Bab 7 - Mimpi buruk 2

34.8K 1.6K 6
                                    

Warning : typo bertebaran!!!

Aku balik lagi. Wkwkwk
... aku lagi ada cerita baru nih tentang Salsa. Tapi Salsa yang ada di *Accidental* ya bukan di *because I Love you my sister* menceritakan lebih jelas tentang Salsa dan pasangannya.

Judulnya:  Before for After (judulnya aneh ya. Entah kenapa hanya judul itu yang keluar dari pikiranku) masih comming soon ya. Kalau kalian tertarik bakal aku publish.

*enjoy*

***

Malam hari pun datang. Sinar matahari yang cerah mulai berganti dengan cahaya bulan dan bintang.

Rumah mungil itu terlihat terang. Lampu terasnya telah menyala sejak tadi ketika sore menjelang malam.

Tepat pukul 12.30 malam pemilik rumah mungil terbangun. Merasa lapar. Menginginkan sesuatu yang sangat ia inginkan sekarang. Dengan cepat ia beranjak dari kasur dan mengambil mantel untuk melindungi kulit putihnya dari angin malam yang terasa dingin.

Setelah merasa rumahnya sudah aman. Ia berjalan keluar kampung tempat tinggalnya. Mencari makanan yang ia inginkan sekarang.

"Eh, ada neng Salsa. Mau kemana neng?" Tanya satpam kampung yang sudah mengenal dekat Salsa.

"Saya lagi pengen pecel lele mang tapi saya gak tau penjual pecel lele kalau malam kayak gini" balas Salsa dengan senyuman.

"Oh saya tau neng tempatnya. Tapi hari ini Rudi lagi gak jaga eh, ya apa ya. Maaf neng saya gak bisa ngantar tapi tempatnya ada di kampung sebelah. Masuk aja lurus. Gampang kok ada spanduknya juga" jelas satpam kampung memberi petunjuk agar Salsa sampai pada tempat yang akan ditujunya.

"Gak papa mang. Makasih ya. Saya permisi dulu"

"Iya neng sama - sama"

Salsa melanjutkan perjalanannya berjalan sampai ke kampung sebelah. Ketika sudah sampai di depan gapura kampung sebelah. Disana sama sekali tidak ada cahaya lampu yang dapat menerangi jalan hanya cahaya rumah para warga sehingga penglihatan menjadi kurang jelas.

Salsa merasa ada seseorang yang mengikutinya di belakang sesekali ia menoleh ke belakang. Tetapi selalu hasilnya sama. Tidak ada yang mengikutinya.

Dari kejauhan Salsa sudah melihat spanduk yang terpasang memperlihatkan apa saja yang ada di sana. Ia tersenyum senang akhirnya sampai juga. Tetapi ketika ia akan berjalan lebih cepat ada sosok lelaki besar sedang menghadang jalannya.

"Hai cantik, mau kemana?" Lelaki besar tadi berucap sambil menjawil dagunya. Membuat Salsa geli dan ketakutan. Takut, sosok lelaki besar ini akan melakukan tindakan yang tidak pantas dan ia juga takut dengan kandungannya.

"Bro cepet gue juga mau nikmati tubuhnya" mendengar kata 'tubuhnya' Salsa sudah mempunyai filling apa yang akan dilakukan sosok besar itu. Sosok besar itu berjalan mendekatinya, lalu mencium bibirnya dengan kasar.

Buk... buk... buk...

Sosok lelaki datang dari arah belakang Salsa menyelamatkan Salsa dari sosok lelaki besar yang menciumnya. Salsa hanya bisa bernafas lega. Akhirnya ia terhindar dari lelaki besar itu.

"Anda tidak apa - apa?" Tanya seseorang yang menyelamatkannya. Berusah melihat wajah orang itu tetapi tidak bisa karena sedikirnya penerangan disini.

"Ya tidak apa - apa" jawab Salsa yang akhirnya pasrah untuk melihat wajah sang penolong.

Salsa pamit untuk melanjutkan perjalanannya lagi. Sesampai di tempat yang menjual pecel lele. Salsa langsung memesan satu porsi pecel lele kepada penjual yang berjaga dan juga segelas teh hangat. Pecel lele yang dipesannya sudah ada di depan mata. Ia tampak berbinar seperti anak kecil yang sudah dibelikan sesuai keinginannya. Ia melahap pecel lelenya dengan cepat.

"Sayang, mommy sudah membelikanmu pecel lele. Mommy harap kamu kenyang ya didalam sana" 

Tanpa disadarinya ada sosok lelaki yang sedang memantaunya dari kejauhan. Terlihat tatapan sedih dan menyesal yang terlihat.

***

Sepasang suami istri sedang duduk menunggu anak - anaknya yang sedang asik bermain.

Salah satu dari mereka berjalan mendekati mereka. Gadis kecil, manis dan imut ini dengan lucunya berjalan sambil memelintir rambut panjangnya. Tanda ia menginginkan sesuatu.

Ketika sudah sampai dengan ia langsung mengucapkan apa yang diinginkannya.

"Tante Ai, pengen es krim yang disana" ucap gadis bernama Ai itu sambil menunjuk kios penjual es krim terdekat.

Sang Tante pun membalasnya dengan senyum manisnya. Beranjak dari duduknya sambil mengandeng tangan mungilnya. Dan tak lupa juga pamit kepada suaminya.

"Yang, aku anteri Aira beli es krim dulu ya" pamit sang istri kepada sang suami.

"Iya. Faden jangan lupa juga dibeliin"

"Iya"

Tanpa diketahui Nisfa ada sosok lelaki berjalan mendekatinya.

"Permisi mbak" sapa sosok laki - laki itu.

"Iya? Ada apa ya?" Tanya Nisfa dengan sopan.

"Saya ingin bertemu dengan Aira"

"Maaf saya tidak bisa mengizinkan Aira bersama dengan orang yang tidak dikenalnya. Permisi" Nisfa melanjutkan jalannya. Aira sedari tadi hanya diam melihat Nisfa dan sosok lelaki tadi.

"Tapi saya ayah Aira mbak. Saya mohom saya ingin bertemu dengan putri saya" mohon lelaki itu.

"Tetap tidak mas. Saya juga tidak percaya anda ayah dari keponakan saya. Jadi saya permisi" Nisfa pun tetap berjalan meakipun sosok lelaki tadi berteriak memanggilnya dan juga memanggil nama keponakaannya.

***

"Huh...huh...huh" Nisfa terbangun lagi hanya karena mimpi buruk.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ia selalu saja bermimpi buruk akhir - akhir ini? Apa karena ia selalu memikirkan sahabatnya itu? Batinnya bertanya.

Tekatnya sudah bulat. Besok ia akan bertemu dengan Salsa. Meskipun Dendy dan bundanya akan melarangnya. Ia sudah tidak bisa hanya berdiam diri tanpa mencari tau yang sebenarnya.

=Accidental=

Updated:

Next? Vote 25 lebih dan comment ya!

Makasih.

The Struggle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang