tujuhpuluhdelapan

2.7K 461 94
                                    

Happy reading
Dipikir-pikir kok aku rajin amat update 😮‍💨
.

.

.

.

.






Tuan Min tengah duduk bersama Seokjin di ruang tengah setelah menyelesaikan makan siang bersama sekaligus membahas persiapan pernikahannya dengan Hyunji yang akan dilakukan dalam waktu dekat.  Sementara itu Hyunji mengajak nyonya Kim dan ibunya keluar untuk melakukan fitting baju di salah satu butik.

"Bagaimana keadaan Yoongi?" Tanya Seokjin. Hyunji sudah menceritakan bagaimana keadaan bungsu keluarga tersebut. Semakin hari keadaanya bertambah buruk, ia kesulitan tidur dan nafsu makan Yoongi menurun secara drastis. Tentu hal tersebut berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Sebagai seorang ibu Nyonya Min bahkan sudah mengupayakan dengan selalu menyajikan semua makanan kesukaan Yoongi. Bahkan jamuan siang ini pun didominasi makanan yang biasanya dapat membangkitkan selera makan Yoongi.

"Appa benar-benar tidak tau lagi, kemarin malam Yoongi berteriak saat tidur dan membuat Jungkook terkejut sampai kesulitan bernafas, tapi setelahnya Yoongi lupa apa yang terjadi dan bingung saat mendapati Jungkook tidur dengan nassal canula."

"Yoongi dua kali pingsan karena sakit kepala, kemarin appa sempat berkonsultasi dengan dokter ternyata tekanan darahnya sangatbrendah karena ia tidak bisa tidur, dokter memberi obat agar Yoongi bisa beristirahat."

Seokjin tampak terkejut, "apa keadaanya seburuk itu?" Kening pria itu mengernyit, "tapi tadi dia tampak baik-baik saja, maksudku dia banyak tertawa dengan Jungkook dan si kembar."

Seokjin melihat interaksi Yoongi dengan mereka baik-baik saja, ia bahkan juga sempat berbincang banyak dengan pria itu dan tak merasa janggal meski bisa ia lihat tubuh Yoongi lebih kurus dari terakhir mereka bertemu dan ada kantung mata hitam di bawah matanya. Saat ini bahkan Yoongi masih di halaman belakang bersama ketiga bayinya, Seokjin bisa mendengar tawa mereka dari sini.

"Itu alasan appa meminta Namjoon menitipkan dua keponakannya disini. Yoongi terlihat lebih santai jika bersama mereka dan Jungkook, banyak tertawa. Tapi saat sendirian dia banyak melamun, appa benar-benar khawatir Seokjin." Tuan Min menghela nafas, prihatin dengan keadaan putranya yang ia sadari tidak baik-baik saja, "appa berencana mengajak Yoongi berkonsultasi dengan psikolog."

Seokjin mengangguk setuju, keadaan Yoongi tentu harus ditangani oleh ahlinya. Ia menyandarkan tubuh, ibunya pasti juga akan terpukul jika mendengar keadaan Yoongi, wanita itu bahkan selalu menanyakan dan mengkhawatirkannya.

Di tengah obrolan mereka, keduanya berdiri dengan tergesa saat mendengar suara Yoongi dari halaman belakang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
Taehyung tertawa saat jari kecil Jimin nyaris dipatuk oleh burung baru Jungkook. Mereka tengah memandangi sangkar berisi tiga burung dengan warna cerah. Jungkook sendiri sudah menempelkan semua wajahnya ke sangkar sembari memanggil-manggil burungnya meski Yoongi berusaha menjauhkan.

"Wungwung..."

"Wungwung ni ayi..."

"Wungwung!"

"Bayi, mundur, jangan seperti itu!" Yoongi mencoba menarik tubuh bayinya, "nanti bulunya masuk ke hidung." Meskipun kandang burung tersebut selalu dibersihkan, tidak menutup kemungkinan bulu halusnya terhirup dan hal tersebut bukan sesuatu yang baik untuk anak dengan penyakit pernafasan bawaan seperti Jungkook.

BabyWhere stories live. Discover now