Angin malam itu sungguh lah membuat gadis berambut panjang dan berparas nan elok ini menikmati setiap inci angin yang masuk di kulit putih nya. Rambutnya yang begitu panjang tergerai dengan indah. Di hirupnya udara segar disekitar halaman rumah, sesekali memejamkan mata bulatnya yang berwarna cokelat.
"Aku merindukan kalian," gadis yang bernama Keisha De Princess Devonso itu bercuap. Mengadahkan kepalanya keatas untuk menatap langit-langit yang sungguh indah. Namun tak seindah hatinya.
"Apa diantara bintang-bintang yang terbentang dilangit ini, salah satu nya ada kalian? Terkadang aku begitu merindukan kalian," Keisha menghela nafasnya. Tak seharusnya dia berkabung terus-menerus. Dia memang gadis ceria. Namun keceriaan itu terpatahkan dengan sesuatu yang membuatnya tak berdaya.
"Keisha, sudah berapa lama kau disini? Angin sedikit kencang dan kau tidak memakai sweeter mu," Keisha menoleh ke samping dan mendapatkan Kirana Loviqa Devonso -kembarannya- yang melihatnya nanar. Kirana sudah hafal sekali dengan sikap adiknya. Jika Keisha menyendiri, pasti dia mengingat hal itu.
"Jangan bersedih lagi. Ini bukan adik yang aku kenal. Kembaran ku selalu ceria dan tegar menghadapi rintangan dalam hidupnya. Apa kau ini Keisha, adik ku? Kembaran ku yang cantik itu?" Keisha terkekeh mendengar saudara kembarnya. Kirana memang pantas sebagai kakaknya walaupun mereka berbeda 3 menit.
"Tentu saja aku adik mu, Kira. Hey! Apa kau sudah meminum obat mu?" Kirana menghela nafas pelan. Jika sudah berhadapan dengan Keisha, selalu saja tidak jauh dengan pertanyaan itu.
"Sekali saja kau tidak bertanya seperti itu, Kei." ucapnya jengah. Keisha mencubit lengan Kirana.
"Kau ini! Bagaimana mau sembuh jika tidak minum obat mu itu?!" begini lah Keisha. Dia begitu menyayangi Kirana.
"Aku sudah meminumnya, nenek." ucap Kirana yang membuat mata Keisha melotot. Kirana terkikik geli melihat ekspresi adiknya itu. Dia suka sekali melihat Keisha kesal.
"Panggilan apa itu?! Aku bukan nenek mu! Aku adik mu! Daripada kau itu tante-tante! Lihatlah dirumah saja tetap bermake up tebal begini, cih." Kirana mengerang kesal, tidak terima atas perkataan Keisha. Karena melihat mimik Kirana yang begitu berbeda, dengan cepat Keisha berlari kedalam rumah sambil tertawa terbahak-bahak.
"Keishaaaaa, sialan kau!" Kirana mengejar saudara kembarnya itu tidak kalah cepatnya. Mereka selalu begitu. Walaupun perkataan mereka sedikit pedas satu sama lain, namun itulah yang membuat mereka selalu tertawa. Mereka selalu bercanda.
.
.
.
.
Sekeluarga itu keluar dari mobil yang begitu mewahnya. Sosok wanita paruh baya mengangkat barang-barangnya, lalu diikuti dengan suaminya yang membantunya mengangkat barang-barang itu semua. Dua lelaki tampan dibelakangnya, terlihat sibuk sendiri. Pria bermata hazel nan tajam itu mengerang ketika lengannya tersenggol barang milik saudara kembarnya.
"Kau ini! Tidak lihat kalau ada orang didepan mu?!" Pria yang bernama Justin Drew Bieber itu menatap tajam saudara kembarnya.
"Justin, bisakah sikap dingin mu itu dihilangkan?" Justin mengerang mendengar pertuturan ayahnya. Jason Rick Bieber selaku saudara kembarnya tertawa. Dia merasa senang kalau ayah atau ibu nya memarahi saudara kembarnya ini dan dia juga suka melihat mimik Justin saat kesal.
"Bagaimana cewek-cewek tidak lari jika sikap mu seperti ini, dude? Lihatlah diriku. Semua cewek maupun muda, ataupun tua sangat suka terhadap ku karena sikap ku yang begitu rendah hati." cibir Jason yang sengaja ingin membuat saudara kembarnya makin kesal.
"Cih terlalu percaya diri. Kau tidak tahu kalau semua cewek akan luluh melihat ku karena sikap ku yang begitu cool." Justin meletak kan kopernya di ruang tengah.
"Kau tidak melihat ini? Ini? Ini? Dan ini? Mereka tidak bisa lari dari pesona ku, bro." ucap Justin yang memegang jambul nya, mata hazelnya, lalu hidungnya kemudian bibirnya. Tentu saja, semua cewek bakal terpengah-pengah atas ketampanan nya.
"Apa bedanya dengan ku?! Kita kembar dan tentu saja wajah kita sama." Ucap Jasin tidak terima. Justin membusungkan dada nya yang memperlihatkan dirinya terlihat angkuh.
"Lihatlah mata mu tidak begitu menarik. Lihat lah rambut mu yang blonde ini ck, melihatnya saja aku tidak suka." ucap Justin meremehkan. Justin menyeringai saat melihat ekspresi saudara kembarnya ini.
Kena kau, batin nya.
"Aku tidak peduli, pria es. Lihatlah di sekolah baru kita besok, pasti tidak ada cewek yang berani mendekati mu! Bersiap-siaplah." Jason tertawa geli saat meninggalkan Justin yang sendirian diruang tengah. Saudara kembarnya itu selalu ada cara membuatnya kesal gak karuan.
Justin mendorong kopernya dengan kesal sambil menggerutu sepanjang jalan ke kamar. Saat berada di kamar, dia menghempaskan kopernya sembarangan, lalu berbaring di king bed nya. Menatap langit-langit kamar membuatnya sedikit gugup untuk masuk disekolah baru nya besok.
Hey, sejak kapan seorang Justin Bieber gugup atas hal yang tidak penting?
.
.
.
.
Hai guys, ini cerita baru gue. Gimana nih pada suka? Kalau banyak yg suka dan banyak yg vomment, gue bakal lanjut secepatnya :)
Much love xx
YOU ARE READING
With Or Without You
FanfictionApakah Justin Bieber yang bersikap cuek akan mencair bak es yang berada di kutub utara dengan adanya kehadiran Keisha Princess Devonso? Apakah hubungan mereka akan bertahan lama? Apa yang dilakukan Kirana -saudara kembar Keisha- terhadap Keisha yang...
