Tolong.

263 30 1
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Namun beomgyu dan taehyun belum juga pulang, padahal dari pagi mereka sudah datang dan mengobrol.

"Sayang? ini udah hampir jam dua, katanya mau nemenin yeonjun periksa kandungan? nanti keduluan malem lho." tanya taehyun pada sang suami.

"EH IYA ASTAGA! KAMU JUGA AH GA INGETIN AKU!" jawab beomgyu sedikit berteriak lalu memukul taehyun pelan.

"Maaf sayang, aku juga lupa. Ya udah, langsung pergi aja gimana? jangan marah, sayang nya tyun.." bujuk taehyun kepada beomgyu yang sedikit kesal padanya. Padahal, ini bukan salah taehyun. Yah, begitulah. Lelaki sejati memang harus selalu mengalah.

Yeonjun yang melihat momen harmonis mereka hanya tersenyum pahit. Entah kapan ia bisa seperti ini dengan soobin. Atau, tidak akan pernah? Memikirkan nya saja membuat yeonjun mual. Sangat mustahil.

"Yaudah, ayo njun! Ntar keburu malem. Ayo periksa kandungannya." ajak beomgyu sembari memegang tangan yeonjun untuk membantunya berdiri. Karena memang, untuk berdiri saja sulit bagi yeonjun karena perutnya yang semakin besar.

Karena merasa mengganggu waktu mereka, yeonjun menolak. Bagaimana ia bisa mengganggu pasangan yang sedang kasmaran ini? "Em, ga usah deh beom. Besok aja gimana? udah mau sore juga ini. Kalian pulang aja gapapa, habisin waktu berdua, hihi kiw." goda yeonjun.

"IH APAAN DAH NJUN?! GA, GA. LO HARUS PERIKSA HARI INI!" jawab beomgyu salah tingkah.

"Cailah, salting mah salting aja kali, beom. Gue beneran gapapa kok, besok ajaa. Telat berapa hari doang ga ngaruh." jawab yeonjun.

"Beneran gapapa, yeonjun?" tanya taehyun memastikan.

"Iya ah, budek ya lu bedua? Udahh, sana. Buat anak juga kek, biar anak gua ada temennya nanti." goda yeonjun sekali lagi.

Mendengar itu, perlahan muka beomgyu mulai memerah. Begitupun dengan taehyun. "APAAN SI GILA! YAUDAH AH. Besok gue kesini lagi ya!" ucap beomgyu memeluk yeonjun lalu segera menuju pintu keluar.

"Iya sayang, ga mau bikin?" Jawaban tak terduga keluar dari mulut taehyun yang membuat beomgyu membelalakkan matanya.

"UDAH DEH TYUN! JANGAN IKUT IKUTAN! JANGAN SAMPE GUE GESPERIN LU!" jawab beomgyu emosi lalu segera pergi meninggalkan taehyun dan yeonjun.

Taehyun dan yeonjun hanya tertawa melihat beomgyu yang terlihat sangat gemas.

"Yaudah, yeonjun. Gue sama taehyun pulang dulu. Kalo lo butuh apa-apa, jangan segan-segan buat minta bantuan kita berdua. Dan juga, kalo soobin macem-macem sama lo, gue sama beomgyu bakalan bantuin lo. Jangan takut buat minta bantuan, jangan takut ngerepotin, lo ga pernah ngerepotin gue sama beomgyu kok. Yang penting jaga kesehatan kadungan lo. Gue pergi dulu ya." setelah mengatakan itu, taehyun pergi meninggalkan kediaman yeonjun.

Yeonjun yang mendengar itu rasanya ingin menangis, beomgyu sangat beruntung memiliki sosok seperti taehyun disampingnya.
Andaikata soobin juga seperti itu. Tapi yeonjun tak ingin menaruh harapan. Mustahil bagi soobin untuk menerima dirinya, sangat mustahil.

Tak ingin berlarut-larut memikirkannya, yeonjun segera menuju dapur untuk memasak makan malam untuk dirinya dan juga soobin, ya walaupun tidak makan bersama. Tidak apa, setidaknya yeonjun sangat bersyukur, soobin masih mau memakan masakannya. Itu sudah lebih dari cukup untuk yeonjun.

.
.
.

Waktu berlalu, sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Yeonjun telah selesai masak. Setelah selesai, yeonjun langsung membersihkan dirinya. Sangat gerah berada di dapur dalam waktu cukup lama. Apalagi dengan beban diperutnya yang semakin berat.

