PART II. SARCAS(M)AN

7.7K 481 5
                                    


6 bulan kemudian

          Kerlap-kerlip lampu jalan dan kendaraan yang saling beradu malam itu seakan tak pernah lelah memberikan kemeriahan di setiap sudut kota. Di salah satu gedung pencakar langit, seorang pria terlihat menikmati apa yang disuguhkan oleh jendela ruangan kantornya. Penat jelas merayapi sekujur tubuh dan pikiran pria itu, namun tanpa dapat dicegah, ingatannya melayang kembali pada laporan orang kepercayaannya tadi siang. Laporan mengenai perempuan yang telah dinikahinya 6 bulan lalu. Sang suami sengaja memata-matai gerak-gerik istrinya itu agar dia tidak sampai kecolongan. Jika perempuan itu sudah melakukan hal yang melebihi batas toleransinya, dia akan segera mengambil tindakan cepat termasuk menceraikannya.

           Enam bulan untuk umur sebuah pernikahan jelas bukan suatu hal yang patut dibanggakan. Namun bagi Lucas, pernikahan enam bulannya merupakan prestasi yang luar biasa, mengingat pondasi pernikahan yang dia bangun tak lebih dari sebuah kegilaan.

            Anonim pernah berkata "jatuh cinta pakai perasaan, memeliharanya pakai penghasilan". Bagi seorang Lucas Alexandre yang sudah terlanjur sinis menilai kata cinta, kalimat tersebut bukan sekedar omong kosong. Bahkan dibenaknya sudah terbayang sosok tersangka yang dapat dijadikan contoh kalimat tersebut. Siapa lagi kalau bukan Vanella Alexandre, istrinya.

           Belum sampai setengah tahun mereka menikah, Vanella benar-benar tahu menggunakan haknya sebagai seorang Mrs. Alexandre. Berbelanja barang-barang mewah, bepergian ke luar negeri, melakukan perawatan di salon kecantikan ternama, dan berbagai macam hal lain yang dikerjakan oleh wanita kalangan sosialita. Pria itu tidak mempermasalahkan tagihan yang datang kepadanya tiap bulan. Toh, jumlah tagihan tersebut bahkan tidak mencapai seperempat dari jatah bulanan yang dia berikan. Tapi mengetahui perempuan itu sangat sesuai dengan alasan Lucas memilihnya, gold digger, membuat pria itu tersenyum sinis. Silahkan menikmati kesenanganmu, Mrs. Alexandre.

         Lucas bukannya bodoh membiarkan seorang perempuan benalu menumpang hidup kepadanya. Bagi seseorang yang bergelut di dunia bisnis seperti Lucas, tidak menjadi masalah untuknya ketika sebuah hubungan tersebut bersifat simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Dan saat ini, pria itu masih membutuhkan Vanella untuk menyandang gelar kehormatan sebagai Mrs. Alexandre.

          Sejujurnya, Lucas sudah sangat bosan tatkala mendengar rongrongan keluarga besarnya yang tiada henti untuk segera membangun rumah tangga. Mimpi sang ibunda yang ingin segera menimang cucu darinya membuat semua terasa semakin sulit. Bahkan usaha keluarganya untuk menjodohkan dirinya dengan wanita-wanita yang entah berasal darimana mulai dirasa tidak masuk akal. Bukan hanya itu saja, tekanan pun mulai berdatangan dari pihak rekanan bisnis keluarganya yang secara tidak langsung menawarkan perjodohan yang dikemas rapi dalam bentuk kerjasama. Awalnya terasa begitu menyenangkan memiliki banyak mainan, akan tetapi Lucas mulai merasa jenuh dan terganggu dengan semua tetek bengek tersebut.

           Entah setan apa yang merasuki otaknya hingga tebersit pikiran bahwa dia merasa tidak akan bisa menyetir peran sang istri jika wanita itu berasal dari kenalan keluarganya. Pria itu sudah dapat membayangkan bahwa 'wanita yg dijodohkan' tersebut dengan gampangnya mengadu ke keluarga besar Alexandre tatkala Lucas mulai menggila. Menggila dengan pekerjaannya, menggila dengan egonya, dan menggila dengan dunianya sendiri. Dengan bermodal pikiran gilanya yang muncul entah darimana, Lucas mulai mencari wanita yang dapat dijadikan kandidat potensial sebagai pendamping sementaranya.

           Lucas tertawa sambil memegang tengkuknya yang terasa lelah. Menertawakan diri sesekali tampaknya cukup menghibur. Namun hiburan tersebut terhenti sejenak ketika asisten pribadinya, Sam, masuk dan memandanganya dengan tatapan seakan-akan dia adalah kecoa terbang yang patut diwaspadai.

          "Kenapa kau tertawa sendirian malam-malam begini?" tanya Sam curiga.  

            Bukannya menjawab, Lucas malah semakin tergelak dan memegang perutnya saat melihat ekspresi Sam yang lebih mirip orang ketakutan ketimbang asisten yang sedang perduli dengan kondisi atasannya.

           "Oh, ayolah. Kau mulai mengerikan, brengsek!" Pernyataan Sam berikutnya membuat Lucas semakin tak dapat menghentikan tawanya. Ekspresi Sam yang merupakan campuran antara takut, cemas, dan kesal menjadi hiburan tersendiri baginya.

            "Hahahaha.... Ayo pulang. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan istriku." Sam mengekor di belakang Lucas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Siapapun yang mendengar ucapan Lucas barusan, pasti menganggap pernikahan sang bosnya itu berjalan selayaknya pernikahan normal. Hanya dirinya dan segelintir orang yang paham apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan mereka.

             "Tumben kau mau pulang ke rumah setelah enam bulan menghindar dari istri pajanganmu itu." Lucas mengernyit mendengar perkataan asistennya yang kadang-kadang absurd.

             "Hey Man, ucapanmu seolah-olah berkata aku adalah Bang Toyib yang tak pernah pulang. Dan apa itu tadi, istri pajangan? Sounds good. Aku suka caramu mendeskripsikan perempuan itu."

              "Dasar stress!" Sam menggerutu. Kedua pria itu berjalan meninggalkan perkantoran yang telah sepi sambil sesekali mengobrol tak tentu arah.


Tbc

Maafkeun akikah yang postingnya lama pake banget. Berasa ada yang nungguin ni cerita aja ya? Muehehehe.. Bagi yang voment di part 1. Thankyou very much dear. Apresiasi kalian sangat berarti buat saya. Jujur... Ga pede rasanya ngupload cerita ini. Tapi ngeliat komen dari @swnswnswnswn, @cartheek21, dan @AYUTIEN, membuat akikah bersemangat kembali melanjutkan cerita ini di tengah peliknya kehidupan nyata #halah.
Semoga kedepan saya bisa cepet posting part-part selanjutnya...

Being His Unloved WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang