2

7.1K 228 1
                                    

Sonya's POV

Hari ini aku ada kelas Sejarah, kelas favoritku. Dengan bersemangat akupun menuju ke kelas dan tiba tiba handphone-ku bergetar. Ada pesan.
Sayang, sebelum makan siang nan-

*BRUK*

Sebelum aku sempat membaca seluruh isi pesan, tiba-tiba seseorang menabrakku kencang hingga handphone-ku terlempar.

"Oh my God i'm so sorry i didn't meant to" kata orang itu. Diapun mengambil handphone-ku sedangkan aku mengambil kembali alat tulis ku yang terjatuh.

"Ini, maaf" tambahnya sembari menjulurkan handphone-ku. Sesaat aku tolehkan wajahku. Oh orang itu adalah Gabe, kakak kelas setingkat diatasku.

"Its okay" jawabku singkat lalu pergi. Of course its not fucking 'okay'. Handphone-ku mati dan tidak bisa menyala setelah kucoba nyalakan beberapa kali. Ugh apa yang harus aku lakukan sekarang. Lalu aku putuskan untuk segera masuk ke kelas sejarah dan mengikuti pelajaran.

Sejarah memang sangat menarik! aku sangat menikmati pelajaran ini. Aku selalu tertarik mendengar cerita Mr.Thompson. Cara ia mengajar sangat mudah dipahami dan membuatku semakin tergila-gila pada sejarah.

Tanpa sengaja kulihat murid yang duduk tepat didepanku mengikat rambut dirty blonde panjangnya keatas. Sejenak aku teringat Coley. Aku belum bertemu dengannya hari ini, and i missed her so much. Aku hanya bisa berharap dia tidak menyadari apa yang aku lakukan kemarin. Entah apa yang merasukiku saat itu, i just couldn't resist those kissable lips of hers.

Aku tersadar dari lamunanku ketika menyadari kelas hampir kosong. Sudah bell rupanya pikirku. Kulangkahkan kaki keluar ruang kelas dan menuju lokerku.

"Um hey you"

sepertinya seseorang memanggilku, akupun menoleh. Dia lagi

"Ya, ada apa?" balasku

"Um aku masih sangat tidak enak mengenai tadi pagi. Aku rasa aku sudah seharusnya bertanggung jawab atas handphone-mu" ujarnya

Bagaimana dia bisa tahu tentang handphone-ku yang rusak? Aku tidak pernah menyangka Gabe yang terlihat seperti seorang yang angkuh dan digemari banyak siswi perempuan di sekolah ini ternyata memiliki sisi yang baik juga.

"Baiklah. Aku bohong jika aku tidak membutuhkan pertanggung jawabanmu itu. I mean, aku baru memakainya selama sebulan so, you know.." jawabku jujur

"Ahaha i get it. Aku akan menggantinya dengan handphone yang sama persis seperti itu, bagaimana?"

"Deal" aku menyetujuinya. Gabe pun pergi dan aku melanjutkan langkahku ke ruang makan untuk bertemu Coley dan yang lainnya.

  ●●●  

"Heyy" aku menyapa Coley

"Ahh dari mana saja kamu Son?" ujar Coley sembari memelukku

"Tidak apa-apa, hanya ada sedikit masalah tadi, so" kataku. Coley pun mengangguk paham. Rambut Coley diikat kuda hari ini, membuat wajah mungilnya terlihat lebih jelas. She looks so fine i can't breath properly whenever im near her.

"Sonya? Hey?" aku tersadar dari lamunanku

"Eh ada apa Collz?" tanyaku

"Haha kamu ini kenapa? Jangan keseringan bengong gitu dong cantik. Akunya jadi di cuekin terus" ujar Coley, menunjukkan wajah cemberutnya. Uh could she be any cuter?

"Awh look who's crying" jawabku sambil meng-cup pipi Coley dengan kedua tanganku

"Im not crying, Sonya" bantahnya sambil mengalihkan wajahnya

"Um sorry for interrupting your sweet-flirtatious session guys, tapi ada yang tau ga dimana Trenton?" ujar Mike

"Ah benar juga, aku belum melihatnya hari ini" tambah Kayla

"Sonya, kamu kan pacarnya. You have any idea where he is?" kata Mike

"I have no idea actually" jawabku

Dan bell pun berbunyi. Setelah berpisah dengan yang lain, akupun masuk ke kelas yang selajutnya. Materi kelas Spanish hari ini adalah menonton film. Lampu kelaspun dimatikan dan kelas menjadi remang remang. Murid yang lain serius menonton film yang diberikan oleh guru sedangkan aku sibuk mencoret coret bukuku.
Coley. Coley Scott. Collz. Coley

Apa apaan ini? Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Oh God help.. Aku punya Trenton. He should be the one im thinking of right now since he didn't showed up today. I should've worried. Why didn't i worried?

Aku sedikit terhentak ketika lampu kelas dinyalakan, filmnya sudah selesai. What the hell? I didn't even pay attention to the whole movie. Semoga Mrs.Anna tidak memanggil namaku untuk menjawab pertanyaan kali ini, batinku.

"Baiklah, Mrs.Asbille, bisakah kamu menjelaskan sedikit tentang film yang baru saja kita tonton?"

Fuck, baru saja aku berdoa agar ini tidak terjadi.

"Uhh um.. I, i don't know ma'am. I'm sorry i wasn't paying any attention to the movie" jawabku malu

"Sudah aku duga. Lain kali perhatikan dengan baik. Kau pikir untuk apa aku hadir dikelas ini, huh?" ujarnya

Bell tanda pulang sekolahpun berbunyi dan aku segera meninggalkan kelas tersebut. Aku pun segera memasuki mobilku dan melesat menuju rumah, aku lelah sekali hari ini.

Sesampainya dirumah kulihat mobil Trenton terparkir dihalaman rumahku, apa yang dia lakukan disini? kenapa dia tidak sekolah? Aku bertanya-tanya

"Trenton! What the hell are you doing here? Where were you all day?" tanyaku. Wajah Trenton merah padam. Dia terlihat marah. Ada apa dengannya?

"Are you seriously asking me those question, huh?" jawabnya

"Apa? Apa maksudmu?"

"Aku meminta kamu untuk bertemu denganku sebelum makan siang di kolam renang sekolah. Dan kamu tidak datang sama sekali!" ujar Trenton, dia menaikkan nada suaranya dan itu membuatku takut. Aku baru ingat, pesan tadi pagi! pasti itu maksud dari pesan Trenton.

"Tunggu dulu, kamu ga tahu kan kenapa aku tidak muncul? Tadi pagi handph-"

"Hah! Sudah cukuplah semua bullcrap mu itu. Aku muak!" timpal Trenton lalu ia pun pergi dengan mobilnya dan aku melihat bunga mawar yang hancur berserakan di tanah. Ah aku memang jahat sekali pikirku.

Stealing KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang