Sungguh, hati Kathrina terasa lebih perih dari yang tadi. Sejenak berpikir, Kathrina pun mengijinkan Gita untuk kebelakang.

Gita butuh waktu untuk sendiri.

Lagipula, sekitaran rumah sedang ramai dengan polisi. Tak akan ada yang terjadi pada Gita.

Baru saja Gita pergi kebelakang, Mama Gita kembali lagi pada Kathrina. Ia memegang kedua tangan Kathrina lalu mengucapkan sebuah kata yang membuat jantung Kathrina berdetak tak karuan.

"Saya mau bawa Gita keluar negeri."

-

Seminggu sudah berlalu. Tak ada kegiatan apapun yang Kathrina lakukan dimarkas. Rumah itu semakin lama semakin terasa sepi.

Aldo jarang pulang, Raizan sering mengurung dirinya dikamar, dan Sello entah kemana hari ini. Kebosanan Kathrina makin menjadi, ia butuh teman mengobrol.

Saat ini, diruang tengah hanya ada dirinya dan Azizi serta Marsha. Tentu, mereka berdua sedang pamer mesra didepan Kathrina. Azizi memangku Marsha dan Marsha menyuapi kuaci yang ia buka untuk Azizi.

Sungguh muak, tapi Kathrina iri.

"Yah, kuaci nya habis," adu Marsha setelah mendapati kantung kuaci nya telah kosong, "aku beli lagi, ya, didepan."

"Aku temenin, ya?" Tawar Azizi yang diberikan gelengan oleh Marsha.

"Aku bisa sendiri, kamu tunggu aja disini, ya!" Marsha menolak, ia bergegas turun dari pangkuan Azizi lalu berjalan keluar dari rumah.

Kathrina melirik Azizi, mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya agar adiknya itu notice kalau Kathrina sedang menarik perhatiannya Azizi.

"Eghh, ugghhh, egrr, emhhh, fuuuh, emggrrr."

"Keselek onta, lo?"

Kathrina berdecak kesal, ia menyilangkan kedua tangannya lalu menatap Azizi dengan tatapan tajam. "Freya gimana?"

"Ya, ga gimana-gimana," jawab Azizi singkat. Sudah ia putuskan kalau ia hanya akan fokus pada satu orang, Marsha, kekasih yang sangat Azizi cintai.

"Dih, kemarin aja sampe nge-"

"BANGSAT! KENAPA GA KETEMU-KETEMU, SIH!"

Dua saudari itu menoleh kearah dapur, kembali mendengarkan teriakan Olla yang mengeluh karna tak menemukan lokasi Flora sama sekali.

Hampir semua CCTV umum sudah Olla retas dan lihat untuk mencari keberadaan Flora yang tiba-tiba hilang dari lokasi kecelakaan, tapi tak ada satupun kamera yang berhasil menangkap kemanakah gadis itu dibawa pergi.

"Kumat lagi, tuh," ledek Kathrina dengan pelan agar Olla yang berada didapur tidak mendengar.

Azizi terkekeh, merasa lucu dengan kata kumat yang Kathrina ucapkan.

"Ngomongin kumat, lo kok tumben ga tantrum pas ditinggal Gita keluar negeri, Tin?" Tanya Azizi. Sudah lama ia ingin menanyakan hal ini, tapi baru sekaranglah waktu yang tepat.

Mengingat waktu itu Gita pernah menyuruh Kathrina pulang lebih awal, Kathrina langsung tantrum tak karuan. Tapi entah kenapa Kathrina terlihat tenang, bahkan setelah ditinggal keluar negeri.

"Karna gue sadar ini demi kebaikannya Gita. Bulan depan dia bakal balik lagi, kok."

"Tragis banget, ya," papar Azizi dengan tatapan kosong namun dengan senyuman yang tipis.

Satu alis Kathrina terangkat, bingung dengan maksud perkataan Azizi barusan. "Tragis? Tragis gimana?" Tanya Kathrina yang membuat Azizi menoleh padanya dan menatap manik hitam milik Kathrina.

"Semua orang yang ada didekat kita, selalu tragis hidupnya."














"Totalnya lima belas ribu, ya, kak."

Marsha menyerahkan uang yang baru saja ia ambil dari saku celananya lalu mengambil kantung plastik berisi kuaci dan jajanan lain yang ia beli.

Langkahnya pelan keluar dari supermarket itu, masih memeriksa isi belanjaannya sampai tak sadar menabrak bahu seseorang.

"Aduh! Ah, maaf!" Kaget Marsha saat tubuhnya tak sengaja menyenggol bahu Shani yang ada disebelahnya.

Perempuan itu tersenyum, membuat bulu kuduk Marsha berdiri mengingat wajah Shani saat ia berada digudang minggu lalu. "Wah, kita ketemu lagi, ya."

Buk!

Kepala bagian belakang Marsha dipukul oleh Gracia, membuat gadis dengan luka bakar diwajahnya itu pingsan dipelukan Shani.

Mereka berdua bergegas menyeret Marsha, masuk kedalam mobil yang mereka parkir tak jauh dari supermarket. Beruntung area sekitar sedang sepi, membuat aksi penculikan mereka berjalan dengan mulus.

"Gita sudah, Ashel sudah, Marsha sudah. Selanjutnya ...," ucap Feni ketika Shani dan Gracia sudah memasukkan tubuh Marsha kedalam mobil.

"Selanjutnya? Selanjutnya kita tunjukkan pada mereka siapa itu Killer Angel's."

.
.
.
.
.

Wah, wah, wah.

Apakah? Apakah chapter selanjutnya adalah battle generasi emas dengan Killer Angel's???

PENGASUHWhere stories live. Discover now