-Part 33-

810 170 12
                                    

Setelah semua bukti diserahkan kepada polisi, Juno akhirnya ditahan dan dia akan segera di sidang namun Sean yakin Uncle nya itu akan menerima hukuman mati karena sudah melakukan pembunuhan.

Sekarang, Sean hanya akan fokus untuk bahagia bersama keluarganya tanpa mempedulikan sang Uncle yang terus memohon bantuan darinya.

Sejak kembalinya Sean, kehidupan Chaeng dan Lisa juga sudah berubah. Mereka menjadi semakin bahagia.

Seperti saat ini, Lisa berdiri dibalkon kamarnya dengan sosok Sean yang memeluknya dari belakang.

Dimana Chaeng? Nah, bocah kecil ini sudah tidur diatas kasur dengan mengemut pacifier kesayangannya itu.

"Kamu tidak marah?" Tanya Sean memecahkan keheningan.

"Awalnya aku marah karena Oppa sembunyi dari aku selama 3 tahun. Selama 3 tahun itu juga aku kesulitan tanpa Oppa. Tapi sekarang aku bersyukur karena Oppa kembali dengan selamat" balas Lisa.

Sean tersenyum "Walaupun selama 3 tahun aku sembunyi dari kamu, aku selalu memantau kamu sama Chaeng. Aku bahkan memasang cctv tersembunyi di perusahan agar aku bisa melihat kamu"

Lisa membalikkan badannya sehingga kini mereka saling bertatapan.

"Oppa pasti melihat betapa kejamnya aku kepada Chaeng bukan?" Lirih Lisa.

Sean mengangguk "Awalnya juga aku cukup marah sama kamu karena kamu seakan mengabaikan bayi gembul kita itu tapi aku sadar kalau semuanya terjadi gara gara aku. Kamu hanya ketakutan untuk semakin menyayangi Chaeng karena kamu takut kehilangan dia sama seperti kamu kehilangan aku"

"Walaupun dulu aku kelihatan tidak peduli kepada Chaeng, nyatanya aku cukup menyayangi dia. Anak aku adalah nyawa aku" ujar Lisa.

"Dan kalian berdua adalah nyawa aku" balas Sean.

"Apa yang sebenarnya terjadi kepada Oppa? Bukannya Oppa kecelakaan dan dinyatakan meninggal?" Bingung Lisa.

"Sebelum aku mengalami kecelakaan dulu, aku mendapat terror dari sosok misterius. Aku tidak ngomong sama kamu karena waktu itu kamu hamil. Aku khawatir sama kondisi kamu. Terror itu juga yang membuat aku langsung meminta bantuan Loey untuk membantu aku. Dia agent rahsia di sebuah perusahan. Waktu aku kecelakaan, dia sempat menyelamatkan aku sebelum mobil aku meledak didalam kebakaran. Loey juga yang menyembunyikan aku dan membuat kematian palsu aku karena orang yang menerror aku masih berada di luar sana. Kecelakaan itu juga bikin aku koma selama 8 bulan. Setelah aku sadar dari koma, Loey mendapat informasi tentang orang tua aku. Jadi aku sama Loey langsung berangkat ke Ansan karena itu lokasi orang tua aku kecelakaan sehingga meninggal. Selama hampir 1 tahun aku sama Loey berada di Ansan untuk mengumpulkan bukti tentang alasan kematian orang tua aku. Tapi waktu itu kamu sama Chaeng tetap saja berada didalam pantauan aku karena beberapa teman Loey sudah menjaga kamu sama Chaeng dari jauh"

"Pantesan saja aku merasa seakan diikuti" komentar Lisa.

Sean mengangguk singkat "Waktu jendela mansion ini dipecahkan oleh seseorang, aku kecolongan. Maaf ya. Aku sudah bikin kamu sama Chaeng ketakutan. Andai saja aku terus memantau kalian, kejadian itu pasti tidak akan terjadi"

"Oppa tidak salah. Oppa sudah mengorbankan segalanya untuk aku sama Chaeng dan aku cukup bersyukur untuk itu" ujar Lisa mengelus pipi sang suami.

"Aku cukup kaget setelah tahu kalau ternyata Uncle aku sendiri yang menjadi dalang semuanya. Untung saja Loey berjaya mengetahui rencana Uncle dari awal sehingga aku bersama yang lain bisa langsung menyelamatkan kamu sama Chaeng"

"Chaeng pasti kaget melihat kamu"

Sean terkekeh kecil "Chaeng tidak kaget kok. Apa kamu ingat waktu Chaeng masuk rumah sakit? Aku datang ke sana dan ketemu Chaeng. Waktu itu kamu lagi mandi si"

Dahi Lisa mengernyit. Wanita ini berusaha mengingati semuanya dan sedetik kemudian dia melotot.

"Jadi Oppa yang bikin Chaeng nangis huh!" Kesal Lisa.

"Chaeng nangis?"

"Iya! Chaeng tiba tiba saja menangis dan terus memanggil Oppa"

"Eoh, pasti bayi gembul kita itu rindu banget sama aku"

Lisa menatap wajah tampan sang suami dengan mata berkaca kaca. Tangannya sudah mengelus pipi gembul kesayangannya itu.

"Aku bersyukur karena Oppa kembali"

"Aku juga bersyukur karena kamu tidak menggantikan posisi aku"

"Bagaimana aku bisa menggantikan posisi Oppa kalau hati aku hanya ada nama Oppa? Kepergian Oppa bahkan membuat aku hampir gila"

Sean menangkup kedua pipi Lisa "Maafin aku ya Sayang"

Lisa menggeleng "Tidak ada yang perlu dimaafkan lagi. Aku tahu apa yang Oppa lakukan adalah karena tanggungjawab Oppa sebagai suami dan Papa untuk aku sama Chaeng. Kita lupakan saja soal masa lalu itu. Sekarang aku hanya ingin hidup bahagia bersama Oppa dan Chaeng"

Perlahan lahan Sean mendekatkan bibirnya di wajah Lisa.

Pria itu langsung mengecup jidat sang istri dengan penuh cintanya. Dia cukup bersyukur karena mendapat istri seperti Lisa yang cukup pengertian itu.

Setelah itu, Lisa beralih memeluk Sean dengan manja bahkan kedua kakinya sudah melingkar di pinggang Sean sehingga pria itu harus memegangnya dengan erat.

"Oppa, aku mengantuk" ujar Lisa.

"Ayo masuk" ajak Sean.

Namun Lisa menggeleng "Oppa harus gendong aku sehingga aku tidur"

Sean terkekeh kecil "Bayi gedenya aku ingin manja?"

Lisa mempoutkan bibirnya "Aku rindu untuk bermanja sama Oppa"

"Arrasso arrasso. Oppa akan terus menggendong bayi besar Oppa ini sehingga bayi ini tidur ya"

Lisa tersenyum menampilkan giginya. Selama ini, dia memang keanak anakan namun sikap keanak anakannya itu hanya akan keluar ketika dirinya bersama dengan sosok sang suami. Dan ketika berada di luar, dia akan menjadi sosok datar dan juga tegas.






Tekan
👇

Puzzle Pieces✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang