Terlihat sejak Tamari menginjakkan kaki kemari, ekspresi sang ibu lebih terkesan kosong.

"Kita bisa menghentikan pernikahan bila Ibu masih tidak setuju."

Tamari menggeleng pelan, percuma dia menyuarakan penolakan sebab keluarga konglomerat itu punya seribu satu cara untuk membuat Tamari tunduk di bawah kaki mereka. Bahkan untuk bertatap muka dengan sang cucu, Tamari harus dibawah pengawasan ketat dari mereka.

Lalu suara MC yang mengatakan bahwa pengantin wanita mulai memasuki aula mengalihkan seluruh atensi padanya.

Kaleza muncul dengan gaun putih panjang yang melekat sempurna di badannya. Penampilannya begitu memukau banyak mata tapi sayangnya mereka tidak bisa mengabadikan momen ini karena sejak memasuki hotel, ponsel mereka ditahan di pintu masuk.

Dengan kedua tangan memegang sebuket bunga, Kaleza berjalan anggun menuju Bryan yang hari ini juga memakai tuxedo dengan warna senada. Saat akan melewati keluarga Caler, tanpa bisa dicegah mata Kaleza terpusat pada satu sosok yang juga turut menatapnya.

Pendar sendu begitu terlihat di kedua netra Kaleza. Ingin sekali Kaleza menjerit, tapi setitik pikiran waras Kaleza menghentikannya.

Pandangan mereka tidak putus sampai Kaleza melewati tubuh jangkungnya. Kaleza seakan tidak peduli bila tindakannya itu bisa saja menimbulkan spekulasi baru.

Tiba di hadapan Bryan, pendar sendu yang tadi berada di mata Kaleza disamarkan wanita itu dengan senyum tipisnya.

Senyum yang tersungging lebar juga turut Bryan berikan, tangannya terulur menyambut Kaleza. Masih dengan senyuman yang sama, Kaleza menyambut ulurannya hingga tangan tidak seberapanya itu masuk dalam genggaman hangat tangan Bryan.

Sementara itu Zairo yang sejak tadi memusatkan pandangannya ke sana, segera membuang pandangan. Detik berikutnya Zairo menyadari ketidakhadiran Geva di sekitarnya. Matanya berpendar ke sana kemari tetapi sosok sang anak tidak berada dalam pandangan.

"Mana Geva?" pertanyaan Zairo berhasil mengalihkan fokus keluarganya dari dua calon pengantin.

"Loh, tadi bukannya kamu lagi gandeng?" Stefi bertanya yang mana kian menambah kegaduhan di sekitar mereka.

Tidak peduli pada acara yang tengah berlangsung, Zairo berjalan menelusuri aula pernikahan seraya meneriakan nama Geva.

"Geva!"

Biasanya ketika Zairo memanggil namanya, maka Geva akan menyahutinya. Tetapi setelah beberapa kali memanggil, balasan itu tak kunjung terdengar.

Kaleza yang sejak tadi mendengar panggilan Zairo juga ikut panik karena Geva tidak ada di mana-mana.

"Geva!"

"Gev—"

Teriakan Zairo terhenti saat dia berada di luar hotel. Kedua manik hitamnya memicing, menatap fokus pada sosok berpakaian hitam serta masker yang berada di pinggir jalan. Jarak hotel dan jalan raya berkisar sekitar 70 meter. Meski begitu Zairo yakin bahwa sosok mungil yang ada di sana adalah anaknya.

Merasa tidak ada yang beres, Zairo berlari kencang menuju Geva.

"Geva!" suara nyaring Zairo yang bersahut-sahutan dengan kendaraan tidak berhasil membuat Geva meresponnya.

Sementara itu, sosok berpakaian hitam yang sejak tadi memegang tangan Geva, tersenyum kecil. Satu tangannya melempar mainan anak-anak di tengah jalan. Lalu dengan lembut sosok itu memberikan arahan.

"Geva, ambil mainannya, ya."

Sang anak yang tidak mengerti apa-apa itu berjalan menuju jalan raya yang ramai kendaraan. Mainan barbie yang ada di tengah jalan itu sangat menarik perhatiannya pun menghiraukan panggilan Zairo yang sejak tadi memanggilnya.

Dan apa yang menjadi ketakutan Zairo kini sudah terpampang jelas di depan matanya.

Sedikit lagi Zairo akan menjangkau sang putra sebelum sebuah mobil SUV putih yang melaju kencang berhasil menghantam tubuh kecil itu hingga terpental di tengah jalan.

Badannya membeku, otaknya seperti kosong sementara. Dunia di sekitar Zairo seperti berhenti. Pandangannya hanya menatap beberapa pengendara yang mulai turun menghampiri tubuh Geva yang sudah berlumuran darah.

"GEVA!!"

🌿🌿🌿

Banyak part ini lumayan uji nyali.

Selalu ada kejutan di tiap akhir part.

Gimana perasan kalian setelah membaca part 38 KaleZa?

Meski sakit tapi memang cerita ini sudah aku usung sejak awal dengan genre dark.

Genre dark tidak selalu berpusat pada apa yang dilakukan si tokoh utama tapi juga berpusat pada tokoh-tokoh lain yang bisa melakukan hal serupa.

Gambaran kalian siapa pelakunya?

Ada yang bisa menebak nasib Geva gimana?

Hayoloh..

Next cepat?

Yakin mau next cepat?

Kalo dukungan kalian antusias untuk part ini aku bakalan up..bahkan besok aku jabanin.

Maka dari itu sembuhkan dukungan kalian dari vote hingga komen.

Spoiler bakal aku tinggalin di ig arrinda_sell.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sayang ReLuvi banyak2😘😘

KaleZaWhere stories live. Discover now