Prolog - Beyond The Azure Gate

29 6 0
                                        

Master Azure membuka mulut dan terbatuk sekali hingga memantulkan benda becahaya yang seolah tidak tunduk pada gaya gravitasi. Jika diperhatikan dengan seksama, pusaran cahaya tersebut mengingatkan Schifar dengan tampilan galaksi hasil tangkapan teleskop canggih yang berkelana di luar angkasa.

Perlahan-lahan, spiral tersebut berputar ke kanan hingga menciptakan lubang menganga yang terus membesar, diiringi cahaya hijau dan dan biru yang berdenyar bergantian. Sebuah portal baru saja terbuka di hadapan si rambut biru yang mengatupkan mulut rapat-rapat. Sulit menebak apa yang sedang melintas dalam benaknya saat ini. Yang pasti, selain sulit mengalihkan pandangan, ia sama sekali tidak berkedip hingga beberapa tetes air mata bergulir dari sudut matanya.

Apa yang sanggup menghipnotisnya? Tidak mungkin kabut hijau tebal yang di seberang lubang portal, bukan?

Tiga ujung bulat yang berada di ujung 'ekor spiral' sekarang terbuka dan menampakkan simbol Capricorn, Taurus, dan Virgo yang menyala seturut arah jarum jam. Bukan hanya itu, ketiga simbol perlahan-lahan bergerak ke pusat lingkaran portal dan menyibak kabut.

Kelihatanlah sebuah lorong cahaya panjang tanpa ujung.

"Para pelayanku. Bagian dari Zodiak Saga yang hebat. Mari kita berangkat!" Master Azure bergerak masuk ke dalam portal diikuti tiga pelayannya yang tinggal di Rumah Timur di Langit Atas. Mereka bertiga memegang Schifar.

***

Schifar sulit percaya akan tiba saat baginya untuk menduduki kepala si kakek genit yang sekarang berada dalam wujud naga raksasa bersisik hijau bercampur biru. Meski penasaran, ia lebih memilih berdiam diri. Sekeliling mereka berupa ruang hampa yang melemahkan ataupun melumpuhkan beberapa indra. Satu-satunya sumber cahaya berasal dari beberapa titik yang sesekali berkelip. Mungkinkah itu bintang? Entah, dirinya sendiri tidak yakin.

Tidak ada angin yang bisa mengajak rambutnya menari bebas, padahal mereka tengah melesat mengikuti sebuah jalur mirip bentangan sarang laba-laba. Ia tidak cukup penasaran untuk mengira-ngira seberapa besar makhluk berkaki delapan tersebut. Selain itu, selama--entah berapa lama--perjalanan telinganya sama sekali tidak bisa menangkap suara. Mungkin karena di sini segalanya hampa. Setidaknya ia tidak kesulitan bernapas berkat mantra termudah yang bisa dipelajarinya, Aeriola Manifestra.

"Kau percaya dengan keberadaan eidolon?"  Dunia sunyi Schifar buyar akibat satu pertanyaan seseorang di masa lalu. Si gadis pemilik suara seakan tengah berbicara di dekat telinga Schifar.

"Mereka hanya hasil kreasi musuh untuk mengacaukan pikiran. Konsentrasi Lio, jangan lengah!"  Jawaban setengah membentak inilah yang ia berikan pada gadis itu. Sebuah jawaban yang membuatnya menyesal dan dikejar rasa bersalah hingga detik ini.

Eidolon, mereka benar-benar ada dan selalu siap menggapai Schifar supaya masuk ke dalam dunia mereka.

"Jangan mengosongkan pikiran." Virgo memegang bahu Schifar setelah melihat gelagat aneh Schifar yang celingak-celinguk mencari sumber suara dari gadis yang hanya disebut sebagai Lio itu.

"Ada yang mengikuti kita di sini?" tanya Schifar. Bola matanya terus bergerak-gerak, begitu juga dengan telinga lancip berbulu yang bertengger di kedua sisi puncak kepalanya.

Taurus menimpali, "Siapa? Seseorang mengajakmu bicara?"

Anggukan Schifar membuat kedua zodiak saling tatap. Virgo kembali bersuara, "Abaikan apa pun yang kau lihat dan dengar saat ini."

Perjalanan yang akan membawa Schifar entah ke mana memang akan dipenuhi oleh beberapa gangguan yang dapat mendistorsi seluruh indra jika mental mereka tidaklah kuat untuk menangkal apa pun yang akan datang.

***

>>> Bab 1: Eidolion

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Redemption: EidolonWhere stories live. Discover now