18. Endless resistance

58 22 23
                                    

🎭🎭🎭

Brukh

Tubuh Jungkook ambruk bersamaan dengan tubuh ibunya yang sebisa mungkin Jungkook topang. Membalikkan tubuh ibunya yang sudah pucat dengan darah yang tersembur keluar mulut.

Dengan tangan gemetar Jungkook mengusap wajah ibunya, “Eomma, eomma mendengar ku kan? Kita baru bertemu lagi, tidak mungkin eomma mau meninggalkan ku lagi. Huh?”

Hyemi membuka matanya setengah, terbatuk-batuk saat bagaimana rasa nyeri itu menjalari seluruh tubuhnya. Menjadikan semuanya menjadi mati rasa dengan nafas yang tercekat, “Jungkook! Putra eomma. Jangan menangis nee.. haaa,” sebisa mungkin Hyemi menarik nafas, walaupun terdengar susah payah, “Eomma, gwenchana. Hm? Asalkan Jungkook baik baik saja, eomma juga akan baik-baik saja.”

Jungkook menggelengkan kepalanya kalut, dengan suara parau Jungkook kembali berbicara, “Anniya. Eomma, harus bersama ku seterusnya. Aku berjanji akan melindungi eomma. Kita akan hidup bahagia berdua. Jadi, tolong, bersama ku.” Jungkook terisak, bersamaan dengan ibunya tersenyum simpul.

Dengan tangan penuh darah, Hyemi meraba wajah putranya yang tampan, “Eomma, tidak ke mana-mana. Eomma akan selalu bersama mu. Di sini.” seru Hyemi sambil menunjuk hati Jungkook.

Hyemi tersenyum simpul untuk terakhir kalinya, sebelum mata itu tertutup rapat untuk selama-lamanya.

Jungkook menggeleng ribut, “Anni. Tidak boleh! An-andwe! ANDWEE!! EOMMA!” teriak Jungkook kalap. Berulang kali menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa sang ibu.

Tapi sayang, tubuh itu telah mati bersamaan dengan hidupnya yang kembali hampa.






🎭🎭🎭



Di sisi lain, Jihoon yang masih dalam perjalanan menuju tempat Sohyun pun mengernyit kala panggilan telepon nya tak kunjung Sohyun angkat.

Jihoon mendesah berat, tiba-tiba perasaannya menjadi tak tenang. Pikirannya terus tertuju pada Sohyun yang entah sedang apa dia.

“Ya! Lebih cepat lagi! Kita harus sampai di sana tepat waktu!” seru Jihoon pada anggotanya yang mengemudi.













Brakh

Buagh

Nafas Sohyun tersengal, matanya menatap Daesung nyalang. Tak memperdulikan nyeri di kakinya, Sohyun terus melayangkan pukulan dan juga tendangan.

Kini Daesung tak bisa berkutik, dia bahkan sudah terluka di bagian wajah. Terlihat darah tersembur keluar dari mulut bahkan hidung nya.

“Kau pikir, aku masih anak kecil bodoh yang hanya bisa meringkuk ketakutan? Kau pikir, aku masih anak kecil yang bisa orang dewasa perdaya?” Sohyun tersenyum sinis, dengan tatapan mata nyalang nya, Sohyun terus menerus berjalan maju dengan tertatih-tatih, “Kau benar. Kini aku sudah menjadi binatang buas yang siap mencabik-cabik mu kapan saja.”

Sohyun menyeringai, kemudian dia melakukan tendangan berputar hingga mengenai kepala Daesung dan membuat pria itu terjerembab ke belakang.

Brukh

“Uhuk! Uhuk!”

Sohyun melirik ke arah pistol nya yang tergeletak di tanah, kemudian mengambil pistol tersebut, mengokang nya dan menaruh jari telunjuk nya tepat di pelatuk. Siap mengeluarkan timah panas ke arah Daesung yang sudah tidak berdaya.

Sohyun meletakkan moncong pistol nya tepat di pelipis Daesung. Sohyun tersenyum sinis, “Selamat tinggal, sialan!” desis Sohyun tajam.

Grep

UNDERCOVER✔️Where stories live. Discover now