sekali, Sam." Ujarnya sarkastik. "Tapi, aku serius ingin bekerja disini," sela ku berbicara. Nelin terdiam lalu menatapku sekali lagi "Baiklah, kau mulai bekerja dari pukul empat sore hingga sembilan malam. Ku beri kau gaji $30/jam," Aku menyetujui tawarannya. Segera ku ganti pakaian ku dengan pakaian badut milik Samuel. Baju badut yang pengap dan bau harus ku tahan selama lima jam.

"Oh demi Tuhan, besok akan ku bawa baju badut ini ketempat laundry," umpatku dalam hati. Sebelum memasukan kepalaku kedalam kepala beruang ini, aku menyemprotkan parfum ku terlebih dahulu kedalamnya. Samuel sudah berpakaian lengkap, aku menghampirinya "Apa yang harus aku lakukan nantinya?" Bagian perut badut yang menyembul kedepan membuatku kesusahan berjalan ditambah bentuk sepatu yang besar.

"Kau hanya perlu menari-nari, membuat bocah tertawa dan semacamnya. Terserah kau saja, yang penting anak kecil senang,"

Aku mengangguk paham. Segera ku pakai kepala beruang ini lalu melangkah keluar dari toilet. Suasana ramai membuatku sedikit gugup. Beruntung wajahku tidak terlihat oleh orang-orang. Berjalan kesana-kemari, menari-nari, menggoyangka pantat. Aku terlihat seperti orang idiot sungguhan. Aku melihat seorang gadis kecil diantara kerumunan orang-orang. Ia duduk sendiri sambil memeluk boneka beruang berwarna biru. Aku menghampirinya dan ia terkejut menatap kedatanganku. Ku lambaikan tangan ku padanya lalu duduk disebelahnya.

"Mau apa kau kesini, Tuan Badut?" tanyanya dengan wajah polos.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian, gadis manis?" tanyaku dengan suara yang dibuat-buat. Gadis kecil ini memalingkan wajahnya dariku lalu mempererat pelukannya pada boneka biru "Entahlah, aku hanya merasa kesepian,"

The Journey [Greyson Chance Love Story]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें