Bagian 10 - Go Home

29 18 1
                                    

Matthew akhirnya mengantar Cherine pulang sebelum jam makan malam

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Matthew akhirnya mengantar Cherine pulang sebelum jam makan malam. Raut wajah Cherine yang penuh dengan kebosanan sudah tidak bisa membuat Matthew tenang.

"Sebentar lagi kita akan sampai. Kau serius tidak ingin makan malam bersamaku terlebih dahulu?"

Cherine menoleh dengan tatapan datar. "Mungkin lain kali, Matthew. Aku minta maaf."

Lantas Matthew hanya bisa menganggukkan kepalanya. Apa yang ia harapkan dari Cherine yang sekak tadi sudah ingin segera pergi dari perpustakaan? Cherine akan tetap menolak tawarannya meski Matthew memberikan pilihan lain agar Cherine tidak terburu-buru ingin pulang.

"Besok kita pergi ke kampus bersama."

"Aku sepertinya akan datang sedikit siang, kau tidak masalah?"

"Aku akan menunggumu, Cherine."

Matthew kembali memfokuskan tatapannya pada jalanan lenggang di hadapannya. Sementara Cherine, perempuan itu seakan tak ada habisnya menatap Matthew. Ia meras, ada sesuatu yang aneh dengan lelaki tersebut, tetap Cherine belum menemukan jawabannya.

Dalam hitungan menit, mobil Matthew telah memasuki jalanan dengan deretan-deretan rumah mewah. Cherine dengan segera merapikan tasnya karena sebentar lagi ia akan sampai di rumah, dan tentu akan bertemu dengan Vander.

Ah, Cherine merasa sudah tidak sabar untuk memastikan jika Vander masih berada di dalam kamarnya. Cherine takut jika sosok lelaki itu akan kembali hilang. Jika sampai menghilang lagi, Cherine tidak tahu harus memancing Vander dengan bagaimana lagi.

Mobil Matthew berhenti tepat di hadapan rumah Cherine. Perempuan itu dengan segera turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada Matthew. Lelaki itu hanya mengulas senyum melihat bagaimana Cherine yang nampak terburu-buru agar segera masuk ke dalam rumahnya.

"Sampai jumpa besok, Cherine."

"Ya, Matthew."

****

Cherine mengedarkan pandangannya ke seluruh pojok rumah. Ia sedang tidak mencari Vander, melainkan Cathy yang belum juga kelihatan. Sampai ketika Cherine berjalan ke arah dapur, Cathy datang tepat di belakang Cherine. Sedikit mengejutkan putrinya tersebut.

"Mom, kau membuatku terkejut."

"Kau sudah pulang? Kenapa terlihat begitu sibuk mencari sesuatu. Apa yang sedang kau cari?"

Cathy berjalan meninggalkan Cherine di seberang meja makan. Wanita setengah baya itu membuka pintu kulkas dengan perlahan untuk mengambil beberapa bahan makanan yang akan ia masak untuk makan malam kali ini.

"Tentu aku mencarimu, Mom."

"Ada apa? Ada yang ingin kau tanyakan?"

Cherine berjalan mendekati Cathy. Baginya, pembahasannya kali ini dengan wanita setengah baya itu akan sedikit lebih serius dan sensitif. Ya, tidak masalah bagi Cherine selama itu akan menguntungkan untuk dirinya juga ... Vander.

"Mom, kau tahu berapa usia rumah tua ini?" tanya Cherine sembari mengekori langkah kecil Cathy yang tengah menyiapkan bahan masakan.

"Kenapa kau bertanya soal usia rumah ini? Bukankah sejak awal kau tidak peduli?"

"Sekarang justru karena aku peduli. Dari sekian banyaknya rumah mewah di sini, kenapa kita harus mengambil rumah ini?"

Cathy mulai memotong beberapa bagian dada ayam untuk ia marinasi dengan bumbu. Tanpa menghentikkan aktifitasnya, Cathy berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan putrinya tersebut.

"Mom tidak tahu pasti, Cherine. Ini karena daddy mu terlalu menyukai sesuatu yang berbau vintage. Tapi Mom rasa ... rumah ini tidak begitu seram seperti cerita-cerita dari orang lain," ungkap Cathy.

"Seperti cerita-cerita dari orang lain?"

"Jika kau penasaran dengan rumah ini, kau bisa bertanya pada daddy mu. Dia lebih banyak tahu soal rumah ini di banding dengan Mom."

Meski sedikit kecewa, Cherine hanya bisa menganggukkan kepalanya. Sebelum naik ke lantai atas ia menawarkan diri untuk ikut membantu Cathy, tetapi wanita setengah baya itu menolaknya dengan alasan takut jika Cherine hanya akan membuat kekacauan saja di dalam dapur. Lantas, Cherine memutuskan untuk segera naik ke lantai atas. Di mana kamarnya berada dengan Vander di dalamnya.

****

Vander berdiri tegak di hadapan pintu kamar Cherine. Sejak Cherine pergi, Vander hanya berdiri memandangi jendela kamar yang mengarah pada jalanan di mana ia bisa leluasa melihat dan memastikan jika Cherine sudah kembali atau juga belum.

Sekarang, Vander sedang menunggu Cherine membuka pintu kamarnya. Vander tahu, Cherine baru saja kembali setelah Matthew mengantarnya pulang. Saat melihat bagaimana Cherine nampak terburu-buru untuk masuk ke dalam rumah, Vander mengulas senyum. Ia merasa senang dengan Cherine yang terlihat terburu-buru untuk masuk.

"Cherine milikku. Dia tidak akan berpaling dariku, pada lelaki manapun. Tidak akan pernah, sekalipun," ujarnya.

Saat Vander menghitung dari satu sampai sepuluh, pintu kamar Cherine akhirnya terbuka. Cherine datang dengan tas yang ia sampirkan di bahu. Tatapannya nampak memutari ruangan kamarnya, mencari keberadaan Vander yang sudah jelas tidak bisa ia lihat.

Vander hanya terdiam di sana dengan senyum manisnya. Senang rasanya ketika Vander melihat bagaimana Cherine mencari dirinya dengan kekurangannya yang sudah jelas tidak bisa melihat wujud Vander yang asli.

"Vander ... aku pulang. Kau masih di sini, kan?" tanyanya sembari berjalan melewati Vander di hadapannya.

"Aku pulang sedikit lebih cepat karena aku rasa ... Matthew sedikit membosankan. Aku tidak banyak melakukan banyak hal dengannya. Kita hanya sibuk membaca buku di perpustakaan." Cherine mencoba menjelaskan, padahal Vander sama sekali tidak peduli. Toh, dari gerak-gerik Cherine, perempuan itu sama sekali tidak memiliki ketertarikan terhadap Matthew.

"Vander ... kau mendengarku, kan?"

"Ya, aku ada di sini, Cherine. Di sampingmu," ujarnya, tepat di samping telinga Cherine.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Terima kasih sudah membaca bagian 10.
Sampai jumpa di bagian 11.

See you, asterlove💗



19 Mei 2024
🌸Asterialyn🌸

THE MYSTERIOUS MANOnde histórias criam vida. Descubra agora