-Part 41-

790 135 35
                                    

Waktu pulang sekolah, Jennie langsung saja menjemput adiknya itu karena Jisoo sibuk di perusahan. Lagian setelah Dowon kecelakaan, Lisa tidak lagi menggunakan supir untuk dihantar ke sekolah. Selama ini, Jisoo atau Jennie yang akan menghantarnya.

"Lisa punya tugas kelompok sama teman temannya. Nanti Jihyo akan menghantar dia pulang" ujar Chaeyoung setelah memasuki mobil.

Jennie mengangguk faham "Baiklah. Eonnie juga akan membawa kamu ke suatu tempat si"

Dahi Chaeyoung mengernyit "Kita akan ke mana?"

Jennie kelihatan berfikir "Bagaimana kalau kita ke restaurant? Kamu belum makan siang bukan?"

Chaeyoung tersenyum "Ide yang bagus!"

Jennie terkekeh kecil sebelum menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.

"Eonnie" panggil Chaeyoung memecahkan keheningan.

"Hurm?" Sahut Jennie.

"Aku ingin Eonnie jujur"

Dahi Jennie mengernyit "Ada apa Chae?"

Chaeyoung membasahi bibir bawahnya "A-Apa Eonnie bermaksud sama kata kata Eonnie dulu?"

Jennie kelihatan bingung "Kata kata yang mana?"

"Eonnie menyesal karena punya adik yang tidak berguna seperti aku. Eonnie juga bilang kalau aku tidak pantas untuk menjadi adik Eonnie"

Deg

Jennie menelan ludahnya dengan kasar. Ingatannya kembali berputar disaat dia melemparkan kata kata yang kejam kepada sang adik.

"Gue menyesal karena punya adik yang tidak berguna seperti lo! Lo tidak pantas untuk menjadi adik gue!"

"Tidak Chae. Semua itu tidak benar. Eonnie tidak pernah menyesal karena punya adik seperti kamu. Kamu berguna Chae. Eonnie saja yang bodoh. Waktu itu Eonnie tidak sadar sama kata kata Eonnie" jelas Jennie dengan mata berkaca kaca.

Chaeyoung tersenyum tipis "Syukurlah. Aku hanya berharap agar aku bisa menjadi saudara yang berguna buat kalian"

"Kamu berguna Chae. Lupakan saja soal kata kata Eonnie yang dulu ya" bujuk Jennie.

"Aku punya sesuatu untuk Eonnie"

"Apa itu?"

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar lantas dia tersenyum tipis "Jika suatu hari nanti aku menyusul Eomma, aku ingin Eonnie, Jisoo Eonnie dan Lisa ke apartment aku. Aku sudah membeli apartment itu dan itu akan menjadi apartment kita bersama. Kalau kalian rindu sama aku, kalian ke apartment itu saja. Ada banyak photo aku disana kok. Ada juga photo kita ber4. Hanya itu yang mampu aku tinggalkan untuk kalian. Maaf ya"

Jennie menggigit bibir bawahnya bagi menahan isakannya "Kamu tidak akan kemana mana Chae. Eonnie yakin kamu akan sembuh! Kamu juga harus berjuang untuk sembuh!"

Chaeyoung kembali tersenyum namun kali ini senyumannya kelihatan berbeda. Wajahnya juga kelihatan sedikit pucat namun anehnya wajah pucatnya malah kelihatan semakin cantik.

"Chae-"

Tin tin!!!

"Eonnie!"

Jennie langsung membanting stir kesamping ketika sebuah mobil ugal ugalan melaju kearah mobilnya.







Brukkkkk





Jennie berjaya memutar stir mobilnya namun dia malah menabrak pembatas jalan sehingga mobilnya berguling guling diatas jalanan.





Asap mula keluar dari mobil itu. Kedua gadis itu pula kesulitan untuk keluar dari mobil karena mereka berada didalam posisi yang terbalik.

Darah terus mengucur keluar dari kepala mereka yang bocor gara gara terhantuk jendela mobil yang juga sudah pecah itu.

"C-Chae" panggil Jennie meringis kecil.

Gadis mungil ini berusaha melepaskan sabuk pengamannya yang macet itu.

Setelah berjaya membuka sabuk pengamannya, Jennie beralih menatap sang adik.

"Chae" Jennie kelihatan kaget ketika melihat serpihan kaca jendela mobil yang tertancap di perut sang adik.

"E-Eonnie" lirih Chaeyoung mengernyit kesakitan.

"Bertahan Chae. Jangan tutup mata kamu!" Arah Jennie berusaha melepaskan sabuk pengaman sang adik.

Tangan Chaeyoung yang dipenuhi darah gara gara memegang luka diperutnya itu beralih memegang tangan Jennie "E-Eonnie harus ingat kalau aku menyayangi Eonnie. J-Jangan lupa untuk k-ke apartment aku ya. A-Ada sesuatu untuk Eonnie, J-Jisoo Eonnie s-sama L-Lisa"

Chaeyoung sudah kesulitan untuk bernafas. Tangannya sudah beralih mencengkram dadanya sendiri.

Uhukk uhukkk

Gadis ini langsung terbatuk berkali kali dengan terus memuntahkan darah.

"Hiks Chaeyoung-ah" isak Jennie semakin panik.

Chaeyoung menatap Jennie dengan senyuman sebelum senyumannya perlahan lahan menghilang bersamaan dengan matanya yang perlahan lahan tertutup.

"Jisoo Eonnie, Lisa, maafin aku kalau aku tidak sempat untuk berpamitan sama kalian"

"Chaeyoung!" Jennie berteriak histeris sebelum dirinya ikut menutup matanya.


*
*

Sementara itu di rumah sakit, terlihatlah sosok Dowon yang melakukan rawatan ditemani oleh sosok Reon yang setia menemaninya itu.

"Perkembangan yang baik Tuan Shin. Tangan kanan anda bahkan sudah bisa bergerak" puji Dokter Juan dengan antuasis.

"T-Ter-rima k-kasih Dok" ujar Dowon sedikit kesulitan.

"Lihatlah! Anda bahkan sudah bisa berbicara!" Ujar Dokter Juan membuat Dowon tersenyum haru.

"Perjuangan Tuan Shin tidak sia sia" timpal Reon ikut tersenyum bangga.

"Tuhan, terima kasih karena memberi aku kesempatan. Aku janji akan berusaha membahagiakan anak anak aku" batin Dowon tersenyum haru.









Akan kah ada kesempatan untuk Dowon?



  Tekan
   👇

Senja ✅Where stories live. Discover now