- 14th: The Blood Spilled, We'll Cursed -

74 13 247
                                    

cw, tw // jumpscare, blood, murder, corpse, childhood trauma, abusive parent, etc.

☠️☠️☠️

Setelah kedua kelompok terpisah dan kelompok kedua mendapati sebuah ruangan dengan catatan misterius juga lukisan seorang gadis, mari kita beranjak dahulu untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi kepada kelompok pertama.

☠️☠️☠️

Kelompok pertama yang memilih sisi kanan istana mengumpulkan lebih banyak pecahan jiwa sebab ada dua orang dengan kemampuan teleportasi untuk menjangkau lokasi pecahan yang sulit yakni Naiko dan Ein, kemudian Tsuki menggunakan kecepatan super dan bertugas memperhitungkan langkah mereka agar tidak terkena jebakan yang tersebar di seluruh penjuru istana.

Carl dan Sean menjadi pengumpul pecahan jiwa di lorong tanpa hambatan, terakhir Ruel dan Zhixing berada di barisan paling belakang, terus menatap Gold Watchers supaya tidak dikejar.

"Sejauh ini lancar!" sahut Naiko, antusiasmenya kembali pulih karena perjalanan mereka begitu mudah. "Aku yakin kita akan sampai ke altar cincin lebih dahulu dari kelompok satunya!"

"Semoga saja begitu," si pemuda kucing menyambut. "Aku harap kita semua bisa pulang dengan selamat dan mimpi buruk panjang ini bisa berakhir."

Tetapi, denah istana memiliki tingkat kerumitan yang sangat tinggi. Tak sekali dua kali mereka tersasar dan berputar-putar di satu tempat yang sama, hanya untuk membuat patung emas lainnya terbangun dan membuat mereka dikejar 4 Gold Watchers sekaligus.

Selagi berlari, mereka juga mencoba untuk menyerang setiap patung yang mencoba mendekat, namun semuanya sia-sia belaka sebab tubuh patung terbuat dari emas murni dan sangat keras. Shuriken Ein saja sudah banyak yang hancur setelah dilempar ke arah patung.

Carl pun sempat menyeletuk. "Coba aja ada yang punya kekuatan api, pasti patungnya langsung cair."

"Kita siswa SMA, Carl. Bukan pangeran Negeri Api yang punya luka di mata kirinya itu," sela Ein sembari menahan tawa.

Walau tanpa iPad Ryo sebagai peta petunjuk arah, mereka tetap bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sangat mudah. Ditambah lagi tidak ada banyak perdebatan di dalam kelompok ini, menunjukkan kekompakan yang tinggi.

Atau tepatnya, orang-orang di kelompok pertama kebetulan waras semua.

Mereka melewati lorong demi lorong, ruangan demi ruangan. Dan tanpa disadari, ketujuh siswa itu telah tiba di jantung istana — sebuah ruangan raksasa yang mempunyai bola emas raksasa melayang di tengah-tengahnya, kemudian ada beberapa patung emas mengelilingi bola tersebut sembari berpose ‘menyembah’ kepada bola.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nightmare RealmWhere stories live. Discover now