BAB 34 : LEMBING AWANG PULANG KE DAYANG

Comenzar desde el principio
                                    


"Small the matter la Nurul. Actually, abang rindu kat Nurul"


"Ermmm...."


"Malam ni tido dengan abang ya, macam dulu-dulu" pintaku membuatkan agak tersentak memandang wajahku


"Segan la bang"


"Segan kenapa, kita pernah kan?"


"Memang la, tapi dulu saya single, skang dah jadi wife orang"


"Kita tido sama je, tak lebih-lebih macam dulu"


"Errmm......" Nurul seakan kelu, tak tau nak jawab apa


"Jom la, Adam dah tido tu" balasku lalu bangun menarik tangannya. Nurul tiada pilihan lain selain mengikutiku ke bilik tidur.


Di bilik itu juga menjadi saksi saat intim kami berdua bertelanjang bergomol penuh kemesraan yang sukar digambarkan kenikmatan, walaupun tidak melibatkan seks, namun aku cukup puas dengannya. Adam telahpun lena dibuai mimpi, tubuhnya aku peluk dari belakang, lehernya aku kucup mesra, tanganku melingkar ke pinggangnya. Nurul memegang tanganku yang berada di perutnya, dia dongakkan kepala memudahkan lehernya aku cium bertalu-talu. Batang kemaluanku telahpun mengeras keras menusuk di bahagian punggungnya. Nafsunya kelihatan bangkit, dia mendengus perlahan sambil memeegang kepalaku.


"Abang rindukan Nurul......" Aku bisik di telinganya, Nurul berpaling mengadapku, lalu kami berpelukan erat.


"Saya pun bang...." Jawabnya perlahan terus bibirnya aku kucupnya membuatkan Nurul lemas dalam dakapanku.


Aku pandang wajahnya, dan dia tersenyum, aku dakapnya dengan manja, dan penuh kasih saying. Aku mencium rambutnya, dan belakangnya aku usap.


"Abang rindu sangat...." Bisikku lagi sambil bajunya aku singkap, Nurul mengangkat tangan membantuku agar baju itu mudah ditanggalkan, kemudian aku memelukku, mencari-cari cangkuk bra di belakang, lalu aku lucutkannya hingga terdedahlah payu dara Nurul yang mekar kembang dan tegang. Kemudian aku meraba-raba dan mencium cium buah dadanya, perutnya dan semuanya aku usap manja


"Hisshhhhhhh....." Nurul mendesah.


Melihatkan keadaan Nurul yang seakan menyerah, aku cuba bermain dengan nafsu berahinya, aku kerjakan kemaluannya hingga saat dia ingin klimaks, kemudian aku berhenti. Aku lihat wajahnya seakan kecewa, memang itu yang aku inginkan, biar nafsunya terbantut terbendung agar kemuncak syahwatnya menggila inginkan sesuatu yang lebih.


"Bang....kenapa stop...." Bisiknya perlahan sambil leherku dipuat erat


"Saja..." jawabku bersahaja sambil mengucup bibirnya


"Abang ni, saja je kan" balasnya bernada manja, aku gesel-gesel kepala zakarku di alur cipapnya yang basah itu. "Ermmm....bang......" rintihnya memejamkan mata.

RUMAHKU SYURGAKU : SIRI 6Donde viven las historias. Descúbrelo ahora