Setelah selesai, yeonjun merebahkan dirinya di kasur kamarnya. Harusnya yeonjun segera makan, namun yeonjun tak punya selera. Ia merasa mual saat melihat makanan. Kepalanya pusing, mual yang terus terasa.

Yeonjun segera turun untuk menghubungi soobin, karena ia ingat ponsel nya tertinggal di dapur. Namun nihil, soobin sama sekali tak menjawab telpon darinya. Ini sudah pukul setengah tujuh malam. Seharusnya soobin sudah pulang sekarang, jika tidak lembur.

Namun, kepala yeonjun semakin pusing, semakin mual. Perutnya tiba-tiba saja terasa sangat sakit, seperti ditusuk dengan belati yang sangat tajam. Yeonjun akhirnya memutuskan untuk menghubungi beomgyu.

Yeonjun sangat bersyukur, beomgyu mengangkat telponnya.

"halo njun! ken——"

"B-beom.. t-tolonghh b-bayi gue.."

"YEONJUN?! LO KENAPA?! BAYI LO KENAPA?? YEONJUN! YEON——" tak sempat melanjutkan kata katanya, hubungan sudah terlebih dahulu terputus. Yeonjun pingsan.

Beomgyu panik setengah mati, ia dan taehyun langsung menuju rumah yeonjun. Dalam perjalanan, beomgyu berusaha menghubungi soobin, namun lagi-lagi soobin tak menjawab telpon tersebut.

Mereka sudah sampai dirumah yeonjun. Tanpa menunggu lama mereka langsung masuk dan melihat yeonjun tergeletak tak sadarkan diri di samping meja dapur.

Beomgyu histeris, ia langsung menghampiri yeonjun untuk mengecek keadaannya. Ternyata yeonjun belum sepenuhnya tidak sadarkan diri. Dia benar-benar pingsan setelah menjawab pertanyaan dari beomgyu yang panik bukan main.

"YEONJUN!! BANGSAT LO KENAPA?!! KENAPA GA HUBUNGIN GUE DARI AWAL?!! NJUN PLIS JAWAB GUE!!" teriak beomgyu panik.

"S-sakit beom.. perut—nya.. s-sakit.." rintih yeonjun.

Tak menunggu lama, mereka membawa yeonjun kerumah sakit terdekat. Saat sampai dirumah sakit, yeonjun langsung dilarikan ke UGD. Beomgyu menangis, ia sudah memikirkan yang tidak-tidak. Taehyun yang melihat itu berusaha menenangkan beomgyu. Memberi kata kata penenang.

"Udah, sayang.. Jangan khawatir, yeonjun dan anaknya pasti gapapa. Kamu tau kan yeonjun itu kuat. Udah ya, jangan nangis sayang." ucap taehyun mencoba menenangkan beomgyu.

"G-gabisa tyun.. hiks, hiks. Gimana kalo yeonjun sama anaknya kenapa napa?? hiks, hiks." jawab beomgyu sambil sesenggukan.

"Ga kenapa-kenapa. Pasti. Kita serahin aja semuanya ke dokter. Dokter pasti bisa ngatasin ini. Udah ya.."

Beomgyu pun menjadi sedikit tenang karena nya. Sambil menunggu kabar dari dokter, beomgyu tetap mencoba menghubungi soobin terus menerus. Dan akhirnya, soobin menjawab telpon tersebut.

"Beom? kamu, ngehubungin aku?"

"Aku ga mau basa basi, bin. Yeonjun masuk rumah sakit, sekarang dia di lariin ke rumah sakit XXX, mending kamu kesini sekarang."

Tak menunggu jawaban dari soobin, beomgyu langsung mematikan panggilan secara sepihak. Karena ia tak mau taehyun merasa cemburu, walaupun taehyun tak menunjukkannya beomgyu tau, taehyun pasti merasa cemburu dan sakit hati. Taehyun membenci soobin, kota semua tau itu. Karena soobin pernah membuat sang pujaan hati merasakan patah hati yang sangat dalam. Tapi ia juga berterima kasih, karena soobin juga, ia bisa bersama beomgyu sekarang.

Tak lama, soobin pun sampai. Ia melihat taehyun yang sedang memeluk beomgyu, berusaha menenangkannya. Soobin merasa sangat sakit di hatinya, ia tentu belum bisa melupakan sang mantan kekasih. Namun, soobin berusaha menyembunyikan perasaannya.

"Beom.. Yeonjun, kenapa?" ucap soobin perlahan menghampiri keduanya.

.
.
.

Jangan lupa votenya!

A mistake || SoobjunKde žijí příběhy. Začni objevovat