"Siap?" Tanya Shani sembari melirik pada Azizi lalu berganti pada Freya. Dua anak itu tersebut mengangguk dan langsung memasang kuda-kuda.

Tangan Shani terangkat dan Azizi langsung menyerang Freya dengan cepat.

-

"Sayang."

Kathrina menoleh ke kiri, menatap Gita yang memanggilnya dengan lembut. "Kenapa sayang?" Tanya Kathrina seraya memelankan laju mobil yang ia kendarai.

Tadi sore dokter bilang kalau Gita sudah bisa istirahat diluar rumah sakit. Maka dari itu Kathrina langsung membawanya pulang kerumah agar bisa menjaganya lebih leluasa. Ya, leluasa.

Tubuh Gita tegap bersandar pada kursi. Dengan lukanya yang masih basah, Gita masih belum bisa bergerak dengan bebas. "Kita mampir disekolah aku sebentar, ya? Ada yang mau aku ambil di ruang OSIS."

"Malam-malam begini?" Kathrina mengerutkan keningnya. Sedikit heran dan juga penasaran dengan barang apa yang ingin Gita ambil. Sepenting itukah? Sampai harus diambil malam ini juga.

Gita menganggukkan kepalanya. "Bolehkan sayang?"

Bagaimana bisa Kathrina menolaknya. Mata Gita yang berbinar seperti seekor anak kucing itu membuat jantung Kathrina tidak aman.

Tenang Kathrina, tenangkan dirimu. Gita belum sembuh sepenuhnya. Tahanlah hasrat yang bergejolak didalam dirimu Kathrina.

Kathrina kembali menoleh kedepan, berusaha fokus pada jalan malam yang cukup sepi itu. Bibirnya berkali-kali ia lumat sendiri, menahan rasa geli yang sudah memuncak didalam tubuh.

Berat dan menyiksa. Tapi Kathrina harus menahannya hingga Gita pulih nanti. Setelah itu, barulah Kathrina bisa dengan buas dan puas melakukan segalanya pada tubuh Gita yang sudah lama sekali tidak ia sentuh.

Mereka berdua hening, tak membuka obrolan apapun hingga sampai diparkiran sekolah Gita. Beruntung ada satpam yang masih berjaga dimalam seperti ini, membuat Gita dan Kathrina bisa masuk kedalam sekolahan dan langsung menuju ruang OSIS dibelakang gedung-gedung sekolah.

"Ga dikunci," ucap Kathrina setelah membuka pintu ruang OSIS itu. "Yang paling cantik sejagat raya duluan," silah Kathrina sambil melebarkan pintunya agar Gita bisa masuk dengan leluasa.

Gita terkekeh kecil. Sedikit tertatih ia berjalan sambil menggenggam tangan Kathrina yang sudah lebih dahulu terangkat sebelum Gita melangkah.

Kathrina menuntun Gita, membawanya berjalan menuju lemari persediaan OSIS. "Kamu carikan LPJ didalam situ, ya," pinta Gita seraya mendudukkan dirinya diatas kursi ketua OSIS yang berada didekat lemari.

Kathrina mengangguk setelah membantu Gita duduk. Bergegas ia buka setiap pintu lemari dan juga laci yang ada, mencari kertas LPJ yang Gita maksud. Banyak kertas yang ia angkat dan ia tunjukkan pada Gita, tapi tak ada satupun yang sesuai seperti yang Gita cari.

Entahlah, padahal Kathrina sudah menelitinya dengan baik. Tapi entah kenapa tak ada satupun LPJ yang sesuai. Kembali Kathrina orak-arik isi lemari itu dan mengeluarkan semua kertas-kertas nya.

"Kayaknya ga ada, deh." Kathrina menyerah, sudah ada sekitar setengah jam mereka mencari kertas itu diantara semua kertas yang ada. Tak kunjung Kathrina temukan, akhirnya ia mengeluh dan langsung mendudukkan dirinya diatas lantai kendati merasa pegal. "Udah diambil temen kamu mungkin," sambung Kathrina seraya mendongak menatap Gita yang duduk dikursi.

PENGASUHWhere stories live. Discover now