Abimanyu mendapatkan cuti kerja setelah mengetahui kekasihnya, Juni, sedang demam. Peristiwa yang menimpa Juni kemarin membuatnya mengalami mimpi buruk dan berakibat pada kesehatannya yang menurun.
"Mbok Rahma sudah masakin bubur untukmu, Sayang. Dimakan ya? Mau ya?" tanya Abimanyu dengan penuh perhatian.
Juni menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Abimanyu. Ia melihat Abimanyu membawa nampan berisi bubur. Aroma harumnya tercium, terlihat lezat, namun lidahnya seakan menolak.
"Sayang, makan dulu. Kamu belum makan. Sudah mau sore," bujuk Abimanyu lagi.
Juni membalikkan tubuhnya dan membelakangi Abimanyu. Abimanyu hanya bisa menghela napas panjang. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membantu Juni.
"Kamu mau tahu aku mimpi apa?"
Suara Juni menghentikan langkah Abimanyu yang hendak menuju kamar mandi. Ia menoleh ke belakang dan memutuskan untuk mendekati kekasihnya di ranjang, duduk di sebelahnya.
"Ada apa?" tanya Abimanyu, namun hanya dibalas dengan gelengan kepala Juni.
Juni mendongak menatap Abimanyu yang mengelus rambutnya dengan lembut, "Aku takut," bisiknya.
"Takut kenapa?" tanya Abimanyu penuh perhatian. Abimanyu memutuskan untuk menahan diri agar tidak mengganggu mood Juni. Ia memilih untuk mendengarkan dengan penuh perhatian saat Juni menjelaskan mimpinya.
"Aku mimpi melihat seseorang gantung diri di depanku. Aku tidak mengerti apa maksud mimpi itu," jawab Juni dengan suara gemetar.
"Sudah, Sayang. Mungkin karena kamu masih demam. Jadi, mimpinya aneh-aneh," kata Abimanyu berusaha menenangkan Juni.
Juni membalikkan badannya dan menghadap Abimanyu, pertanda ia mulai merasa nyaman.
"Tapi, aku mendengar nama 'Nirmala' di mimpi tadi," ucapnya dengan raut wajah penuh kebingungan.
****
"Akhirnya kamu mau makan. Bagaimana buburnya?" tanya Abimanyu, baru saja keluar dari kamar mandi. Handuk yang tersampir di bahunya menandakan ia baru saja selesai mandi. Mengurus Juni yang sakit membuatnya menunda mandi.
Juni mengangguk lemah. Abimanyu tersenyum, ia sudah beberapa kali mendapat gelengan kepala dari Juni. Kali ini, ia senang melihat Juni mulai merasa lebih nyaman.
"Mau nambah? Biar aku ambilkan lagi," tawar Abimanyu.
Ia menempelkan tangan ke kening dan leher Juni. Suhu tubuhnya mulai menurun, tidak sepanas sebelumnya. Abimanyu merasa terharu melihat kekasihnya perlahan menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
"Buburnya enak. Mau lagi?" tanya Abimanyu, Abimanyu selalu menunjukkan rasa cintanya kepada Juni dengan perhatian yang tak pernah padam. Ia selalu siap sedia membantu dan menemaninya, bahkan dalam keadaan sakit.
YOU ARE READING
Nirmala : Gamelan Ayu Banowati [Segera Terbit]
Horror(Dilarang Plagiat) 🥇Juara 1 MWC - Navi Publisher Sebagai tunangan yang akan segera melangsungkan pernikahan, Abimanyu dan Juni mulai mencari rumah di kota impian mereka. Daerah Cimahi memiliki banyak rumah tua klasik yang masih layak dihuni. Akhir...