Chapter 1🌹

160 102 40
                                    

Cuaca hari ini begitu panas sampai-sampai kipas yang ada di ruang kelas tak bisa menghilangkan rasa gerah dan hawa panas

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Cuaca hari ini begitu panas sampai-sampai kipas yang ada di ruang kelas tak bisa menghilangkan rasa gerah dan hawa panas. Tiga orang siswi kelas 9 sedang duduk di kursi yang ada di bawah kipas. Mereka sudah lumayan lama duduk di bawah kipas demi menghilangkan rasa gerah di tubuh mereka.

"Panas banget hari ini, kan. Nisa, Yana," ucap Lidya sambil terus mengipasi dirinya menggunakan buku tulis miliknya.

"Melebihi kata panas menurutku," sahut Nisa yang tubuh nya sudah lemas karena gerah.

"Ayo beli es di kantin," ajak Yana.

Nisa dan Lidya menolak ajakan Yana karena mereka berdua terlalu malas untuk bangkit dan berjalan menuju kantin. Kini yang mereka harapkan hanyalah mendengar suara bel pulangan agar mereka bisa pulang dan melepaskan seragam yang membuat gerah. Setelah itu, mereka bisa berbaring dengan nyaman di kasur yang empuk sambil bermain ponsel.

"Hari panas kayak gini enaknya ngapain?" tanya Lidya sambil menatap langit-langit kelas.

Nisa sempat memikirkan suatu ide namun ide nya hilang begitu saja, ia jadi tidak bisa berpikir jernih karena gerah.

"Mana ku tempe." Nisa menjawab dengan apa yang ada di pikiran nya.

"Aku tau." Lidya secara tiba-tiba berdiri dari kursi membuat kedua temannya terkejut.

"Kamu tau apa?" Yana bertanya sambil menatap Lidya penasaran.

Teman nya yang satu ini terkadang bisa mengeluarkan berbagai macam reaksi, terkadang di saat semua orang serius dia malah bertanya hal-hal yang bodoh dan di saat semua orang sedang bercanda dia malah melakukan hal yang gila bahkan bisa lebih dari kata gila.

"Kita akan maling kelapa!"

Lihatlah dengan mata yang nampak berbinar-binar layaknya seperti orang tanpa dosa sama sekali padahal aslinya badar BL.

"Oke, ide yang buruk sebaiknya kamu satu hari tanpa hal yang gila." Yana sepertinya sudah lelah dengan teman nya yang satu ini karena dia tidak ada habisnya membawa kesesatan terhadap orang-orang disekitarnya.

"Yang dikatakan Yana benar, Yahh. Sebaiknya kamu jangan melakukan itu karena bisa saja kamu di hukum lagi karena hal gila mu."

Hal gila yang dimaksud Nisa adalah di saat mereka sedang berada di WC, Lidya dengan santainya menggedor pintu WC yang jelas-jelas di dalamnya adalah guru killer, setelah itu. Ia malah kabur meninggalkan Nisa dan Yana tanpa rasa bersalah, alhasil mereka berdua mendapat kata-kata manis dari sang guru.

"Aku yakin bakalan aman, lagian guru-guru pada sibuk," timpal Lidya.

"Lidya, pliss. Kali ini saja diam di kelas bersama kami," sahut Yana yang benar-benar lelah dengan ide-ide gila Lidya.

We Are The Same [One Going]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz