"Aku duluan ya." Ucap Althea.
Gian hanya mengangguk lalu tersenyum, "Marry Christmast, The."
Althea menatapnya, "emangnya boleh ngucapin itu?" Katanya lagi.
Gian hanya tersenyum lalu mendekat ke arah gadis itu namun lagi-lagi Althea memundurkan langkahnya.
"Gian.." lirih Althea.
Langkah kaki Gian terhenti. Althea bukan hanya enggan didekati namun juga enggan menatapnya kali ini
"Sorry, The." Ucap Giandra kemudian.
Althea hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Gian yg masih menatap punggungnya sampai hilang.
Sosok wanita yang selama tiga tahun belakangan menemaninya tak lagi dapat ia rasakan sosoknya.
Pamit adalah kata singkat namun penuh makna. mereka sadar akan penantian yg dijalani akan berujung pada kata itu sendiri. Akan selalu ada untaian doa yg mereka sematkan untuk masing-masing jiwa. Mereka undur diri dari keseharian dan kenangan manis yg sudah terekam, mungkin hanya akan disimpan untuk memori atau dibuang saja agar tak menjadi luka yg selalu basah.
"Gian, aku tau dari awal kalau aku sama kamu nggak akan pernah jadi sama. Tapi, Tuhan.. bolehkah aku mencintainya sebagai manusia biasa tanpa rasa bersalah?" - Althea
"Thea, maaf. Aku nggak cegah kamu untuk masuk ke duniaku. Tapi terima kasih, terima kasih sudah berbaik hati untuk menerima segala hal yg berbeda dengan biasamu."- Giandra
***
Ku kenalkan Althea-Giandra kepada kalian yang mungkin bisa menjadi teman overthinking. Hehehe
Entah kapan akan mulai release, semoga bisa secepatnya.
Selamat overthinking teman-teman🤭
Baca prolognya sambil denger lagunya yaa🫶🏻
YOU ARE READING
Unpainted Canvas
ChickLitKata Pamit bukan hanya berarti pulang tapi hilang, bukan juga lepas namun ikhlas. Dua pasang mata menatap kearah yg berlawanan bukan hanya di angan. Jutaan doa yg dilayangkan nyatanya hanya akan menggantung pada pengharapan.
