⚘ 07 : Beautiful [Yejun x Reader]

71 8 1
                                    

―――――――――――――――――
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🐬🐬🌹🌹🌹🌹🌹🌹
―――――――――――――――――

Yejun berlari melewati lorong rumah sakit yang teramat panjang, ia tidak perduli walaupun napasnya terengah-engah.

Kalaupun bisa teleportasi, Yejun ingin segera teleportasi sekarang juga, ia ingin menemui kekasihnya, wanita yang paling ia cintai di dunia.

Nama sang kekasih tertulis di depan pintu kamar rumah sakit, tanpa pikir panjang, Yejun segera menerobos masuk.

"Oppa? Astaga, kau sering memarahi ku saat berlarian, tapi kau sendiri begitu."

Suara yang sangat lembut itu, melihat sang kekasih terbaring di atas kasur rumah sakit membuat dadanya terasa sesak.

"[Name], penyakitmu―"

"Oppa, aku baik-baik saja," [Name] memotong kalimat Yejun.

"Kau tidak baik-baik saja, jangan bohong padaku, [Name]."

"Aku benar-benar tidak apa-apa, lihat, aku masih segar dan bugar."

Sungguh munafik sekarang [Name] tersenyum agar sang kekasih terlihat lebih tenang, namun sebenarnya ia sangat takut, ia tidak ingin mati.

Yejun menundukkan kepalanya, sekuat tenaga untuk menahan air matanya yang nyaris berjatuhan karena takut.

Dini hari, setelah Yejun memeriksa beberapa pasien di rumah sakit, ia mendapat kabar bahwa kekasihnya tiba-tiba saja mengalami muntah darah dan pingsan di tempat kerjanya, membuat kekasihnya itu segera di larikan ke rumah sakit dimana Yejun bekerja.

Puk!

Yejun mendongak ketika telapak tangan [Name] mengelus surai rambutnya dengan lembut.

"Aku akan menemukan obatnya, aku berjanji, [Name]."

"Ne, aku akan menunggumu."

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟

Yejun terisak, menatap seorang pasien yang telah ditutupi dengan sebuah kain putih.

Dengan tangan gemetar, ia membuka kain yang menutupi pasien tersebut, mendapati wajah dari orang yang paling ia cintai kini telah berubah menjadi pucat.

"[Name]..." gumam nya, tidak sanggup lagi menahan sesak di dadanya.

"[Name], ini bohong kan... Kau bilang akan menunggu ku..." gumam Yejun di sela isakan tangis nya.

Perlahan ingatan nya berputar, waktu yang ia habiskan bersama [Name], ia merindukan itu.

Selama ini Yejun jarang menghabiskan waktu bersama [Name] karena ia adalah seorang dokter, kesibukannya membuatnya tidak bisa selalu ada di samping [Name], bahkan saat [Name] membutuhkannya.

Namun satu hal yang ia selalu ingat, [Name] tidak pernah mengeluh, [Name] tidak mengatakan apapun meskipun tidak menyukainya.

"[Name], buka mata mu, ku mohon," ucapnya sembari menggenggam erat tangan [Name].

Yejun jatuh terduduk di lantai yang dingin, namun dingin nya lantai tersebut tidak sedingin tubuh sang kekasih.

―――――――――――――――――
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🐬🐬🌹🌹🌹🌹🌹🌹
―――――――――――――――――

『DAY'S WITH YOU』❅ PLAVE x PLLIWhere stories live. Discover now