***

Pembelajaran hari ini sudah selesai, yang artinya sudah waktunya pulang. Bel pulang berbunyi, membuat para murid dan guru membereskan alat tulis mereka.

"Sekian pelajaran hari ini, terima kasih," ujar guru yang baru selesai mengajar.

"Terima kasih Pak," ujar semua murid. Sang guru pun meninggalkan ruang kelas.

Para murid pun mulai meninggalkan kelas dan kelas hampir kosong. Sekarang hanya tinggal Ford yang masih membereskan buku-bukunya. Milk yang sedang mendengarkan lagu dari earphone sembari menulis sesuatu. Sedangkan Love yang masih sibuk membaca sebuah novel.
Ford menatap ke sekeliling, menyadari bahwa yang tinggal di kelas sekarang hanya mereka. Tanpa banyak bicara pemuda itu menghampiri Love yang merupakan idol yang ia sukai.

"Hei Love." Ford mendekat ke arah Love yang sedang membaca, dan sekarang ia berdiri di samping bangku sang gadis. Gadis itu pun mengalihkan perhatiannya kepada pemuda yang memanggilnya.

"Ya?"

"Ah kita belum kenalan. Nama gua Ford Allan Asawasuebsakul." Pemuda itu mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Love.

"Love, senang berkenalan dengan mu Ford." Love tersenyum lalu menutup novelnya menatap sang lawan bicara.

"Wawww gua gak nyangka bisa sedekat ini. Gua suka banget tau sama lagu-lagu kalian, Love," ujar Ford membara. Love terkekeh pelan menanggapi sang pemuda.

"Benarkah? Senangnya," balas Love dengan senyum manisnya. Ford mengangguk antusias.

"Ngomong-ngomong kenapa belum pulang?" tanya Ford heran. Bukankah seorang idol seperti dirinya punya jadwal yang padat ya.

"Ah hari ini aku sedang tidak ada jadwal, jadi aku pikir menghabiskan waktu sebentar di kelas tidak ada salahnya," jawab sang gadis.

"Tapi bukannya grup lu bakal tampil malam ini. Gua dapat tiketnya, tapi gak bisa pergi karena ada ekskul hari ini. Jadinya malah adik gua yang pergi." Love mengangguk, membenarkan ucapan Ford.

"Aku tidak ikut karena baru pindah sekolah hari ini, aku pikir aku perlu waktu istirahat. Dan semoga lain kali kamu punya kesempatan untuk menonton grup kami tampil." Love tersenyum hangat kepada Ford dan dibalas oleh sang pemuda. Ford masih tidak menyangka dapat berbicara sesantai ini dengan idolanya.

"Love, bicara santai aja dah sama gua, kitakan teman sekelas juga sekarang. By the way Love kabarin gua jika ada konser dari grup lu atau drama lu yang bakal tayang," ujar Ford. Love mengangguk sebagai jawabannya.

"Tapi ngomong-ngomong lu suka baca novel historical gitu ya Love?" tanya Ford menunjuk novel yang ada di atas meja Love. Sang gadis tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya.

"Itu novel Freeland: Another Dimension kah?"

Love menatap novel yang ada di meja nya. Kemudian kembali menatap Ford sambil tersenyum.

"Iya, gua suka banget sama novelnya. Gua harap Earth akan ngeluarin buku lagi," jawab Love

"Ah dengar gak lu, Milk?" Ford sengaja mengeraskan suaranya dan mengarah ke Milk yang duduk di depan Love.

"Love, Earth itu nama pena nya Milk." Ford menunjuk gadis yang duduk di depan Love Sedangkan gadis itu sudah mulai merasa tidak nyaman dengan Ford yang membocorkan identitasnya.

"Benarkah?" Ford mengangguk sebagai jawabannya.

"Katanya dia sedang menulis trilogi nya Freeland: Returned dan satu lagi dia gak mau kasih tahu ke gua." Ford berbisik namun masih terdengar oleh Milk yang mulai kesal.

"Ford, udah gua bilang jangan bocor." Milk berbalik menatap ke arah Ford dengan tajam dan sekilas melihat wajah Love yang kaget. Ford memang sahabat yang meresahkan bagi Milk, gadis itu pun tidak tahu mengapa ia bisa bersahabat dengan sosok social butterfly seperti Ford.

"Maaf maaf. Tapi gua beritahu ke Love karena Love kelihatan suka banget sama novel lu Milk. Aduh, gua udah telat banget ekskul, sampai jumpa Love, Milk." Pemuda itu menatap jam yang ditangannya kemudian ia berlari keluar kelas meninggalkan kedua gadis itu dalam keheningan. Milk merutuki sahabatnya yang punya mulut lemas.

"Yang dikatakan Ford tadi benar?" tanya Love kepada Milk yang sedang frustasi akibat Ford yang seenaknya memberitahu Love.

"Tolong rahasiakan itu, itu hanya hobiku." Milk mulai berdiri dari tempat duduknya. Gadis itu hendak pulang. Tapi tiba-tiba sebuah tangan yang lembut menyentuh lengannya membuat gerakan Milk terhenti. Gadis itu pun menatap ke arah sang pelaku.

"Kalau boleh tahu siapa nama mu?" tanya Love.

"Milk Pansa Vosbein," jawab Milk menyebut nama panjangnya. Love melepaskan pegangannya, lalu Milk mulai berjalan meninggalkan Love sendirian di ruang kelas.

.

Hidup itu terlalu singkat untuk kita yang ingin menggapai banyak hal.

.

Continue

Lagi suka-suka nya sama MilkLove. Pasangan cute guaaa....

 Pasangan cute guaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Different WayWhere stories live. Discover now