Bagian 08 - Cherine's Heart

38 19 1
                                    

"Cherine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cherine ... semua alasanmu itu adalah kebohongan, kan? kau jelas merindukanku, Cherine. Kau ... menginginkan kehadiranku."

Cherine terdiam dengan tubuh yang mendadak kaku. Wajahnya kembali terasa hangat, seperti Vander tengah menangkup kedua pipinya dengan lembut. Cherine sejenak berpikir, apa jangan-jangan, Vander bisa membaca pikirannya?

"Apakah serendah itu bagimu jika faktanya kau merindukan kehadiranku, Cherine?"

Suara Vander kembali terdengar di telinga kiri Cherine. Begitu dekat, sehingga berhasil membuat bulu kuduk Cherine meremang. Seluruh alasan yang ia katakan pada Vander tidak ada satupun yang benar. Ya, Vander tidak salah. Makhluk di hadapan Cherine berhasil menebak kebohongannya.

Vander bisa saja memang memiliki keahlian membaca pikiran Cherine, atau barangkali Vander yang memang terlalu pintar dalam menebak kebohongan Cherine yang terlalu kentara itu.

"A-aku tidak bermaksud seperti itu, Vander," ujar Cherine, sedikit gelagapan.

"Aku sama sekali tidak masalah jika senyuman yang kau perlihatkan di hari itu hanyalah ketidaksengajaan, Cherine. Aku tidak peduli, tetapi senyumanmu telah berhasil membuatku berhenti untuk putus asa."

Apa? Dia putus asa? Hantu bisa putus asa? Batin Cherine.

Cherine menundukkan wajahnya. Ia kehabisan akal untuk memberikan alasan pada Vander mengapa ia bisa berkata jika ia merindukan sosoknya selama beberapa hari ini.

Merindukannya.

Tentu Cherine mengatakan hal tersebut dengan kesadaran penuh. Seakan Cherine adalah seseorang yang tengah dihadapkan pada sesuatu yang ia inginkan, dan hanya dengan mengatakan isi di dalam hatinya, seseorang tersebut bisa memiliki apa yang ia inginkan tersebut.

"Aku tidak akan memperlihatkan wujudku padamu, Cherine jika itu akan membuatmu takut. Aku tahu ... kau merasa takut padaku, tetapi kau juga tidak ingin kehilanganku."

Cherine mengangkat kembali wajahnya. Setelah kejadian itu, Vander menghilang tanpa alasan sekitar satu minggu lebih. Cherine yang sudah terbiasa dengan mimpi-mimpi aneh, hembusan angin yang seperti napas hangat dari seseorang, mendadak hilang dari hidupnya.

Cherine kira hal tersebut akan membuatnya merasa lega. Akan tetapi, justru hal tersebut membuat Cherine merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Cherine tidak pernah lagi bermimpi aneh, dan saat ia terbangun dari tidurnya, yang Cherine temukan hanyalah kekosongan.

Ini aneh.

Hari itu Cherine berulang kali mengatakan hal itu pada dirinya sendiri. Mungkin, alasan Vander mengetahui jika perkataannya pada sosok lelaki itu adalah kebohongan, tentu masuk akal jika selama Vander menghilang dari Cherine, sosok lelaki itu selalu memperhatikannya. Tidak pernah pergi sekalipun.

"Aku tidak takut padamu, Vander."

"Kau bohong. Kau takut denganku, Cherine. Lagi pula, kau bahkan tidak pernah tahu bagaimana bentuk wujudku. Kau hanya bisa melihat bayangan hitamku saja dalam mimpimu."

Cherine menggelengkan kepalanya. Mencoba meraih hati Vander agar tetap mempercayainya. Agar sosok lelaki itu percaya jika Cherine sama sekali tidak takut dengannya. Bagaimanapun wujudnya.

"Apa yang harus aku percayai darimu, Cherine? Kau bahkan merasa menyesal telah mengatakan jika kau merindukanku."

"Kau benar, Vander ..." Cherine mengeratkan kepalan tangannya.

"Aku seperti telah menyesal mengatakan itu padamu, sampai-sampai berakhir dengan mengatakan sesuatu yang aku rasa telah melukai perasaanmu, Vander."

Vander menunduk, menatap wajah perempuan di hadapannya yang tengah menyesali perbuatannya. Padahal, Vander tidak akan memberikan hukuman apapun pada Cherine. Meski akhirnya Cherine merasa menyesal, tetapi Vander tetap merasa senang karena Cherine telah mengatakan padanya jika perempuan itu merindukan kehadiran dirinya.

"Aku hanya takut, Vander ... aku takut sesuatu yang tidak-tidak akan mendekat padaku. Kau tahu, kan? ada beberapa mitos yang mengatakan jika hantu yang berusia puluhan atau bahkan ratusan tahun itu terkadang bisa melukai manusia."

"Ya, aku tahu."

"A-aku bukan memiliki pikiran negatif terhadapmu, Vander, tapi saat kau bilang jika kau mati dengan terbunuh, aku rasa ... aku rasa kau adalah hantu yang memiliki dendam begitu dalam. Aku ... aku mungkin saja bisa kau bunuh dalam hitungan hari."

Vander terdiam. Perasaannya merasa lega setelah Cherine menyampaikan isi hatinya. Cherine bukan takut dengan kehadirannya, tetapi dengan mitos-mitos yang Cherine sebutkan. Cherine tidak salah, karena pada dasarnya Vander juga pernah melukai manusia yang pernah memutuskan untuk tinggal di rumah milik Vander.

"Bukankah aku sudah bilang padamu, Cherine. Sebelumnya, mungkin aku selalu melukai beberapa manusia yang pernah memutuskan untuk tinggal di rumah ini, tetapi kali ini ... saat kau datang padaku, aku berjanji pada diriku sendiri jika aku tidak akan melukaimu, Cherine. Sedikit atau sesentipun."

"Kenapa?"

"Sudah kubilang ... kau adalah orang pertama yang memberiku senyuman."

"Apa alasanmu terbunuh, Vander?"

"Kenapa kau sangat penasaran dengan hal tersebut, Cherine?"

"Aku ingin tahu."

Vander kembali menangkup wajah Cherine. Memberinya kembali kehangatan, meski pada faktanya hantu biasa hanya bisa memberikan energi dingin pada seorang manusia. Kali ini, Vander akan menggunakan kekuatannya untuk menyentuh Cherine.

Sebagai hantu berumur puluhan tahun, kekuatan Vander memang jauh lebih tinggi dari hantu biasa yang lainnya. Bahkan dengan Helena sekalipun, Vander jauh lebih kuat. Apa mungkin karena Vander terlalu banyak memendam dendam?

"Suatu saat aku akan memberitahumu, Cherine. Aku akan membawamu untuk menemuinya."

"Menemui siapa?"

"Seseorang yang mengantarkanku pada kematian."

Jantung Cherine seakan berhenti berdetak dalam hitungan detik. Sampai tiba-tiba, suara seseorang dari ambang pintu berhasil mengejutkannya. Cherine dengan segera menoleh dan mendapati Matthew tengah berdiri di sana bersama raut wajah kebingungannya.

"Matthew ...," sapa Cherine, sedikit gugup.

"Cherine, kau sedang berbicara dengan siapa?"

"Cherine, kau sedang berbicara dengan siapa?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih karena telah membaca bagian ini.
Mari bertemu lagi di hari Jum'at.

See you, asterlove💗



15 Mei 2024
🌸Asterialyn🌸

THE MYSTERIOUS MANWhere stories live. Discover now