𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐚𝐡

9 2 0
                                    

Rembulan yang berumur 8 tahun baru saja selesai mendengar cerita tentang kisah Nabi Sulaiman yang menaklukkan Bilqis dari Arakan Sura, dia sangat terkagum-kagum dengan semua mukjizat dari para Nabi dan Rasul.

Dia berjalan-jalan di sekitar hutan, tanpa sengaja mata nya menangkap sosok Gintari yang sedang latihan silat seorang diri. Rembulan diam-diam memperhatikan setiap gerakan Gintari, tanpa dia sadari matanya sudah berubah warna menjadi biru laut.

Gintari mempraktikkan satu gerakan, dia memanjat pohon. Dan melompat dari satu pohon ke pohon lain, Rembulan mengikuti Gintari diam-diam.

Krak!

"Waaaaa!!!"

Bruk!

Gintari terjatuh setelah menginjak dahan yang lapuk, tubuhnya dengan keras menghantam tanah. Rembulan terpaku melihat adiknya terjatuh dengan keras, sedetik kemudian Gintari pun menangis. Rembulan mencoba membantu Gintari berdiri, tapi tangannya lebih dulu ditepis oleh Gintari.

"Menjauh sana!" teriak Gintari marah.

Suara tangisan Gintari, membuat Sultan Aji Rimbun Nyang dan Nyi Embun Kasturi datang menghampiri mereka berdua. Gintari dipeluk oleh Nyi Embun Kasturi, Rembulan tetap diam dan menjaga jarak dengan Gintari.

"Kenapa kau tidak menolong adikmu, Rembulan? Kenapa kau hanya diam saja disana?" tanya Nyi Embun Kasturi pada Rembulan.

Nada bicara Nyi Embun Kasturi terdengar seperti menahan amarah, apakah ibundanya marah padanya? Padahal dia tadi sudah berniat untuk membantu Gintari, kenapa ibundanya marah padanya?

"A-aku..."

"Pergi lah, kembali ke wisma mu" titah Sultan Aji Rimbun Nyang.

Karena takut, Rembulan berlari meninggalkan mereka bertiga disana. Selama berlari, dia terus menangis.

"Kenapa kalian marah padaku? Kenapa kalian pilih kasih? Kenapa kalian membenciku?"

Bukannya kembali ke wisma, Rembulan malah pergi ke 𝘱𝘢𝘬𝘸𝘢𝘯* Arakan Sura. Sesampainya disana, bukannya masuk atau mengucapkan salam. Rembulan langsung menangis keras, Istri Arakan Sura yakni Dirmawatri, menghampiri Rembulan yang sedang menangis.

"Nanda Nyimas Rembulan? Kenapa kau menangis? Ayo, kita duduk didalam"

Mereka pun masuk kedalam pakwan, disana Rembulan menceritakan semuanya pada Dirmawatri. Dirmawatri memeluk Rembulan dengan erat, Arakan Sura menggelengkan kepalanya lelah. Kenapa Sultan Aji Rimbun Nyang sangat pilih kasih pada Rembulan, padahal Rembulan jauh lebih baik daripada Gintari.

Arakan Sura dan Dirmawatri belum dikaruniai anak, pernikahan mereka baru dilaksanakan 8 tahun yang lalu. 1 minggu setelah pernikahan Arakan Sura dan Dirmawatri, Rembulan lahir. Mereka berdua sangat senang, apalagi mereka sampai sekarang belum dikaruniai anak.

Mereka sangat bahagia jika Rembulan ada di pakwan Kaloka untuk sekedar menginap dan mendengar kajian dari Arakan Sura, mereka tidak keberatan sama sekali jika Rembulan ada disana. Mereka juga kasihan pada Rembulan, yang selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan Gintari.

"Nanda Nyimas Rembulan, besok pagi ikut lah aku ke hutan" ucap Arakan Sura, Rembulan hanya mengangguk tanpa mencari tahu apa yang akan mereka lakukan dihutan besok.

༻𓊈𒆜𝐊𝐞𝐞𝐬𝐨𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𒆜𓊉༺

"Hei! Turun!" teriak Arakan Sura.

"Tidak!! Aku tidak mauuuu!!! Hiks, berhenti memaksaku!! Huwaaaaaa!! Aku tidak mau belajar silat!!" Rembulan histeris diatas pohon.

Ketika dia tahu maksud dan tujuan Arakan Sura membawakan ke hutan, dia langsung lari dan memanjat pohon agar pamannya tidak dapat mengajarinya.

Arakan Sura menggaruk kepalanya kesal, dia mengeluarkan sebuah tali. Dia melemparkan tali itu hingga membuat ujung nya membelit kaki Rembulan, Arakan Sura sedikit menarik tali itu agar Rembulan mau turun.

"Astagfirullahalazim, hei! Kalau kau terus seperti itu! Sampai kapanpun ayahanda mu tak akan pernah mengagumimu!" teriak Arakan Sura. Rembulan yang tadinya menangis meraung-raung, seketika diam.

"Aku ini dari lahir sudah lemah, apa yang patut dibanggakan dari ku. Apapun yang terjadi, mau latihan sampai mati pun aku tak kan pernah menjadi kuat dan bisa membanggakan ayahanda" ucap Rembulan frustasi.

"Tapi aku yakin kau bisa menjadi yang terkuat, in sya Allah. Jika kau berusaha, berdoa dan terus berikhtiar dan berserah diri kepada Allah. Maka kau pasti bisa, didunia ini tak ada yang mustahil bagi Allahu Robbi" sahut Arakan Sura.

"Turun lah, keponakan ku Nanda Nyimas Rembulan. Aku janji, aku akan melatihmu sampai kau menjadi seorang pahlawan wanita yang hebat" sambung Arakan Sura.

Rembulan akhirnya mau turun setelah berbagai drama yang harus terjadi, Arakan Sura mengucap syukur karena usaha nya membujuk Rembulan berhasil. Dia menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Rembulan.

"Ayo, akan ku buat kau menjadi jawara di kerajaan ini"

༻𓊈𒆜𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠 𒆜𓊉༺

Rembulan [From Zero to Hero]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang