2. Excitant || Endo-Takiishi-Umemiya

1K 61 2
                                    

"Pakai ini (Name)," perintah Endo. Lelaki bersurai gelap itu bersandar di seberang sofa. Bibirnya mengukir seringai licik.

"Endo-san?" Sorot netra terlihat bingung, bertanya-tanya untuk apa benda kekurangan bahan ini.

"Turuti perintahku (Name)," desis Endo tak suka bila (Name) membangkang.

(Name) menghela napas kasar. Terpaksa memasukkan kembali benda itu ke tempat semula. Hendak berdiri, tapi suara intrupsi Endo menghentikannya.

"Ganti di sini saja, (Name)." Sorot nakal terlihat sangat memuakkan di indra penglihatan (Name).

"Baiklah." (Name) pasrah. Mulai melepas satu per satu kain yang melekat menutupi tubuh. Sedikit kesulitan memakai kostum pelayan kelinci terlalu sempit. Terutama di bagian dada dan bokong.

"Cocok sekali." Endo bertepuk tangan senang. "Pilihanku memang gak pernah salah."

"(Name) kemari lah duduk dipangkuanku." Endo melambaikan tangan menunjuk pahanya.

"Endo-san sejujurnya kostum ini agak sesak." (Name) melingkarkan lengan di leher Endo. Sesuatu mengeras mengenai paha bagian belakangnya.

"Milikku juga sesak, sayang." Endo berbisik serak. Dijilatinya daun telinga (Name), sesekali mengigit gemas.

(Name) menggeliat geli. Tangan Endo bergerilya menyentuh sensual area dada dan bokong sintal (Name). Setengah mati menahan suara desahannya.

Umemiya kebetulan tengah mencari keberadaan Endo dan Takiishi mencari (Name), malah menemukan pemandangan menggoda. (Name) terlihat sangat seksi dengan balutan kostum kelinci kekurangan bahan.

"Apa kami boleh bergabung?" tanya Umemiya. Pandangannya tak lepas dari punggung mulus (Name) yang terekspos jelas. Begitu pun Takiishi dengan tatapan tersiratnya.

Endo tersenyum miring. "Boleh saja lebih banyak pemain lebih seru bukan, (Name) sayang?" Lelaki gila itu melirik (Name).

"Tidak! Aku menolak!" (Name) menggeleng tegas. Terdengar panik karena takut digangbang oleh tiga orang ini. (Name) bisa membayangkan dirinya tidak bisa berjalan keesokan harinya.

"Kau tidak bisa menolaknya sayang." Endo lebih dulu mencekal pergelangan tangan (Name). Melemparkannya ke atas tempat tidur.

(Name) hendak memberontak tapi secepat kilat Endo lebih dulu menindih tubuhnya.

"Endo-san, menyingkir sialan! Ugh, kau berat!" (Name) tanpa sadar membentak Endo.

Endo tidak memedulikan teriakan (Name). Justru ia mengambil sebuah kertas berisi beberapa tablet. Endo memasukkan ke mulutnya sambil terus mengunyah.

(Name) berkeringat dingin. Susah payah melepaskan diri dari cekalan Endo. Firasatnya akan ada sesuatu buruk yang terjadi dan benar Endo meraup bibirnya. Memasukkan obat yang sudah hancur ke mulut (Name).

(Name) menggeliat jijik. Pupilnya membelalak menyadari benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Sebuah obat perangsang. Endo benar-benar manusia sialan!

(Name) mengumpat dalam hati. Berkali-kali meronta namun hasilnya sia-sia disebabkan tenaga Endo lebih kuat darinya.

Seluruh tubuh (Name) melemas, keringat dingin jatuh di dahinya, pandangannya mulai sayu. Tubuhnya terasa sangat sensitif akan sentuhan sensual Endo di setiap inchi kulitnya.

Endo melepas tautannya dengan benang saliva saling terhubung. Diusap perlahan surai kehitaman (Name) sebelum merobek kain tipis yang menutupi tubuh seksi (Name).

Jantung (Name) mulai berdegup semakin kencang ketika Umemiya Takiishi mulai mendekat. Takiishi melumat bibir (Name) tanpa ampun bergantian dengan Umemiya hingga suara decakan saling bertukar saliva terdengar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wind Breaker || LemonWhere stories live. Discover now