40

401 57 6
                                    

Siapa bilang pekerjaan di tempat kerja itu mulus-mulus saja semulus pantat Zhan Ge. Cabul. Nyatanya Juan malah terkena culture shock di kantor cabang. Bisa-bisanya dia melihat karyawan yang terang-terangan mendekatinya.

Memang tidak secara langsung tapi sangat terlihat gerak-geriknya yang terus mencari perhatian Juan.

Juan hanya diam memerhatikan wanita dan pria yang sedang bercengkrama tapi dengan suara yang keras. Tidak masalah itu haknya. Lagipula ini kantin jadi bebas. Tapi Juan terganggu dengan lirikan mereka yang seperti menelanjanginya.

Segera Juan meminum tehnya lalu kembali ke ruangannya. Sialan lima hari di Shanghai membuatnya pusing tidak melihat istrinya. Apa ini juga yang dirasakan ayahnya ketika jauh dari Xiao Zhan? Jika iya, ini sangat menyakitkan.

💚💚💙💛

Yuan mual di kampusnya. Ketika kelas berlangsung dia bergegas keluar ruangan menuju toilet. Membuang semua sarapannya tadi pagi.

"Hei. Jangan membuatku mual lagi. Aku lelah." Ujar Yuan mengusap perut buncitnya.

"Kau bicara dengan siapa?"

Deg

Yuan menoleh kebelakang dengan perasaan kagetnya. Ternyata hanya Kim Yohan. Pria tampan dengan senyuman itu terheran menatapnya. Secepatnya Yuan merubah mimik wajahnya menjadi biasa dan dingin.

"Aku hanya bergumam. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yuan.

"Buang air kecillah, tidak mungkin aku makan siang."

Yuan merengut mendengar jawaban Yohan. Dia melihat senyuman jahil Yohan rasanya ingin mencekik pria itu. Sedangkan Yohan menuju tempat pembuangan urin. Tiba-tiba Yuan malu melihat orang pipis di depannya. Padahal juga biasanya tidak masalah.

Jangan-jangan dia benar menjadi homo sapienses.

"Hei Yuan"

Lan Yuan menoleh lagi. Kali ini Yohan tampak menyebalkan dengan senyum jahilnya. Yuan curiga.

"Wajahmu merah."

Blush

Kedua mata pemuda manis itu berkedip beberapa kali setelah otaknya mencerna ucapan Yohan. Reflek dia menyentuh pipinya dan leher yang agak panas. Mungkin karena suhu udara yang panas.

"Hahahahaha. Astaga, kau lucu sekali. Aku hanya bercanda."

"Kim Yohan!!!!" Yuan melempar sepatunya.

Ah, sialan. Pria tampan itu langsung pergi. Yuan teringat Juan. Dia ingin melihat Juan segera. Mereka sudah terpisah enam hari dan Juan sialan itu tidak menghubunginya sama sekali. Menjadikannya berpikir kemana-mana. Siapa tahukan jika Juan berselingkuh? Yuan agak takut jika penyakit mertuanya menurun ke Juan. Atau paling parah Juan akan menikah lagi dengan pria atau wanita lain.

Karena berpikir keras, perutnya jadi tegang. Dia meringis, menahan sebentar rasa nyerinya.

"Aduh." Yuan butuh duduk. Dia pun duduk sebentar di lantai. Kedua kakinya ditekuk lalu menyembunyikan wajahnya disana.  Dia jadi ingin melihat Juan. Padahal kalau Juan di dekatnya dia mual dan marah.

💚💚💛💛

Juan tidak sabar besok pulang. Hari ini dia terakhir bekerja di minggu ini. Dia akhirnya akan melihat Yuan lagi dan perut buncitnya. Juan ingin menyentuhnya lagi. Rasanya rindu ini membuatnya gila.

"Permisi Presdir."

Juan melunturkan senyumnya saat seseorang datang ke ruangannya. Dia duduk tegap kemudian meraih polpen di meja. Dia melihat orang itu ternyata hanya bagian promosi.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang