1. Love Birds || Hayato Suo

2.2K 114 1
                                    

Ruangan temaram sebuah kamar hanya diterangi lampu satu lampu tidur di atas nakas. Di atas tempat tidur terbaring seorang wanita cantik dengan napas teratur dan mata terpejam.

Pintu kamar terbuka oleh lelaki yang memakai penutup mata kulit di mata kanannya. Suo Hayato— tersenyum dengan netra lembut memandangi istri cantiknya tengah tertidur pulas.

Hayato bergegas membersihkan diri. Setelahnya hanya mengenakan celana piyama tanpa menggunakan atasan. Ia merangsek masuk ke dalam selimut lalu memeluk pinggang ramping istrinya.

(Name) menggeliat geli merasa tidurnya terganggu. Elusan halus pada perut dan telapak tangan halus meremas buah dada telanjangnya. (Name) memang selalu tidur tanpa memakai bra.

"Ngghh ahh Hayato-kun," lirih (Name) dengan mata terpejam.

Hayato meniup daun telinga (Name) lalu menjilatnya sensual. Jemarinya yang kuat dan besar menyentuh di bawah sana.

(Name) mendesah tak karuan. Matanya terbuka ketika Hayato memasukkan dua jari ke dalam intinya. (Name) menoleh refleks Hayato meraup bibir (Name). Saling beradu lidah bertukar saliva.

Hayato berhenti sejenak saat merasakan napas (Name) mulai menipis. Ia menatap intens wajah ayu sang istri yang memerah. Semakin membuatnya bergairah hingga mempercepat tempo permainan jarinya.

(Name) meremas kuat sprei merasakan kedutan pada intinya. Pinggulnya ikut bergerak mencapai orgasmenya.

Hayato semakin frustasi. Sesuatu di antara kakinya menggembung dan menjadi sangat sensitif. Hayato mengubah posisi berada di atas (Name).

Lelaki itu melumat bibir (Name) dengan kasar dan menuntut, hingga berpindah turun ke buah dada ranum (Name), lalu menuju puncak kecilnya. Meraup rakus tanpa ampun.

"Ahh, Hayato-kun."

(Name) mengenakan lingerie tipis tanpa dalaman semakin mempermudahkan Hayato melebarkan kaki (Name) dan memposisikan tubuhnya. Kemudian menyentak masuk miliknya di liang basah (Name).

(Name) mengalunkan lengannya di leher Hayato. Memejamkan mata dengan bibir terbuka melumat bibir manis Hayato.

Hayato membalas lumatan (Name). Ia tersenyum di sela-sela ciuman mereka. Berpikir (Name) mulai lihai mencium bibirnya dan Hayato tentu saja menikmatinya.

Kecupan Hayato menjadi lumatan di perpotongan leher (Name). Memberikan beberapa tanda kemerahan.

Napas (Name) memberat, sentuhan Hayato di setiap inchi kulitnya memberikan sensasi menyengat. (Name) mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan demi kenikmatan di setiap sentakan Hayato pada intinya.

"(Name) mendesahlah untukku." Hayato berbisik sensual dengan suara rendah.

"Hmmhh ahhh ... Hayato-kun."

(Name) menggelinjang kesekian kali merasakan pelepasannya. Hayato semakin menyentak dengan cepat dan kuat sebentar lagi menyemburkan cairan hangat yang memenuhi rahim (Name).

***

Senyum Hayato mengembang secerah mentari di pagi hari. Rutinitas pagi yang menyenangkan yaitu memandangi (Name)-nya masih tertidur pulas dengan selimut tebal menutupi tubuh polosnya.

Hayato menyingkirkan sedikit surai yang menutupi wajah (Name). Menyelipkan helaian itu ke belakang telinga.

Tangan Hayato menangkup rahang (Name). Mengusap bibir merah muda yang membengkak karena ulahnya semalam.

Netranya turun ke bawah menatap buah dada ranum milik (Name) yang dipenuhi tanda kemerahan hasil karyanya. Hayato menelan saliva. Merasakan miliknya kembali mengeras.

Wind Breaker || LemonМесто, где живут истории. Откройте их для себя