SMA Karya Nusantara

44.9K 805 15
                                    

Aku lelah sudah seharian ini aku ikut dikerjai oleh kakak kelas, ya ini adalah kegiatan MOS yang menandakan aku akan resmi menjadi murid SMA.
Saat hendak memakan rotiku salah satu dari senior memanggilku dan aku pun langsung bergegas menemuinya.
"Heh lo curut cepet ambil ember digudang belakang sekolah" perintah kakak senior padaku.
"Tap.tapi kak, aku nggak tau gudang ada dimana" jawabku apa adanya.
"Yaelah cari sendiri sono ada mata kan!" Semburnya padaku.
"Baiklah kak" ucapku sembari mulai mencari letak gudang.

Sudah hampir 10 menit aku mencari namun gudangnya belum terlihat juga ini adalah tempat terakhir yang belum ku datangi segera saja aku menuju tempat itu, setelah tiba di depan gudang aku segera mengambil ember lalu berjalan kembali menuju aula sekolah namun baru dua langkah sayup-sayup aku mendengar suara aneh yang datang dari sebuah ruangan disamping gudang.
Sttttsstttt. Suara itu semakin terdengar jelas karena aku sudah berada didepan ruangan kelas kosong itu, dengan rasa ketakutan dan penasaran yang besar aku pun mengintip dari jendela yang tidak tertutup tirai kelas seketika aku membelalakkan mata melihat adengan yang terpampang jelas dihadapanku. Bukan, bukan adengan seperti yang kalian bayangkan namun hanya sepasang manusia yang sedang berciuman tapi ini adalah pemandangan pertama bagiku. Karena tidak ingin ketahuan aku cepat-cepat pergi dari tempat itu tapi sialnya handpone disaku ku berbunyi alamakk tamatlah riwayatmu ev batinku, aku masih berusaha mengambil handpone disaku namun suara pintu terbuka membuat tubuhku beku aku hanya bisa memejamkan mata dan berdoa agar aku selamat dari tempat ini.
"Heh apa yang kau lakukan disini" bentak seorang cewek padaku, cewek yang tadi asik berciuman.
"Eh ma.af ka sa.saya ta.tadi disuruh ngambil ember digudang" jawabku gugup.

Tiba-tiba keluarlah cowok yang kulihat sedang berciuman tadi menghampiri keluar kelas.

"Ada apa ?" Tanyanya datar dan dingin. Entah pada siapa dia bertanya karena aku sedang terpaku melihat makluk Tuhan yang begitu tampan, gila alisnya tebel banget, hidungnya mancung, bi.birnya? Ohh tipis dan pink cerah, dan rahangnya begitu tegas, matanya berwarna hitam kelam dan tajam seakan dengan mudah mencabik cabik lawannya. Sempurna.
"Itu sayang, itu cewek berani-berani nya ngintipin kita" adu cewek itu pada cowok tadi.
"Ti.tidak bukan begitu" sanggahku cepat.
"Alahhh kau tidak perlu menyangkal deh" ucap cewek itu lagi.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya cowok itu padaku.
"A.aku disuruh ngambil ember di gudang dan ketika hendak kembali a.aku mendengar suara a.aneh jadi aku segera me.meriksa" jawabku sambil menundukkan kepala.
"Sekarang apa yang kau tunggu? Segera pergi!" Ucapnya pelan namun sangat tajam.
"Dasaar cowok mesum tengil" gumamku namun terdengar olehnya.
"Apa yang kau katakan eum?" Tanya nya.
"Tidak ada, aku tidak bicara apa-apa" kilahku secepat mungkin dan pergi dari duo srigala itu eh maksudnya duo tengil itu.

Sesampainya di aula aku habis dimarahi oleh senior yang tadi menyuruhku mengambil ember sial banget dah hari ini, untungnya hari ini terakhir mos jadi tinggal nentuin kelas aja deh dan kalian tau akhirnya aku sekelas dengan sahabatku semasa Smp aah senangnya hatiku.

"Dea Anariana Putri" teriakku histeris.
"Nggak usah pake toa kalee ev" ujar sahabatku itu.
"Yaelah aku kan senang kita sekelas lagi" ujarku dengan bibir yang manyun lima centimeter.
"Haha segitu cintanya kah kau padaku ev" ledek dea.
"Uwekkk, ke.pe.de.an" sahutku pura-pura muntah.
"Haha sialan yauda ayok pulang aku capek banget ini" ajak Dea yang kuangguki karena emang capek banget lho.

Maa aku pulang, ohh udah pulang sayang gimana mos nya asik? Tanya mamaku, asik apaan maa yang ada badan aku rontok ni dikerjain kakak kelas aduku pada mama. Haha nggak apa-apa sayang itu bagian dari perjalanan kamu tanpa mos kan kurang asik, iya sih bener juga kata mamaku toh mos nya nggak pake kekerasan cuma otoriter senior aja pikirku, yowes lah ev ke kamar dulu ya maa daa ujarku seraya mencium pipi mama.

Didalam kamar aku sibuk memikirkan kejadian dikelas kosong itu, entah kenapa aku seakan tidak asing dengan cowok tengil yang mesum itu aah paling juga firasat aku aja yauda cuss kita bocan (bobo cantik).

I love CEO tengilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang