Breakfast

30 6 2
                                    

Tubuh Leyla langsung tersentak dengan spontan ia menyilangkan kedua lengannya didepan dada cepat-cepat kepalanya menggeleng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh Leyla langsung tersentak dengan spontan ia menyilangkan kedua lengannya didepan dada cepat-cepat kepalanya menggeleng.

"Belum siap!" cicitnya.

"Makanya tidur! Aku lelah!"

Leyla sejenak mengulum bibir dan mengangguk tanda setuju tanpa melepaskan silang pada lengannya. Ia mendekat dan mulai menaiki ranjang dengan ragu, melihat tingkah Leyla yang begitu membuat Seok-Jin memutar bola mata malas berakhir tidur membelakangi gadis itu. Melihat Seokjin yang tidur membelanginya begitu, membuat bibir Leyla mengerucut. Ia tau mereka berdua canggung, tapi Leyla masih ingin keduanya saling berbicara sampai kantuk hebat yang membuat pembicaraan keduanya terhenti. Ia masih mau berbicara dengan Seokjin tapi dirinya pun bingung dan malu untuk saling berinteraksi dengan suaminya itu. Walau awalnya ragu dan Leyla tampak tegang di atas ranjang, akhirnya terlelap juga. Namun tengah malam gadis itu tidur dengan risih dalam lelap tidurnya, decitan ranjang sampai terdengar dirungu Seokjin akibat pergerakan Leyla, hingga membuat pria itu bangun dari kantuknya. Seokjin berbalik dan  melihat keadaan Leyla yang sudah berkeringat sambil terus bergeliat, gadis itu juga meringis kesakitan.

"Mama jangan pergi"

"Maaf"

"Ella salah"

"M-ma.. t-tolong...sakit"

Akhirnya Seokjin duduk  dan menepuk ringan pipi Leyla.

"Ella.." panggilnya dengan lengan turun mengusap bahu Leyla.

"Hei.... bangun!"

"Apa kau sakit? Mana yang sakit?" cemas Seokjin karena terus saja mendengar ringisannya namun sang puan belum juga membuka mata.

Hingga tanpa pikir panjang, Seokjin kembali merebahkan tubuhnya, ia menyerukkan lengannya dibawah kepala gadis itu sebagai bantalan dan menarik pinggang rampingnya untuk merapat. Seokjin mendekap Leyla yang penuh peluh. Ia usap peluh itu dengan tangan bebasnya berganti mengusap punggung Leyla untuk menyalurkan rasa aman.

"Mimpi buruk, hmm?" gumam Seokjin.

Beberapa saat kemudian, Leyla terlelap tanpa meringis lagi. Gadis itu yang masih dialam bawah sadarnya menyerukkan kepalanya di dada bidang sang suami seolah sedang mencari rasa aman. Seokjin tersenyum kecil sebelum kembali menutup matanya yang sudah dijemput kantuk lagi.

*****

Terik matahari berhasil menembus tirai kamar itu hingga salah satunya terlihat sudah bergeliat. Itu Seokjin, pria itu bangun terlebih dahulu karena pantulan sinar matahari langsung mengenai tubuhnya. Mengerjapkan mata berulang kali hingga ia tersadar sedang tubuhnya sedang didekap oleh seseorang pun lengannya serasa kebas karena dijadikan bantalan.

"Ella?" panggilnya pelan.

Pria itu kemudian menghela nafasnya pelan sebelum kembali bergumam "Melihatmu tidur begini seolah bukan kau yang meringis semalam" Ia menyunggingkan senyum dengan jemari yang menyingkirkan rambut sang istri yang menutupi wajah cantiknya.

lavender Where stories live. Discover now