Fitnah Mertua

5.7K 13 0
                                    

"Mashhh akhhh emhh fashterhkk." Desah wanita hamil yang sedang menyalurkan birahinya bernama Rara.

Azmi sang suami yang mendengar desahan istrinya semakin mempercepat memaju mundurkan penisnya kedalam vagina Rara.

"Akhhh kamuhhh akhh nikhmat mmhh....." Desah Azmi.

"Akhhh akhhh mashh mashh."

"Emmmhhh...... akhh ahhhh ahhh... eunggg....."

Desah mereka bersahutan bercinta tanpa henti. Sudah 5 ronde namun keduanya belum puas.

"Akhhh... mashhh akuhh mauhhkk akhh... keluarhh." Ucap Rara.

"Akkhh..... ayookkhhh emmh...."

"Akhhhhhhhhh." Desah keduanya setelah menyemburkan bersama.

Bruk

Azmi menindih tubuh Rara sehingga perut buncit Rara tertindih, namun Rara membiarkannya walaupun perutnya agak sedikit nyeri karena ia sudah tidak ada tenaga. Mereka pun sama sama tertidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Keesokan paginya Rara terbangun dengan badan Azmi yang masih menindih tubuhnya.

"Akhh aduh sayang bangun yang, akhh." Ucap Rara berusaha membangunkan Azmi. Rara berusaha menyingkirkan Azmi dari atas tubuhnya karena perutnya merasakan sakit.

"Ssttt maafin mama dan papa ya sayang." Ucap Rara sambil mengelus perut buncitnya setelah berhasil memindahkan tubuh Azmi dari atas tubuhnya.

Rara mencoba membangunkan Azmi kembali. "Yang bangun yang, nanti terlambat loh." Ucap Rara pada Azmi.

"Eunggh 5 menit lagi yang." Ucap Azmi dengan nada serak.

"Yaudah aku mau siap siap dulu ya, mau bangunin Alya dulu."ucap Rara.

Rara sedang mengandung anak kedua , kandungan nya saat ini menginjak 8 bulan dan sedang menghitung hari untuk menunggu anak keduanya lahir . Sedangkan anak pertamanya berusia 5 tahun bernama Alya, ia saat ini sudah memasuki Taman Kanak kanak.

Rara adalah sebatang kara jadi ia tinggal di rumah Azmi bersama ibu mertuanya. Ayah mertuanya sudah meninggal 1 tahun yang lalu.

Karena latar belakang Rara yang tidak jelas, Ratih Ibu Azmi sangat tidak menyukai Rara. Ia sangat tidak suka bila mendengar Alya menangis, karena merasa bahwa Rara tidak becus menjaga anak. Maka dari itu sebisa mungkin Rara menuruti semua keinginan Alya agar anaknya tidak menangis. Hal itu membuat Alya menjadi anak yang sangat manja dan sangat egois.

Seperti saat ini, semua sudah berkumpul di meja makan namun Alya tidak mau menyentuh makanannya karena ingin makan sambil di gendong Rara.

"Jangan gitu dong sayang, kasian bunda dan dede bayi kalau harus gendong Alya." Ucap Azmi berusaha menasehati Alya.

"Biarin. Pokonya Alya ga mau makan hiks." Ucap Alya dan mulai menangis. Rara yang mendengar Alya mulai menangis lalu bangkit dari meja makan untuk mengambil kain jarik.

Prank

Ratih membanting sendok saat mendengar tangisan Alya.

"Ikutin maunya Alya apa susahnya sih, kamu juga Mi udah tau Alya kalau nangis susah di bujuk dan ibu tidak mau mendengar keributan di pagi hari!." Ucap Ratih dengan marah.

"Tapi kan bu-.'

"Udah mas gapapa, Alya ayo sayang." Ucap Rara memotong ucapan Azmi sambil berusaha menggendong tubuh Alya menggunakan jarik. Perut besar Rara tertekan oleh badan Alya dan membuat perutnya sedikit keram, namun Rara menahan sakitnya.


"Oh ya Ra, nanti yang datang di ke sekolah Alya kamu ya. Ibu ga bisa nemenin soalnya mau ada arisan."

"Emang ada acara apa bu?." Tanya Azmi sambil memakan makanannya.

"Kemarin lusa kan 17 agustusan nah sekolah Alya katanya mau adain lomba." Ucap Ratih dengan santai.

Kebetulan Ratih sebelumnya mengikuti pertemuan orang tua di sekolah Alya karena Rara dan Azmi sedang mengecek kandungan.

"Rara kan sedang hamil besar bu." Ucap Azmi bernegosiasi.

"Ya mau gimana lagi? Mau sama kamu? Kamu sendiri juga kan mau ke Bandung Mi." Ucap Ratih dengan sewot.

"Tapi Bu-."

"Sudah mas gapapa, nanti aku yang datang." Ucap Rara tersenyum sambil mengelus punggung Azmi untuk menenangkannya.

"Yasudah kalau gitu kamu hati hati ya Ra. " Ucap Azmi sambil tersenyum.

"Baik mas." Ucap Rara tersenyum, sedangkan rati yang melihat hanya tersenyum miring.

■■■■■■■■■BERSAMBUNG■■■■■■■■■

■■■■■■■■■BERSAMBUNG■■■■■■■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BirthWhere stories live. Discover now