-Part 38-

720 127 26
                                    

Kini Chaeyoung bersama Dowon akan kembali ke mansion dengan bantuan Jisoo dan yang lain. Tidak lupa juga mereka berpamitan dengan sosok Joy, Yeri dan Chanyeol yang selama ini sudah banyak membantu Chaeyoung.

"Oppa, terima kasih karena selalu ada disamping Chaeyoung" ujar Jisoo.

Chanyeol tersenyum "Oppa sudah menganggap kalian seperti saudara Oppa sendiri"

"Dan apa bisa kalau Chaeyoung berhenti bekerja? Aku ingin Chaeyoung kembali sekolah" ujar Jisoo.

"Pasti bisa Ji. Oppa juga ingin Chaeyoung kembali sekolah bahkan Oppa sudah menawarkan diri untuk membiayai persekolahannya tapi dia menolaknya"

"Oppa sudah banyak membantu aku. Aku tidak ingin merepotkan Oppa lagi" ujar Chaeyoung.

"Kamu tidak pernah merepotkan. Berkat kamu, Oppa jadi sadar kalau setiap kehidupan itu harus ada perjuangan" balas Chanyeol dengan tulus.

"Joy, gue minta maaf atas sikap gue selama ini. Gue terlalu egois sehingga gue mengabaikan semua nasihat dari lo. Dan terima kasih juga karena lo sudah menjaga adik gue dengan baik. Gue bersyukur karena adik gue dipertemukan dengan sosok lo" ujar Jennie menatap Joy dengan sendu.

"Syukurlah kalau lo sudah menyadari semuanya" balas Joy.

"Gue harap kita masih bisa menjadi sahabat ya"

Joy terkekeh kecil "Kita sahabat selamanya"

"Dan terima kasih juga untuk lo bocil" ujar Lisa merangkul Yeri "Terima kasih karena sudah ada disamping kembaran gue. Lo memang sahabat terbaik untuk Chaeng"

"Santai saja dong. Chaeyoung, lo sama Jihyo itu sahabat gue jadi gue pasti akan selalu ada untuk kalian" balas Yeri membuat Chaeyoung ikut merangkul pundaknya.

"Lo memang yang terbaik Yer" puji Chaeyoung dibalas senyuman dari Yeri.

"Kita semua pulang duluan ya. Kapan kapan kalian mampir saja ke mansion" ujar Jisoo.

"Baiklah Eon" sahut Joy.

Setelah selesai berpamitan, Jisoo bersama ketiga adiknya akhirnya berganjak memasuki mobil.

Dimana Dowon? Nah, pria ini sudah dari tadi dimasukkan kedalam mobil si. Sekarang dia hanya mampu terdiam dengan pasrah di jok belakang bersama kedua anak kembarnya.

"Chae" panggil Jennie menatap jok belakang.

"Hurm?" Sahut Chaeyoung.

"Apa kamu tidak melakukan rawatan?"

Pertanyaan dari Jennie sontak membuat Chaeyoung terdiam selama beberapa detik bahkan sekarang Lisa ikut menatapnya untuk menuntut jawaban sementara Jisoo pula hanya fokus menyetir walaupun telinganya ikut mendengarkannya.

"Chaeng, jawab dong" desak Lisa.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "A-Aku tidak melakukan rawatan"

"Kenapa kamu tidak melakukan rawatan Chae!" Kesal Jennie.

"Karena aku ingin menyusul Eomma. Selama ini aku hidup sendirian dan hanya Eomma yang menyayangi aku"

Jawaban dari Chaeyoung sontak membuat Jennie, Jisoo dan Lisa terdiam dengan rasa sesak dihati mereka.

"Kita semua sayang sama kamu Chae" Jisoo akhirnya memecahkan keheningan.

Chaeyoung tersenyum tipis "Syukurlah kalau kalian menyayangi aku"

"Kamu lakukan rawatan ya. Eonnie yang akan menanggung semua biaya rawatan kamu" ujar Jisoo.

"Jangan Eon. Aku tidak ingin melakukan rawatan" tolak Chaeyoung.

"Kenapa Chaeng!? Kamu tidak ingin sembuh hah!?" Marah Lisa.

"Memangnya kamu fikir rawatan itu enak!? Rasanya sakit Li! Aku yang menanggung semuanya! Aku yang harus merasakan sakitnya dan kalian seenaknya saja memaksa aku tanpa tahu rasa sakit yang aku alami!" Balas Chaeyoung ikut tersulut emosi.

Seketika suasana kembali menjadi hening. Hanya deru nafas memburu Chaeyoung yang kedengaran. Gadis ini memang gampang tersulut emosi gara gara penyakit yang dialami olehnya itu.

"Kita bahas soal ini nanti saja" ujar Jisoo meleraikan perdebatan.

Tidak lama kemudian, mereka akhirnya tiba dimansion.

Chaeyoung langsung saja memanggil Pak Satpam untuk membantunya mengeluarkan Dowon dari mobil.

"Terima kasih Pak" ujar Chaeyoung setelah Dowon didudukkan diatas kursi roda.

"Sama sama Nona" sahut Pak Satpam sebelum kembali ke tempatnya.

"Ayo kita masuk Appa" ujar Chaeyoung mendorong kursi roda Dowon untuk memasuki mansion sementara Jisoo dan yang lain hanya mengikutinya dari belakang.

Dengan menggunakan lift, mereka akhirnya tiba didepan kamar milik Dowon.

"Sekarang Appa istirahat ya. Nanti aku ke sini lagi" ujar Chaeyoung.

"Li, ayo bantu aku" ajak Chaeyoung yang membutuhkan bantuan untuk membaringkan Dowon diatas kasur.

"Biarkan saja Pak Tua itu disitu" balas Lisa datar. Jennie dan Jisoo pula hanya berdiam diri didepan pintu kamar dengan wajah datar mereka.

Sepertinya mereka memang masih belum menerima maaf dari Dowon.

"Lalisa" panggil Chaeyoung dengan serius.

Tidak bisa membantah, Lisa akhirnya menghampiri Dowon dengan wajah jengkelnya.

Akhirnya kedua gadis itu berjaya membaringkan Dowon diatas kasur.

"Anda lihat saja deh, anak yang sering anda hina bahkan sanggup melakukan apa saja untuk anda. Seharusnya anda malu Tuan Shin yang terhormat" sinis Lisa sebelum menarik Chaeyoung keluar dari kamar Dowon.

Kata kata yang dilontarkan oleh Lisa cukup membuat Dowon meneteskan air matanya. Apa yang dikatakan oleh anak bungsunya itu ada benarnya dia dia cukup menyesali semua perbuatannya dulu.

"Maafkan Appa"










"Maafkan Appa"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ga sabar😍




Tekan
   👇

Senja ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt