Tetapi hari ini wajah Alif jauh lebih terlihat putus asa sekarang, gadis itu terlihat pucat, kuyu, sekaligus kacau. Satya tidak tahan, ia ingin menghapus kesedihan dari wajah gadis yang masih ia cintai hingga detik ini.

"Halo Alif." Satya tersenyum lembut, menyapa Alif.

Alif mendongak, menatap wajah Satya. Seulas senyum merekah di wajah Alif.

"Pak Satya."

Satya segera duduk di samping Alif tanpa ia minta, laki-laki itu memiringkan kepalanya dan kembali nyengir.

"Ada apa? Masalah baru tentang temanmu lagi?"

"Teman?" Alif mengernyit, ia lupa kalau ia pernah bercerita pada Satya tentang masalahnya dirinya dan Sakti dengan berbohong.

"Temanmu yang katanya tahu kalau pacarnya masih suka ketemu mantannya."

Alif menatap Satya sedetik dengan tatapan kosong, lalu ia sadar kalau memang ia pernah mengatakan hal seperti itu pada Satya beberapa minggu yang lalu.

"Ah.. sekarang masalahnya lebih berat. Si pacar ketahuan selingkuh dengan mantan pacarnya."

Satya menaikkan alis matanya tinggi-tinggi.

Maybe I will get you, Alif..

"Jadi menurut Pak Satya gimana?"

Satya tersenyum, menatap mata gadis itu dalam-dalam. Ia ingin menyampaikan bahwa memang ini yang ia inginkan dari hubungan mereka.

"Bilang pada temanmu, tinggalkan saja. Seorang pengkhianat tidak pantas untuk dipertahankan."

Alif mengerjap, seandainya memang kondisinya hanyalah sebuah hubungan tanpa ada sumpah dan janji suci di depan Tuhan.. maka ia akan dengan mudah meninggalkan Sakti. Tetapi ini adalah sebuah pernikahan dan juga ia telah mengandung.

Alif mengangguk dan menundukkan kepalanya membuat Satya ingin memeluk gadis itu sekarang juga, untunglah ia masih berpikiran waras untuk tidak melakukannya. Satya hanya mengacak puncak kepala Alif.

"Hei, jangan sedih dong. Temanmu yang punya masalah kok kamu yang sedih. Kita diskusi lagi yuk, masih banyak judul buku menarik yang belum dibahas."

Alif mengangkat kepalanya, mungkin memang ia harus melupakan masalah ini untuk sejenak saja. Alif mengangguk, menyetujui ide Satya.

Lalu Satya menarik tangan Alif menuju rak buku, memilih beberapa judul untuk mereka bahas. Untuk sesaat Alif dapat melupakan kesedihannya bersama Satya, tapi ia tahu laki-laki itu bukan pemecahan dari masalahnya. Ia hanya ingin melarikan diri dari semua masalah yang mendera hidupnya.

***

Sakti tahu ada yang berubah dari diri Alif, istrinya berubah semenjak hari itu, hari ketika ia jatuh tertidur setelah minum kopi dengan Deidre. Alif membalas pesan singkatnya dengan kalimat pendek dan istrinya tidak pernah menjawab telponnya. Wira pun menambahkan bahwa Alif kembali dekat dengan laki-laki yang sama pada waktu itu, istrinya sering pulang terlambat dan mengobrol hinggal larut malam di gerai kopi 24 jam.

Sakti gusar, ia tidak dapat duduk tenang di kursinya padahal ia adalah pembicara dalam forum tersebut. Semua peserta yang hadir menatap dirinya dengan wajah heran karena Sakti sering mendesah dan melihat ponselnya dalam waktu beberapa menit sekali.

Sakti memutuskan untuk mempercepat perjalanan dinasnya, ia akan pulang dengan pesawat terakhir. Walau ia tahu konsekuensinya ia akan dipandang sebagai orang yang tidak amanah dalam menjalankan tugas. Sakti tidak memikirkan tentang karir atau apapun, karena Alif yang terpenting baginya saat ini.

My Young BrideWhere stories live. Discover now