"Apa yang kaulakukan?! Kakimu masih bengkak begini!"

"Tapi, sebentar lagi penutupan! Kedua desainer dan para model harus keluar!" Ling balik menyembur. "Sakitnya sudah hilang, jadi aku bisa–ah!"

Terlalu cepat Ling menyimpulkan kondisinya. Efek semprotan kloretil cuma sementara; nyeri yang menyiksa itu kembali bahkan sebelum bibir Ling terkatup. Ia pun urung berdiri, tetapi paramedis malah memintanya untuk bangkit.

"Kakak saya sedang kesakitan. Bisakah memeriksanya sambil duduk saja?" Kelihatan betul bahwa Wei sedang menahan diri dari meninggikan suaranya kepada si paramedis.

"Saya bukan mau memeriksa," ucap si paramedis. "Nona Zhang terkilir dan kita belum bisa memastikan apakah ada robekan tendon atau bahkan patah tulang. Dia tak akan bisa berjalan untuk menyelesaikan show, maka pakaiannya harus dikenakan model pengganti. Bukankah begitu?"

Dada Ling berdenyut nyeri. Kenyataan ternyata sangat kejam; ia mempersiapkan diri begitu lama, melalui proses melelahkan yang tak pernah dibayangkannya, tetapi ketika ambisinya mulai timbul untuk bersinar di runway, ia justru terempas. Waktu yang dihabiskannya bersama Xiang telah menumbuhkan kecintaannya pada karier ini; untuk Xiang pula, ia berjuang sampai sejauh ini ... hanya untuk berhenti dekat garis finish.

Ling tidak bisa tidak mencebik ketika bersitatap dengan Xiang. Sang 'pangeran era Republik' kini berlutut sama rendah dengan paramedis dan Mingmei, tidak peduli jubah kebesarannya terhampar ke lantai dan mungkin ternoda. Mata pria itu berkilapan; apakah pria itu sama terluka dengannya? Mungkin Ling berkhayal.

Wei–yang berdiri di belakang Ling–mendesah putus asa.

"Wu Yiping punya postur dan bentuk tubuhnya paling menyerupai Ling. Dia bisa menggantikan posisi duta saat penutupan," ujar Wei, menyebutkan nama salah satu model pendamping yang langsung tegang di tempatnya berdiri.

"Tunggu!" Tian menyergah. "Posisi Zhang Ling tidak bisa digantikan. Jika dia tidak keluar, tidak perlu ada yang menggantikannya."

"Gaun ini adalah identitas koleksi wanita pertama Kevin Huo. Look terakhir Ling adalah jantung fashion show ini." Wei diam-diam menggigit bibir saat Ling menatapnya letih dengan mata redup. "Kita semua bekerja keras untuk gaun itu. Saya memutuskan hal ini juga dengan berat hati."

Kening Tian berkerut. "Jadi, Anda berpikir hanya look-nya yang penting, bukan dutanya sendiri?"

"Tolong berhenti ...."

Begitu Ling meminta, Wei dan Tian berhenti berselisih. Tangan gadis itu lantas terulur pada Mingmei yang paling dekat dengannya. Paham, Mingmei maju agar Ling dapat memegangi tubuhnya. Dengan begitu, Ling bisa berdiri tanpa harus menyanggakan tubuh ke kedua kakinya sepenuhnya.

"Saya mengerti. Desainer Zhang benar, baju ini harus tetap kembali ditampilkan." Ling menunduk dalam-dalam. "Waktu kita sedikit. Tolong bantu saya melepaskan pakaian ini."

Tidak ada yang terjadi; ruangan itu hening, kesenyapan yang mati. Ling sempat mendengar langkah kaki mendekat, mungkin wardrobe assistant yang hendak membantunya, tetapi ia sudah terlanjur emosi karena mereka begitu lambat.

"Cepatlah! Kakiku sakit dan tidak ada waktu lagi!"

Berteriak justru memperburuk perasaan Ling. Ia merasa makin bersalah pada semua orang, masih berpikir bahwa insiden ini terjadi karena kecerobohannya. Namun, ia juga jengkel karena orang-orang di sekitarnya tak segera menyelesaikan krisis. Ia juga kesal pada diri sendiri yang tak berdaya, padahal dirinyalah penyebab seluruh masalah ini. Segala perasaan buruk itu mewujud menjadi teriakan parau yang diikuti isakan.

Kevin Huo's ProposalWhere stories live. Discover now