Bagian 1 : Sepatu

481 166 179
                                    

Haloo, kenalin aku Leecu. (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Lagu : That Should Be Me - Justin Beiber.

Jangan lupa, vote dan komen. 🌟🗨️ԅ⁠(⁠ ͒⁠ ⁠۝ ͒⁠ ⁠)⁠ᕤ

 🌟🗨️ԅ⁠(⁠ ͒⁠ ⁠۝ ͒⁠ ⁠)⁠ᕤ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Lavanya Freissy kesulitan dengan perubahan yang harus ia lakukan, mulai dari mengubah gaya bicara, sikap, dan banyak hal, sehingga membuatnya frustrasi.

Ia harus melakukan itu karena dirinya kembali ke masa ia berumur 5 tahun dengan jiwa berumur 25 tahun.

Anak kecil dengan rambut lurus sebahu, serta memiliki kesabaran setipis tisu, ia harus menjaga mulutnya yang sering berkata kasar.

Seperti saat ini, temannya sedang berlari menuju guru sambil berteriak kencang.

"BUK GURU! PANYA NGOMONG KASAR BUK!" teriak Arta sangat keras dan penuh semangat.

'Aku benci anak kecil!' batin Lavanya kesal.

Telapak kakinya terasa begitu sakit karena dirinya tidak memakai sepatu, sehingga ia harus berjalan perlahan untuk mengikuti Arta.

"Aduh Arta, jangan lari-larian sayang, bahaya," ucap sang guru bernama Sarah menasihati muridnya.

"Tapi Buk! Itu Panya ngomong kasar tahu! Tadi dia kesel sama aku, terus udahnya ngomong kasar!" Arta tak mengindahkan ucapan Sarah, karena mengadu soal temannya bicara kasar adalah hal penting.

"Memangnya Lavanya ngomong apa? Kenapa dia bisa kesel sama kamu?" tanya Sarah penasaran, dirinya sedikit ragu akan ucapan Arta.

Arta menggigit bibir bawahnya ketika mendengar kalimat akhir. Pertama-tama ia akan mengelak dulu.

"I-itu ... Pokoknya dia bilang guguk!" Arta sedikit gugup ditambah dengan tatapan Lavanya yang tiba-tiba datang tanpa suara sedang berdiri di depan pintu yang terbuka lebar.

Sarah tersenyum lalu menatap Lavanya dan berkata, "lain kali jangan bilang gitu ya Lavanya, itu gak baik."

Lavanya mengangguk lalu tersenyum tipis. Ia memikirkan suatu hal jahat untuk membalas perbuatan Arta.

Lavanya berjalan menghampiri Sarah lalu ia segera memegang kedua tangan gurunya sembari berkata, "aku salah Buk, aku minta maaf ya."

Lavanya menatap Sarah dengan mata berkaca-kaca seakan dirinya merasa bersalah.

"Iya gak apa sayang, udah ya jangan nangis." Sarah sedikit panik dan mengelus pipi gembul Lavanya.

'Apa aku jadi aktris gitu ya,' batin Lavanya senang karena telah menipu.

Arta yang melihat itu merasa kesal, lalu memilih keluar kelas. Namun, tangannya ditarik Lavanya agar ia berhenti melanjutkan jalan.

"Aku ada sesuatu untuk kamu sebagai permintaan maaf udah ngomong kasar, mau ikut aku gak?" tanya Lavanya dengan mata berbinar-binar.

BACK TO THE PAST (TAMAT)Where stories live. Discover now