17. The end of an escape

48 17 15
                                    

🎭🎭🎭

Karena perjalanan dari Seoul menuju Busan lumayan memakan waktu, akhirnya mereka sampai saat pagi menjelang. Apalagi, mereka memutuskan untuk bersih-bersih terlebih dahulu dan beristirahat sebentar di rest area.

Hari ini, mereka sampai saat waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Dari tempat mereka, masih memerlukan waktu untuk sampai ke rumah sakit jiwa tempat ibunya Jungkook berada.

Karena rumah sakit jiwa itu berada cukup di tempat yang jauh dari perkotaan dan keramaian.

Sekarang Sohyun benar-benar memastikan sendiri bahwa kebiadaban seorang Jeon Shinwa bukan hanya pada orang lain, namun juga pada cucunya sendiri. Sohyun tidak menyangka, bahwa Jungkook bisa menghadapi hal separah ini.

Sreet

Jungkook melirik ke arah Sohyun yang menyodorkan sebungkus roti, “Makanlah! Dari semalam seperti nya kau tidak mengisi perut mu.”

Jungkook yang bersandar di body mobil pun tersenyum getir, memainkan ujung sepatunya abstrak, lalu menghembuskan nafas berat, “Rasanya, mau makanan enak atau tidak, rasanya tetap sama. Hambar, dan membuat ku mual. Menurut mu, apa ibuku baik-baik saja di sana?”

Jungkook menolehkan kepalanya ke arah Sohyun, menatap Sohyun dengan sorot mata lelah yang entah sudah berapa lama Jungkook tahan hingga dia sampai pada batas nya, “Apa harabojie melakukan sesuatu yang buruk terhadap ibuku selama ini? Aku takut, kenyataan berikutnya, membuatku semakin di landa kekhawatiran.”

Saat ini, bukan lagi Jeon Jungkook dengan aura gelapnya. Bukan lagi Jeon Jungkook yang bersikap selayaknya pemimpin dari black phantom. Toh, semua yang Jungkook miliki ada andil besar Jeon Shinwa di dalamnya.

Sohyun tersenyum simpul, memberikan sebungkus roti itu ke dalam genggaman Jungkook, “Aku tidak tahu. Tapi yang pasti, agar ibumu senang, kau harus menemuinya dalam keadaan baik-baik saja. Jadi makanlah, walau hanya sedikit. Sebentar lagi kita berangkat.”

Setelah berkata demikian, Sohyun pun beranjak masuk ke dalam mobil. Terkejut saat melihat Taehyung yang tengah menatapnya dari kaca spion.

“Kau, sudah bangun?”

Taehyung menggeser duduknya untuk lebih mendekat pada Sohyun, “Kau tahu kan, siapa yang sedang kau hibur tadi?”

Sohyun mengernyit, menoleh dan menatap Taehyung bingung, “Maksudmu?”

Taehyung berdecak, lalu melipat kedua tangan di dada, “Kau bilang kau profesional. Jadi lakukan tugas mu sebagai polisi! Yang ada, malah kau tidak tega menangkap nya. Ingat! Mau apapun yang telah terjadi padanya, dia tetap sudah merugikan banyak orang! Termasuk dirimu!”

Sohyun terpaku. Sementara Taehyung hanya kembali menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil dan kembali memejamkan mata.

Sesekali memastikan Sohyun lewat penglihatan setengahnya. Melihat bagaimana ekspresi wajah Sohyun saat dia berkata demikian.

Yah, apapun ekspresi nya, seharusnya Sohyun tahu. Mana yang benar-benar tulus, dan mana yang hanya karena kasihan. Dan Taehyung yakin, sikap Sohyun saat ini hanyalah sebuah pengasihan.

🎭🎭🎭

Tak terasa, mereka pun telah sampai di depan rumah sakit jiwa tempat ibu Jungkook berada.

Jungkook tersenyum senang, karena sebentar lagi akan bertemu dengan ibunya. Dan setelah ini, dia akan melindungi ibunya apapun yang terjadi.

Sohyun keluar dari mobil. Mengecek ponsel Yoongi yang ia bawa untuk memastikan bahwa Jihoon dan yang lainnya sudah jalan menuju tempat mereka saat ini.

UNDERCOVER✔️Where stories live. Discover now