Flora menjerit kesakitan, tapi perlahan mulai lega karena rasa ngilu dikakinya terasa hilang. Tapi tetap saja, itu sangat menyakitkan.

"Jessi, lo pasti pernah dengar 'kan?"

Ah, Flora paham alur nya sekarang. Bahkan setelah matipun, Jessi tetap memberikan beban dipundak Flora.

"Semua orang mau ngebunuh lo karna lo ngebunuh Jessi," papar Aldo kembali sembari menatap wajah Flora yang terluka, "lo tahu sendiri 'kan?"

"Kenapa, lo, nolongin, gue?" Tanya Flora terbata-bata karena masih susah untuk bernapas dan menggerakkan mulutnya. Tangan kanan Flora memegang perutnya, menahan luka karena tertusuk pecahan kaca.

Aldo tersenyum tipis, kembali tangannya mengambil kain yang sudah diberi alkohol untuk mengobati luka Flora. "Karna gue tau manusia bisa berubah."

"AGHH—, AKHH."

Flora merintih kuat ketika Aldo menekan luka diperut Flora dengan kain yang ia ambil tadi, mengusap-usapnya lalu mengikat pinggang ramping Flora dengan kain lain agar kain yang sedang menutupi lukanya tidak terlepas.

"Minta maaf sama mereka," tambah Aldo setelah selesai mengikat kain di pinggang Flora.

Flora menggeleng, menolak permintaan Aldo yang sebenarnya menginginkan hal baik untuk Flora. "Permintaan, maaf gue ... ga akan, bikin Jessi hidup lagi."

Kepala Aldo terangguk-angguk pelan lalu dirinya segera berdiri, mendekati dua adiknya yang sedang berbicara dengan serius.

"Ngobrol apa?" Tanya Aldo seraya mendudukkan dirinya ditengah-tengah Raizan dan Sello.

Sello menatap Raizan, meminta izin apakah ia boleh menceritakan hal yang baru saja mereka bahas pada Aldo. Raizan hanya mengangguk, mengizinkan kakak laki-lakinya untuk memberitahukan hal itu pada Aldo.

Merasa mendapatkan izin dari pemberi informasi, Sello langsung mengatakan apa yang sedang mereka bahas tadi.

"Katanya Kak Christy mau kesini."

-

"Ada kabar?" Kathrina menoleh pada Fiony sesaat lalu berganti pada Adel. Mereka berdua sama-sama menggeleng, menjawab bahwa tak ada kabar sama sekali yang mereka terima dari Killer Angel's.

Lima hari berlalu setelah rapat malam itu, tapi tak ada informasi lebih lanjut tentang versus yang akan mereka lakukan. Shani tak menghubungi mereka, bahkan mereka sudah tak berada di gudang tempat Kathrina bertemu mereka.

Kemarin siang Kathrina dan Azizi sudah pergi kesana, tapi tak menemukan siapapun di gudang itu.

"Ada telpon!" Teriak Olla yang berada di dapur, membuat lima saudarinya yang berada diruang berbeda langsung berlari kepadanya.

"Dari mereka?"

"Dari Abang paket," jahil Olla sembari tertawa puas. Melihat wajah panik dan antusias dari adik-adiknya benar-benar membuat Olla tertawa tanpa henti.

"Ah, candaan lu ga lucu, kak!" Kathrina menendang pelan kaki Olla, membuatnya meringis namun tetap tertawa.

Yang lain ikut mendengus, merasa kesal karena telah ditipu oleh Olla yang sama sekali tak bisa membaca suasana.

Tak hanya Azizi, bahkan Marsha yang bukan bagian dari mereka juga sama kesalnya karena merasa diprank oleh Olla.

Kalau memang benar itu adalah kabar dari Killer Angel's, itu tandanya Azizi harus ikut bertarung. Marsha sudah tahu semuanya, tentang versus, tentang masalah pusat, dan juga masalah tentang Flora.

Marsha sudah mencoba menghubungi Flora setelah ia tahu tentang mereka berenam sedang mengincar Flora, tapi entah kenapa hampir satu minggu ini Flora tak dapat dihubungi.

Oh, Marsha lupa kalau Flora menghilang.

Begitu juga dengan Ashel. Setelah bebas dari Feni, Marsha juga sudah mencoba menghubungi Ashel namun tak bisa. Marsha juga sudah bertanya pada Adel, tapi Adel mengakui kalau dirinya tak tahu ada dimana Ashel saat ini. Adel bilang mereka berdua terpisah dan belum pernah bertemu lagi setelah dibawa ke kantor polisi hari itu.

"Sha," panggil Azizi membuyarkan lamunan Marsha, "kamu kenapa? Kok ngelamun?"

Marsha menggelengkan kepalanya pelan,"ah? Oh. Enggaa, gapapa kok."

"Kepikiran soal Flora sama Ashel ya?" Terka Azizi dengan benar. Perempuan dengan rambut sebahu ini selalu peka dengan perasaan Marsha, tak seperti saat ia bersama Freya.

Saat menjadi pacar Freya dulu, Azizi bahkan rela mematahkan kaki Freya demi mendapatkan nilai sempurna dari Shani.

"Aku kepikiran sama kamu," jawab Marsha seraya memeluk tubuh Azizi perlahan, "aku takut kamu terluka nanti."

Azizi membalas pelukan Marsha, mengelus pucuk kepalanya perlahan untuk memberikan rasa tenang pada kekasihnya. "Aku ga mungkin terluka. Kamu tenang aja, ya!"

Azizi mengecup kening Marsha sekilas sebelum akhirnya ia mendaratkan bibirnya pada bibir Marsha yang lukanya sudah mengering.

"Tau tempat, dong!" Tegur Olla yang balik kesal pada dua insan tak tahan nafsu itu. Berciuman didapur, didepan mereka yang saat ini sedang jauh dari kekasihnya masing-masing. Tidak, tidak semuanya. Freya sudah putus.

"Sekalian aja gunting-guntingan didepan kami," timpal Kathrina yang ikutan kesal karena melihat Azizi terus menerus mengecup bibir Marsha dengan sengaja. Sengaja untuk membuat mereka iri.

Dasar, Azizi.

.
.
.
.
.

Kuis tak berhadiah!

Tebak, kenapa Aldo nyelamatin Flora selain karena kasihan?

Apakah Christy beneran datang?

Apa yang akan terjadi setelah ini?

PENGASUHWhere stories live. Discover now